9 Kapal Layar Ikut Darwin Saumlaki Yacht Race 2018
pada tanggal
02 Juli 2018
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Panitia Darwin Saumlaki Yacht Race 2018, Lucille Panting menyatakan ada 9 kapal layar yang ikut dalam lomba kapal layar dari Darwin, Northern Territory, Australia ke Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggar Barat, Provinsi Maluku.
Dari rilis yang diterima Lelemuku.com pada Jumat (29/6), 9 kapat tersebut adalah Avnago yang dikendarai Peter Lockett, Khamsin yang dikendarai Adam Gollow, Kuching yang dikendarai Bruce Panting, Mai Tai yang dikendarai Ia Pollock, Prout 45 yang dikendarai Greg Lye, Pseudorca yang dikendarai Carol Palmer, Synchronicity Too yang dikendarai Veronique De Vaulx, Vitamin B yang dikendarai Steve Winspear dan Wallop yang dikendarai Markus Ilton.
Dikatakan, kapal-kapal layar pada lomba yang merupakan upaya mempromosikan Tanimbar sebagai objek wisata perahu layar dari Australia ini berangkat dari Darwin pada Sabtu (30/6) dan tiba di Saumlaki pada Senin (2/7). Karena letaknya yang tidak jauh, sehingga perjalanan dengan kapal layar hanya memakan waktu sekitar 2 hari.
Sebelumnya pada awal Mei 2017 lalu, Lucille menyatakan tujuan pihaknya melakukan lomba ini agar memberikan kesempatan kepada para peserta lomba untuk melihat indahnya Kepulauan Tanimbar, yang memiliki keunikan budaya salah satunya dengan kerajinan tradisional tenun ikat dan patung ukiran serta bentuk musik dan tarian yang khas.
"Kepulauan Tanimbar sebagai tujuan perlayarannya karena jarak dari Tanimbar yang begitu dekat dengan Kota Darwin yang dipisahkan dengan Laut Arafuru. Hal ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan melakukan pelayaran ke Kota Ambon atau Kota Dili, Timor Leste yang membutuhkan waktu tempuh hingga 4 hari perjalanan, sedangkan ke Tanimbar hanya 2 hari perjalanan saja," ujar dia.
Selain jarak tempuh yang dekat, keindahan laut Tanimbar juga menjadi alasan bagi klub berlayar ini untuk melakukan kegiatan menyelam dan berenang. Serta cuaca yang sama menjadi alasan, dimana Lokasi Kota Darwin sendiri yang relatif dekat dengan garis equator, maka kota ini merupakan satu-satunya kota besar di Australia yang beriklim tropis seperti Negara Indonesia.
“Kami ingin datang kesini karena Tanimbar begitu dekat dengan negara kami, aman dari hewan predator laut, masyarakatnya ramah, lokasi menyelam dan berenang juga sangat bagus dan memiliki cuaca yang sama dengan darwin,” ungkap dia.
Kendala pelaksanaan lomba Layar Darwin Saumlaki 2018 ini adalah cuaca, yang terlalu berangin sehingga bisa berdampak pada jumlah perahu yang terlibat, yaitu ada beberapa perahu yang berukuran kecil yang tidak bisa menahan angin.
“Tahun lalu pelayaran di bulan Oktober tidak berangin, jadi kami pilih bulan Juli ini karena berangin, namun sekarang malah terlalu banyak angin. kegiatan ini tetap jalan cuma beberapa perahu mungkin gugur karena ukurannya yang kecil, untuk itu kami akan kembali memastikan berapa jumlah perahu yang akan ikut,” beber Lucille.
Mereka juga mendirikan organisasi dengan nama 'Friends of the Tanimbars' pada tahun 2013 yang setiap tahunnya melakukan penggalangan dana untuk membantu masyarakat Saumlaki meningkatkan standar kesehatan, pendidikan, infrastruktur dan pelatihan masyarakat lokal. (Albert Batlayeri)