Blok Masela Hasilkan 1.200 Juta Kubik Gas Perhari
pada tanggal
11 Juli 2018
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Ignasius Jonan menyatakan Blok Masela menghasilkan produksi gas sebesar 1.200 juta standar kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day (mmscfd).
Menurut dia pasokan dari blok gas abadi yang terletak di selatan Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku ini merupakan target peningkatan penggunaan gas di Indonesia pada 2025 diprediksi mencapai 22% dan pada 2050 meningkat sebesar 24%. Meningkatnya kebutuhan dan produksi gas membuat eksplorasi blok-blok gas baru atau merevitalisasi blok lama.
"Ke depan akan ada peningkatan kebutuhan gas di Tanah Air. Meningkatnya kebutuhan dan produksi gas membuat eksplorasi blok-blok gas baru atau merevitalisasi blok lama menjadi keniscayaan," ujar dia ketika menjadi pembicara di 27th World Gas Conference di Washington DC, Amerika Serikat, Rabu (27/6).
Dikatakan penambahan pasokan dari Blok Masela dengan Inpex dan Shell sebagai operatornya, serta tambahan pasokan kapasitas gas dari Selat Makassar sebesar 1.000 mmscfd melalui Chevron sebagai operator, serta sejumlah operator di Rokan, Riau, ia yakin Indonesia ke depan masih tetap produsen gas.
"Kebijakan baru di bidang minyak dan gas akan menarik lebih banyak investor," ungkap dia.
Dikatakan ndonesia akan mendapat (million standard cubic feet per day/juta standar kaki kubik per hari) dan dari Masela sekitar 1.200 mmscfd. Itu belum termasuk produksi gas di Rokan, Riau. Operator di Blok Masela ialah Inpex dan Shell,
Jonan dalam diskusi bertemakan What Next for The Asia Pasific Gas Market, bersama panelis lainnya, Franxis Fanon (Asisten Sekretaris Biro Sumber Energi AS), Wan Zulkiflee (CEO Petronas), Yalan Li (Chairman of Board of Director Beijing Gas Group) juga menjelaskan kebijakan pemerintah Indonesia di bidang minyak dan gas, antara lain kepada Kamar Dagang dan Industri Amerika (US Chamber of Commerce) dan Dewan Bisnis Amerika-ASEAN (US-ASEAN Business Council).
Hadir dalam dialog tersebut sejumlah perusaaan AS, seperti Chevron, Exxon, Freeport, General Electric. Sementara itu, Jonan didampingi oleh Dubes RI untuk Amerika Budi Bowoleksono, Dirjen Migas Djoko Siswanto, Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, Founder Medco Arifin Panigoro dan Hilmy Panigoro.
Charles Freeman, Wakil Presiden Senior untuk Asia pada Kadin AS, menanyakan keberlangsungan investasi di sektor migas terkait Pemilu 2019. Hal yang sama juga diajukan Elizabeth Dugan dari Dewan Bisnis AS-ASEAN.
Terkait hal itu, Jonan menjamin keamanan dan keberlanjutan investasi. "Sebab investasi di bidang energi bersifat jangka panjang," kata Jonan.
Ia bahkan mengundang perusahaan AS untuk berinvestasi karena Pemerintah Indonesia memperlakuan secara setara investor asing dan investor dalam negeri sektor energi.
Seusai penjelasan Menteri ESDM, Plt Dirut Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan kebutuhan gas paling besar di Indonesia ialah untuk pembangkit listrik dan industri. Oleh karena itu, peningkatan produksi gas menjadi keharusan.
"Kita tentu harus menambah produksi. Pertama, dengan menambah kapasitas produksi, dan kedua membangun infrastruktur," ujarnya.
Nicke mengutarakan peran Pertamina dalam meningkatkan produksi gas sangat penting.
"Dari mulai upstream, produksi gas kita akan meningkat karena ada beberapa wilayah kerja yang diberikan kepada Pertamina. Ini tentu menambah pasokan atau kapasitas produksi upstream kita. Kedua, tentu infrastrukturnya, baik gas pipa maupun LNG, itu yang harus dibangun," tutur Nicke. (Albert Batlayeri)