Bank Indonesia Nilai Pertumbuhan Ekonomi di Maluku Meningkat
pada tanggal
30 Juni 2018
AMBON, LELEMUKU.COM - Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi di Provinsi Maluku pada triwulan I tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 5,25 persen, setelah pada triwulan sebelumnya tercatat sebesar 5,11 persen. Namun mengalami penurunan jika dibandingkan periode triwulan I tahun 2017, yang dapat tumbuh sebesar 6,62 persen.
"Hal ini di sebabkan karena adanya beberapa faktor diantaranya nilai tukar dolar amerika mulai menguat didunia, yang mengakibatkan nilai mata uang rupiah melemah yang mana melemahnya investor menanam modalnya di wilayah Maluku," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi, dalam presentasenya pada kegiatan Diseminasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Maluku Triwulan I Tahun 2018 dan Diskusi Publik ‘Mendorong Investasi di Sektor Perikanan’, yang berlangsung di The Natsepa Hotel, Kamis (28/6).
Hadir dalam acara ini kepala dinas perikanan provinsi maluku, kepala OJK maluku, pihak perbankan yang ada dimaluku dan para pebisnis ikan, serta Forkopimda Provinsi Maluku, dan Mahasiswa.
Diketahui walaupun di beberapa wilayah diindonesia ekonomi melemah tetapi percepatan pertumbuhan ekonomi Maluku yang didukung oleh penguatan kinerja hampir di seluruh sektor, yang mana terdapat beberapa sektor dengan kinerja yang melambat. Seperti sektor konsumsi rumah tangga dan perubahan stok.
Sektor konsumsi pemerintah dan sektor investasi Penanaman Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. kontributor utama pertumbuhan ekonomi Maluku berasal dari sektor konsumsi rumah tangga sebesar 44,53 persen; sektor konsumsi pemerintah sebesar 27,91 persen; dan sektor investasi PMTDB sebesar 19,60 persen.
Dirinya mengaku, pertumbuhan ekonomi Maluku ini merupakan kontribusi besar yang berasal dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor administrasi pemerintahan; dan sektor perdagangan.
“Konsumsi rumah tangga pada triwulan I tahun 2018 terpantau menurun. Penurunan terjadi di semua kelompok konsumsi makanan dan minuman, perlengkapan rumah tangga, kesehatan dan pendidikan, transportasi dan restoran dan hotel. Sedangkan peningkatan konsumsi terjadi untuk komoditas sandang. Hal ini juga sesuai dengan peningkatan permintaan sandang,” ucap Bambang.
Sementara itu, untuk konsumsi pemerintah, lanjutnya, mengalami peningkatan kinerja yang signifikan, baik konsumsi kolektif maupun individu pemerintah. Keberhasilan realisasi dana desa sebesar 20 persen dan proyek menjadi pendorong. Dan untuk investasi PMTDB mengalami peningkatan, terutama pada PMTDB bangunan. Pembangunan infrastruktur pelabuhan, jalan raya dan hotel menjadi pendorong utama peningkatan investasi PMTDB di Maluku.
Ditambahkan saat diskusi bersama dengan kepala BPN dan dinas PUPR dalam membahas dampak investor yang masih berpikir menanam modal di maluku, akibat adanya faktor hak ulayat yang selama ini menjadi kendala, misalnya untuk bagian real estate dan juga bisnis lainnya seperti perikanan yang sebagai unggulan maluku, jangan sampai kita dari maluku sebagai penonton, ujarnya. (HumasBIMaluku)