Andap Revianto Siagakan Anggota Selama Debat Pilkada
pada tanggal
20 Juni 2018
AMBON, LELEMUKU.COM - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku Irjen Pol. Andap Budhi Revianto, S.I.K, instruksikan anggotanya agar siaga selama Debat pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) baik gubernur maupun kabupaten di Provinsi Maluku yang berlangsung dalam beberapa waktu terakhir ini.
"Saat ini kita sedang stand by dan mengikuti petunjuk Mabes Polri. Kita stand by sampai tanggal 20 , tujuannya jika dibutuhkan dan ada pergerakan pasukan maka akan mudah. Kemarin di Maluku Tenggara ada debat publik dan beberapa pejabat Polda ada yang berangkat kesana untuk melaksanakan eksistensi giat tersebut. Ini menandakan kita siaga dan selalu peka dengan situasi yang ada," ujar Kapolda saat memimpin apel pagi gabungan personil Polda Maluku yang dilaksanakan di Lapangan Upacara Letkol Pol. (Purn.) Chr. Tahapary Tantui, Kota Ambon, Selasa (19/6).
Menurut rilis dari Humas Polda Maluku, Revianto meminta para personil untuk selalu waspada dan peka dengan perkembangan di masyarakat. Sebab pengendalian ketertiban masyarakat selama pilkada berlangsung berada di tangan anggotanya. Sembari menegaskan bahwa tiap anggota polri harus paham dan dapat mengenali tugas dalam mengamankan pilkada dengan baik.
"Personil di lapangan harus lebih peka lagi dengan informasi dan situasi di lapangan, kedepan juga ada banyak tugas-tugas yang harus kita laksanakan dengan baik dan dibutuhkan kesiapan fisik dan mental kita. Kenali semua potensi ancaman yang dapat membahayakan diri kita dan masyarakat yang kita lindung," ujar dia.
Dikatakan, salah satu perubahan situasi masyarakat yang saat ini terjadi adalah kondisi masyarakat yang saat ini sedang demam menonton kejuaraan sepak bola Piala Dunia 2013 di Rusia.
"Ada juga pembukaan piala dunia dan mulai muncul fenomena dimana ada masyarakat yang begadang hingga larut dan sebagainya, potensi gangguan keamanan masyarakat dapat terjadi kapan saja dan di mana saja," ungkap Kapolda.
Sehingga ia berharap agar anggotanya harus siap dan jeli dalam melihat perubaha situasi saat ini. Termasuk juga antisipasi serangan-serangan teror oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
"Sebab rata-rata personil polri yang di serang di lapangan itu karena polisinya tidak siap atau tidak siaga," pungkas dia. (Albert Batlayeri)
"Saat ini kita sedang stand by dan mengikuti petunjuk Mabes Polri. Kita stand by sampai tanggal 20 , tujuannya jika dibutuhkan dan ada pergerakan pasukan maka akan mudah. Kemarin di Maluku Tenggara ada debat publik dan beberapa pejabat Polda ada yang berangkat kesana untuk melaksanakan eksistensi giat tersebut. Ini menandakan kita siaga dan selalu peka dengan situasi yang ada," ujar Kapolda saat memimpin apel pagi gabungan personil Polda Maluku yang dilaksanakan di Lapangan Upacara Letkol Pol. (Purn.) Chr. Tahapary Tantui, Kota Ambon, Selasa (19/6).
Menurut rilis dari Humas Polda Maluku, Revianto meminta para personil untuk selalu waspada dan peka dengan perkembangan di masyarakat. Sebab pengendalian ketertiban masyarakat selama pilkada berlangsung berada di tangan anggotanya. Sembari menegaskan bahwa tiap anggota polri harus paham dan dapat mengenali tugas dalam mengamankan pilkada dengan baik.
"Personil di lapangan harus lebih peka lagi dengan informasi dan situasi di lapangan, kedepan juga ada banyak tugas-tugas yang harus kita laksanakan dengan baik dan dibutuhkan kesiapan fisik dan mental kita. Kenali semua potensi ancaman yang dapat membahayakan diri kita dan masyarakat yang kita lindung," ujar dia.
Dikatakan, salah satu perubahan situasi masyarakat yang saat ini terjadi adalah kondisi masyarakat yang saat ini sedang demam menonton kejuaraan sepak bola Piala Dunia 2013 di Rusia.
"Ada juga pembukaan piala dunia dan mulai muncul fenomena dimana ada masyarakat yang begadang hingga larut dan sebagainya, potensi gangguan keamanan masyarakat dapat terjadi kapan saja dan di mana saja," ungkap Kapolda.
Sehingga ia berharap agar anggotanya harus siap dan jeli dalam melihat perubaha situasi saat ini. Termasuk juga antisipasi serangan-serangan teror oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
"Sebab rata-rata personil polri yang di serang di lapangan itu karena polisinya tidak siap atau tidak siaga," pungkas dia. (Albert Batlayeri)