Pemprov Maluku Apresiasi KInerja Tim Relawan KTP Elektronik
pada tanggal
07 Februari 2019
AMBON, LELEMUKU.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku memberikan apresiasi kinerja Tim Relawan Jemput Bola Perekaman dan Pencetakan KTP-el yang telah membantu perekaman dan pencetakan KTP-el di Provinsi Maluku.
Demikian hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Maluku, Hamin bin Thahir dalam sambutannya yang disampaikan Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Halim Daties saat penyambutan sekaligus pelepasan Tim Relawan Gotong Royong Perekaman dan Pencetakan KTP-el Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri yang berlangsung di Aula Kantor Dukcapil Provinsi Maluku, Sabtu (2/2).
Sebagai bentuk apresiasi kepada tim, Sekda meminta dengan tegas Dinas Dukcapil Provinsi Maluku dapat mengembangkan inovasi lokal sesuai histori dan Budaya orang Maluku, seperti kegiatan Masohi KTP-el yang dalam bahasa daerah artinya Gotong Royong KTP-el. “Sekaligus menjadi komitmen setiap pimpinan daerah dalam mewujudkan pelayanan bermutu, sehingga layanan KTP-el menjadi lebih baik,”tegasnya.
Keberadaan tim ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan perekaman KTP-el di Maluku dengan jumlah perekaman dan pencetakan KTP-el masih di bawah angka 85 persen. Yakni di kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Seram Bagian Timur (SBT), Kota Tual dan Maluku Tenggara (Malra).
Padahal selama ini, kata Sekda, Dinas Dukcapil Provinsi dan Dinas Dukcapil Kabupaten/Kota sudah melakukan sosialisasi dan pelayanan jemput bola keliling di masyarakat dan berbagai institusi baik pusat maupun daerah, serta melakukan pelayanan KTP-el dilakukan hingga malam hari, namun hasilnya belum maksimal dan masih berada di bawah target nasional.
Menyikapi hal tersebut, kata Sekda lagi, maka Dinas Dukcapil Provinsi melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi guna mengetahui masalah dan solusi pelayanan KTP-el meningkat.
“Berdasarkan data di lapangan setelah dianalisa ternyata kegiatan perekaman KTP-el di Maluku menghadapi banyak masalah dan hambatan terutama disebabkan oleh faktor geografis dan penduduk, minimnya sarana transportasi darat/laut untuk mendatangi lokasi warga di daerah yang masih terioslasi, rentang kendali antara pusat pelayanan di kabupaten/kota, kecamatan dan desa yang sangat berjauhan, minimnya alat transportasi antar wilayah perdesaan, terbatasnya jaringan internet, minimnya jaringan PLN, perangkat perekaman KTP-el kurang memadai/perlu peremajaan alat, rendahnya SDM dan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kepemilikan dokumen kependudukan. KTP-el baru diurus jika ada keperluan yang mendesak,” terangnya.
Untuk menjawab persoalan ini, tambahnya diperlukan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah sehingga persoalan ini dapat teratasi lebih cepat dan kedepannya masyarakat dapat memperoleh pelayanan KTP-el secara mudah, cepat dan berkualitas.“ Saya yakin selama beberapa hari ini saudara-saudara sudah bekerja dengan baik dan mengetahui hambatan pelayanan KTP-el kabupaten/kota di provinsi Maluku,”katanya.
Dikatakan, penyambutan dan pelepasan Tim Relawan Gotong Royong Jemput Bola KTP-el menjadi momen penting dan strategis dalam membangun kerjasama produktif antara pemerintah pusat dan daerah guna menumbuhkan semangat Gotong Royong.
“Kegiatan jemput Bola KTP-el yang sudah dilaksanakan saat ini, akan terus dilanjutkan,”harapnya.
Sementara itu, salah satu anggota tim relawan Ade Suharso menjelaskan, perekaman dan pencetakan KTP-el dibawah 85 persen masuk zona merah termasuk Maluku.
Tim relawan yang diterjunkan di maluku terdiri dari tim Ditjen Dukcapil Kemendagri serta Dinas Dukcapil Jawa Tengah sebanyak 30 orang yang didsebarkan di MTB, SBT, Kota Tual dan Malra.
“Setelah tim turun ada peningkatan misalnya di Malra data sebelum tim turun hanya 77 persen, setelah tim turun meningkat menjadi 88,20 persen,” terangnya.
Ketua tim relawan Gotong Royong Jemput Bola Kemendagri, Endah Lestari yang ditemui, mengakui belum dapat memberikan keterangan berkaitan dengan data yang telah dicapai semenjak berada di lapangan.
“Nanti saya akan sampaikan setelah kami tiba di Jakarta dan melakukan perekapan terhadap data ini,” tandas Endah. (HumasMaluku)
Demikian hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Maluku, Hamin bin Thahir dalam sambutannya yang disampaikan Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Halim Daties saat penyambutan sekaligus pelepasan Tim Relawan Gotong Royong Perekaman dan Pencetakan KTP-el Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri yang berlangsung di Aula Kantor Dukcapil Provinsi Maluku, Sabtu (2/2).
Sebagai bentuk apresiasi kepada tim, Sekda meminta dengan tegas Dinas Dukcapil Provinsi Maluku dapat mengembangkan inovasi lokal sesuai histori dan Budaya orang Maluku, seperti kegiatan Masohi KTP-el yang dalam bahasa daerah artinya Gotong Royong KTP-el. “Sekaligus menjadi komitmen setiap pimpinan daerah dalam mewujudkan pelayanan bermutu, sehingga layanan KTP-el menjadi lebih baik,”tegasnya.
Keberadaan tim ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan perekaman KTP-el di Maluku dengan jumlah perekaman dan pencetakan KTP-el masih di bawah angka 85 persen. Yakni di kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Seram Bagian Timur (SBT), Kota Tual dan Maluku Tenggara (Malra).
Padahal selama ini, kata Sekda, Dinas Dukcapil Provinsi dan Dinas Dukcapil Kabupaten/Kota sudah melakukan sosialisasi dan pelayanan jemput bola keliling di masyarakat dan berbagai institusi baik pusat maupun daerah, serta melakukan pelayanan KTP-el dilakukan hingga malam hari, namun hasilnya belum maksimal dan masih berada di bawah target nasional.
Menyikapi hal tersebut, kata Sekda lagi, maka Dinas Dukcapil Provinsi melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi guna mengetahui masalah dan solusi pelayanan KTP-el meningkat.
“Berdasarkan data di lapangan setelah dianalisa ternyata kegiatan perekaman KTP-el di Maluku menghadapi banyak masalah dan hambatan terutama disebabkan oleh faktor geografis dan penduduk, minimnya sarana transportasi darat/laut untuk mendatangi lokasi warga di daerah yang masih terioslasi, rentang kendali antara pusat pelayanan di kabupaten/kota, kecamatan dan desa yang sangat berjauhan, minimnya alat transportasi antar wilayah perdesaan, terbatasnya jaringan internet, minimnya jaringan PLN, perangkat perekaman KTP-el kurang memadai/perlu peremajaan alat, rendahnya SDM dan kurangnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kepemilikan dokumen kependudukan. KTP-el baru diurus jika ada keperluan yang mendesak,” terangnya.
Untuk menjawab persoalan ini, tambahnya diperlukan komitmen bersama antara pemerintah pusat dan daerah sehingga persoalan ini dapat teratasi lebih cepat dan kedepannya masyarakat dapat memperoleh pelayanan KTP-el secara mudah, cepat dan berkualitas.“ Saya yakin selama beberapa hari ini saudara-saudara sudah bekerja dengan baik dan mengetahui hambatan pelayanan KTP-el kabupaten/kota di provinsi Maluku,”katanya.
Dikatakan, penyambutan dan pelepasan Tim Relawan Gotong Royong Jemput Bola KTP-el menjadi momen penting dan strategis dalam membangun kerjasama produktif antara pemerintah pusat dan daerah guna menumbuhkan semangat Gotong Royong.
“Kegiatan jemput Bola KTP-el yang sudah dilaksanakan saat ini, akan terus dilanjutkan,”harapnya.
Sementara itu, salah satu anggota tim relawan Ade Suharso menjelaskan, perekaman dan pencetakan KTP-el dibawah 85 persen masuk zona merah termasuk Maluku.
Tim relawan yang diterjunkan di maluku terdiri dari tim Ditjen Dukcapil Kemendagri serta Dinas Dukcapil Jawa Tengah sebanyak 30 orang yang didsebarkan di MTB, SBT, Kota Tual dan Malra.
“Setelah tim turun ada peningkatan misalnya di Malra data sebelum tim turun hanya 77 persen, setelah tim turun meningkat menjadi 88,20 persen,” terangnya.
Ketua tim relawan Gotong Royong Jemput Bola Kemendagri, Endah Lestari yang ditemui, mengakui belum dapat memberikan keterangan berkaitan dengan data yang telah dicapai semenjak berada di lapangan.
“Nanti saya akan sampaikan setelah kami tiba di Jakarta dan melakukan perekapan terhadap data ini,” tandas Endah. (HumasMaluku)