Satgas Penanggulangan Bencana Layani Suku Mausu Ane
pada tanggal
31 Juli 2018
MOROKAY, LELEMUKU.COM - Dusun Siahari, Desa Morokay, Kecamatan Seram Utara Timur, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Provinsi Maluku merupakan tempat dimana camp penampungan Suku Mausu Ane, suku pedalaman Hutan Seram berada. Camp penampungan yang didirikan oleh Kodam XVI/Pattimura tersebut menampung sekitar 113 jiwa dari 170 jiwa baik Dewasa, anak-anak bahkan lansia. Saat ini bertambah 1 kk menjadi 116 jiwa.
Minggu (29/07) pagi Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane dengan didampingi anggota Persit Kodim 1502/Masohi, membagikan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut kepada masyarakat Suku Mausu Ane. Puluhan anak tertawa gembira saat mereka mendapatkan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut tersebut. Mereka terlihat gembira, belajar, bermain dan ceria.
Bukan hanya anak-anak, orang tua dan lanjut usia yang berada di tempat itu, juga terlihat antusias. Mereka berbaur dan saling menghibur. Para ibu persit Kodim 1502/Masohi, dengan dipimpin oleh Ibu Laode, istri Danramil 1502-05/Wahai juga ikut memperkenalkan alat mandi, cara mandi dan sikat gigi kepada mereka.
Meski kesulitan dalam bahasa dikarenakan masyarakat Suku Mausu Ane yang tidak bisa berbahasa Indonesia bahkan bahasa ambon, anak-anak Suku Mausu Ane tetap bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Sebagai informasi, saat ini ada salah satu masyarakat Suku Mausu Ane atas nama Loaki boiratan (43 tahun) yang mengalami dehidrasi dan sempat mengalami penurunan tensi. Diketahui selama sebulan makanan yang ia makan iyalah umbut nibong (pucuk nibong) sehingga harus digendong saat turun dari gunung karena tidak mampu berjalan. Namun saat ini telah ditangani langsung oleh tim medis. (Pendam16)
Minggu (29/07) pagi Satgas Penanggulangan Bencana Suku Mausu Ane dengan didampingi anggota Persit Kodim 1502/Masohi, membagikan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut kepada masyarakat Suku Mausu Ane. Puluhan anak tertawa gembira saat mereka mendapatkan sejumlah pakaian, alat mandi, alat belajar dan selimut tersebut. Mereka terlihat gembira, belajar, bermain dan ceria.
Bukan hanya anak-anak, orang tua dan lanjut usia yang berada di tempat itu, juga terlihat antusias. Mereka berbaur dan saling menghibur. Para ibu persit Kodim 1502/Masohi, dengan dipimpin oleh Ibu Laode, istri Danramil 1502-05/Wahai juga ikut memperkenalkan alat mandi, cara mandi dan sikat gigi kepada mereka.
Meski kesulitan dalam bahasa dikarenakan masyarakat Suku Mausu Ane yang tidak bisa berbahasa Indonesia bahkan bahasa ambon, anak-anak Suku Mausu Ane tetap bisa melanjutkan aktivitas seperti biasa.
Sebagai informasi, saat ini ada salah satu masyarakat Suku Mausu Ane atas nama Loaki boiratan (43 tahun) yang mengalami dehidrasi dan sempat mengalami penurunan tensi. Diketahui selama sebulan makanan yang ia makan iyalah umbut nibong (pucuk nibong) sehingga harus digendong saat turun dari gunung karena tidak mampu berjalan. Namun saat ini telah ditangani langsung oleh tim medis. (Pendam16)