Amankan Pemilu 2019, TNI - Polri di Maluku Gelar Apel Gelar Pasukan
pada tanggal
09 Februari 2019
AMBON, LELEMUKU.COM - Guna mengamankan Pemilu tahun 2019 mendatang agar dapat berjalan dengan lancar dan aman, TNI-Polri di Wilayah Maluku menggelar kegiatan Apel Gelar Pasukan yang dilanjutkan dengan Simulasi Pengamanan Pemilu Tahun 2019, bertempat di Lapangangan Merdeka, Ambon, Kamis pagi (7/1).
Sebanyak 3200 Personil gabungan TNI-Polri dan Pemda diterjunkan dalam kegiatan tersebut. Terdapat ratusan orang yang bertindak sebagai massa, sebagian merupakan Aparat Pengendali Massa (Dalmas).
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Marga Taufiq dalam amanatnya mengatakan, Apel gelar pasukan ini diselenggarakan untuk menyelaraskan koordinasi antara TNI, Polri dan Pemda dalam rangka pengamanan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 mendatang. Serta meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang tinggi guna dapat mengantisipasi setiap kecenderungan perkembangan situasi yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan merusak jalannya proses pesta demokrasi tersebut.
“Jadi kegiatan ini merupakan rangkaian kesiapan kita dalam menghadapi pemilu nanti, kegiatan ini hanya simulasi yang tidak diharapkan terjadi” ujar Pangdam.
Usai Apel gelar pasukan, Pangdam dengan didampingi yang mewakili Gubernur Maluku Staf Ahli Gubernur Maluku Bid Pembangunan dan Perekonomian Bapak Roni Tairas, Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa, Danlantamal IX/Ambon Laksma TNI Antongan Simatupang, Danlanud Pattimura Kolonel Pnb Antariksa Anondo dan Kabinda Maluku Brigjen TNI Khairully meninjau kesiapan personil dan Ranpur/Randis yang digunakan pada Simulasi Pengamanan Pemilu Tahun 2019.
Skenario pengamanan adalah ketika terjadi keributan saat massa pendukung salah satu calon tidak terima dengan keputusan hasil pemilu calonnya. Sejumlah kelompok yang tidak puas dengan hasil pemilu di daerahnya, kemudian melakukan aksi protes hingga terjadi bentrokan antar warga dan pendukung parpol. TPS dirusak, terjadi pembakaran dan pelemparan batu hingga tindakan anarkis.
Terdapat tiga tingkatan kondisi skenario yang menentukan pengamanan, yaitu aman, agak rawan, dan rawan. Di tahap awal, akan diusahakan negosiasi oleh para Babinsa dan Babinkamtibmas. Jika situasi mulai memanas, satuan Dalmas (Shabara) akan diturunkan. Ketika situasi sudah memasuki tahap rawan, giliran anggota Gabungan TNI-Polri yang dikerahkan. Gas air mata dan kendaraan water cannon juga mulai digunakan untuk menenangkan massa. Tembakan-tembakan water cannon diarahkan kepada massa yang anarkis.
Aparat kemudian membawa korban yang terluka dan meninggal dunia dengan ambulans ke rumah sakit. Setelah itu diadakan mediasi oleh Dandim 1504/Ambon Letkol Inf Fendri dan Kapolres Pulau Ambon P.P Lease AKBP Sutrisno Hadi Santoso.
Akhirnya massa dapat diredam dan kondisi kembali kondusif. Setelah diberikan arahan agar tidak terprovokasi, masyarakat dan pendukung parpol membubarkan diri kembali menuju rumah masing-masing. Masyarakat kota Ambon sangat antusias menyaksikan kegiatan Simulasi Pengamanan Pemilu Tahun 2019. (Pendam)
Sebanyak 3200 Personil gabungan TNI-Polri dan Pemda diterjunkan dalam kegiatan tersebut. Terdapat ratusan orang yang bertindak sebagai massa, sebagian merupakan Aparat Pengendali Massa (Dalmas).
Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Marga Taufiq dalam amanatnya mengatakan, Apel gelar pasukan ini diselenggarakan untuk menyelaraskan koordinasi antara TNI, Polri dan Pemda dalam rangka pengamanan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden Tahun 2019 mendatang. Serta meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang tinggi guna dapat mengantisipasi setiap kecenderungan perkembangan situasi yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan dan merusak jalannya proses pesta demokrasi tersebut.
“Jadi kegiatan ini merupakan rangkaian kesiapan kita dalam menghadapi pemilu nanti, kegiatan ini hanya simulasi yang tidak diharapkan terjadi” ujar Pangdam.
Usai Apel gelar pasukan, Pangdam dengan didampingi yang mewakili Gubernur Maluku Staf Ahli Gubernur Maluku Bid Pembangunan dan Perekonomian Bapak Roni Tairas, Kapolda Maluku Irjen Pol Royke Lumowa, Danlantamal IX/Ambon Laksma TNI Antongan Simatupang, Danlanud Pattimura Kolonel Pnb Antariksa Anondo dan Kabinda Maluku Brigjen TNI Khairully meninjau kesiapan personil dan Ranpur/Randis yang digunakan pada Simulasi Pengamanan Pemilu Tahun 2019.
Skenario pengamanan adalah ketika terjadi keributan saat massa pendukung salah satu calon tidak terima dengan keputusan hasil pemilu calonnya. Sejumlah kelompok yang tidak puas dengan hasil pemilu di daerahnya, kemudian melakukan aksi protes hingga terjadi bentrokan antar warga dan pendukung parpol. TPS dirusak, terjadi pembakaran dan pelemparan batu hingga tindakan anarkis.
Terdapat tiga tingkatan kondisi skenario yang menentukan pengamanan, yaitu aman, agak rawan, dan rawan. Di tahap awal, akan diusahakan negosiasi oleh para Babinsa dan Babinkamtibmas. Jika situasi mulai memanas, satuan Dalmas (Shabara) akan diturunkan. Ketika situasi sudah memasuki tahap rawan, giliran anggota Gabungan TNI-Polri yang dikerahkan. Gas air mata dan kendaraan water cannon juga mulai digunakan untuk menenangkan massa. Tembakan-tembakan water cannon diarahkan kepada massa yang anarkis.
Aparat kemudian membawa korban yang terluka dan meninggal dunia dengan ambulans ke rumah sakit. Setelah itu diadakan mediasi oleh Dandim 1504/Ambon Letkol Inf Fendri dan Kapolres Pulau Ambon P.P Lease AKBP Sutrisno Hadi Santoso.
Akhirnya massa dapat diredam dan kondisi kembali kondusif. Setelah diberikan arahan agar tidak terprovokasi, masyarakat dan pendukung parpol membubarkan diri kembali menuju rumah masing-masing. Masyarakat kota Ambon sangat antusias menyaksikan kegiatan Simulasi Pengamanan Pemilu Tahun 2019. (Pendam)