Meski 46 Pasien Meninggal, Soekarwo Belum Tetapkan KLB di Jawa Timur
pada tanggal
30 Januari 2019
SURABAYA, LELEMUKU.COM -Jumlah pasien Demam Berdarah Degue (DBD) di Provinsi Jawa Timur (Jatim) mencapai 2.660 orang. Bahkan saat ini ada 46 Orang meninggal dunia. Gubernur Jatim Dr H Soekarwo, menyatakan kejadian itu belum kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).
"Belum, kalau kita mengambil KLB itu harus wilayahnya berapa. Perilaku belanja kita seperti KLB iya, tapi kita menetapkan KLB belum. Jadi 46 per hari ini meninggal," kata Pakde Karwo sapaan akrabnya Gubernur Jatim, Soekarwo ditemui usai pelantikan Bupati Sampang, Walikota Probolinggo digedung negara Grahadi, Rabu (30/1).
Dikatakannya, saat ini penderita DBD masih tersebar di wilayah Jombang, Ponorogo, Bojonegoro dan sekitarnya. "Jadi kalau KLB bukan hanya ada korban saja. Tapi meluas dan sudah menjadi epidemik," katanya.
Kasus DBD di Jawa Timur ini, menurutnya terjadi setiap jelang musim hujan lebat. Nyamuk-nyamuk yang tumbuh itu akibat saluran dan sanitasi kurang baik. "Jadi tugas kita memberikan promotif dan preventif sudah kita lakukan semua. Bahkan dulu itu terjadi pada air yang keruh tapi sekarang terjadi pada air yang bersih juga nyampuk bisa berkembang. Jadi pola hidup bersih itu yang penting," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, perubahan pola penyebaran DBD sendiri juga menyebabkan penyakit itu berkembang pesat. Misalnya saja, ketika jentik penyebab wabah DBD juga bisa hidup di air jernih. "Kalau dulu yang kena kan anak-anak. Sekarang orang dewasa juga. Misalkan di Mojokerto sudah 20 tahun tidak lena DBD tetapi skrg ada kasusnya," tandasnya.
Maka itu, ia meminta bupati/walikota se Jatim lebih mengintensifkan program pencegahan demam berdarah. Sekalipun sudah lama tidak ada pasien yang terjangkit demam berdarah. Ia berharap kabupaten/kota tetap meningkatkan kewaspadaannya. "Kemudian tidak timbul bintik lagi, jadi kalau sekarang anget harus segera lari di cek," tuturnya. (DiskominfoJatim)
"Belum, kalau kita mengambil KLB itu harus wilayahnya berapa. Perilaku belanja kita seperti KLB iya, tapi kita menetapkan KLB belum. Jadi 46 per hari ini meninggal," kata Pakde Karwo sapaan akrabnya Gubernur Jatim, Soekarwo ditemui usai pelantikan Bupati Sampang, Walikota Probolinggo digedung negara Grahadi, Rabu (30/1).
Dikatakannya, saat ini penderita DBD masih tersebar di wilayah Jombang, Ponorogo, Bojonegoro dan sekitarnya. "Jadi kalau KLB bukan hanya ada korban saja. Tapi meluas dan sudah menjadi epidemik," katanya.
Kasus DBD di Jawa Timur ini, menurutnya terjadi setiap jelang musim hujan lebat. Nyamuk-nyamuk yang tumbuh itu akibat saluran dan sanitasi kurang baik. "Jadi tugas kita memberikan promotif dan preventif sudah kita lakukan semua. Bahkan dulu itu terjadi pada air yang keruh tapi sekarang terjadi pada air yang bersih juga nyampuk bisa berkembang. Jadi pola hidup bersih itu yang penting," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan, perubahan pola penyebaran DBD sendiri juga menyebabkan penyakit itu berkembang pesat. Misalnya saja, ketika jentik penyebab wabah DBD juga bisa hidup di air jernih. "Kalau dulu yang kena kan anak-anak. Sekarang orang dewasa juga. Misalkan di Mojokerto sudah 20 tahun tidak lena DBD tetapi skrg ada kasusnya," tandasnya.
Maka itu, ia meminta bupati/walikota se Jatim lebih mengintensifkan program pencegahan demam berdarah. Sekalipun sudah lama tidak ada pasien yang terjangkit demam berdarah. Ia berharap kabupaten/kota tetap meningkatkan kewaspadaannya. "Kemudian tidak timbul bintik lagi, jadi kalau sekarang anget harus segera lari di cek," tuturnya. (DiskominfoJatim)