Inilah Lima Bidang Utama Prioritas dalam Kerja Sama Strategis Singapura - Indonesia
pada tanggal
07 November 2024
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Presiden Prabowo Subianto menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, di Istana Merdeka, Jakarta pada 6 November 2024.
Pertemuan yang berlangsung pada hari Rabu ini bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral dan membahas sejumlah tantangan kawasan yang dihadapi kedua negara.
Dalam suasana intensif dan konstruktif, Presiden Prabowo dan PM Wong berdiskusi mengenai berbagai isu strategis, terutama di lima bidang utama yang menjadi prioritas kerja sama.
Pertama, kerja sama pertahanan dan hukum menjadi topik utama dalam pertemuan ini. Kedua negara sepakat untuk melanjutkan pelaksanaan penuh perjanjian Defense Cooperation Agreement (DCA) yang mengatur kerja sama militer dan wilayah latihan.
"Singapura dan Indonesia berkomitmen sepenuhnya melaksanakan perjanjian kerja sama pertahanan Defense Cooperation Agreement, termasuk pengaturan wilayah latihan militer," tegas Presiden Prabowo.
Kerja sama ini dinilai penting dalam memperkuat stabilitas keamanan kawasan.
Di bidang ekonomi, Singapura tetap menjadi salah satu mitra dagang dan investor terbesar bagi Indonesia. Presiden Prabowo menyampaikan harapannya agar Singapura dapat memberikan akses pasar yang lebih luas bagi produk Indonesia melalui harmonisasi regulasi dan standar perdagangan.
Kedua negara sepakat untuk meningkatkan investasi di sektor prioritas seperti energi terbarukan, hilirisasi industri, ketahanan pangan, digitalisasi, semikonduktor, kesehatan, serta pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Selanjutnya, di bidang teknologi dan energi rendah karbon, Prabowo dan Wong membahas proyek-proyek yang berpotensi menjadi terobosan, termasuk interkoneksi listrik lintas batas dan pengembangan energi hijau seperti hidrogen hijau di Sumatra serta pembangkit listrik tenaga surya.
Proyek ini diharapkan mampu menjadi tonggak baru dalam transisi energi kedua negara. Selain itu, kerja sama terkait teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage) juga menjadi salah satu kesepakatan yang akan ditindaklanjuti demi mencapai tujuan bersama dalam penurunan emisi karbon.
Isu ketahanan pangan menjadi fokus diskusi lainnya. Kedua pemimpin membahas potensi besar dalam transfer teknologi dan pertukaran keahlian di bidang pertanian, khususnya dalam pengembangan pertanian perkotaan dan program food estate.
"Kami sepakat untuk mempercepat penyelesaian MoU tentang kerja sama keamanan pangan dan teknologi pertanian," ungkap Presiden Prabowo.
Ia berhara kerja sama ini mampu mengatasi tantangan ketahanan pangan di masa depan, terutama dalam menghadapi perubahan iklim dan pertumbuhan populasi yang cepat.
Di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM), Singapura dan Indonesia menyepakati peningkatan kolaborasi dalam pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi, serta program pertukaran profesional. Dengan demikian, kapasitas SDM di kedua negara diharapkan meningkat, terutama dalam menghadapi tantangan global yang semakin dinamis dan kompleks.
Selain kerja sama bilateral, kedua pemimpin juga bertukar pandangan mengenai situasi geopolitik regional dan global. Mereka sepakat untuk menjaga perdamaian dan keamanan di tengah situasi global yang tidak menentu.
Terkait Timur Tengah, Prabowo menyatakan keprihatinan mendalam terhadap situasi di Palestina dan Lebanon, serta mendesak penghentian kekerasan segera dan pentingnya bantuan kemanusiaan. Ia juga menekankan solusi dua negara bagi konflik Palestina-Israel harus tetap dipertahankan sesuai dengan hukum internasional.
Dalam konteks Myanmar, Presiden Prabowo dan PM Wong juga sepakat untuk terus mendorong implementasi lima poin konsensus yang diusulkan ASEAN, termasuk dialog nasional yang inklusif dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke negara tersebut. (Evu)