-->

Kami sangat menghargai kehadiran Anda di sini. 🙏

Dukung kinerja jurnalisme kami dengan berdonasi agar kami bisa terus menyajikan berita berkualitas untuk Anda. 🚀

Dukung Kami

Anda tidak aktif selama 10 menit!

Halaman akan berpindah ke artikel berikutnya dalam 5 detik. Klik atau sentuh layar untuk membatalkan.

Minggu, 13 April 2025
04:08:12 pagi

Susana Florika Kandaimu Sebut Tanpa Perempuan Berkualitas, Tak Akan Ada Generasi Emas Indonesia

Susana Florika Kandaimu Sebut Tanpa Perempuan Berkualitas, Tak Akan Ada Generasi Emas Indonesia

JAKARTA, LELEMUKU.COM - Setiap tanggal 8 Maret, dunia merayakan Hari Perempuan Internasional atau International Women's Day. IWD didedikasikan untuk nilai-nilai keperempuanan, sebuah peringatan tentang kesetaraan gender juga emansipasi di bidang ekonomi, sosial, politik, budaya yang menempatkan perempuan sejajar berhadapan dengan budaya patriarkis. 

Selama berbad-abad, dalam sejarah dunia, perempuan tidak mendapat tempat yang layak di dalam struktur masyarakat yang memuja laki-laki dengan segala atributnya. Perempuan dianggap bukan "manusia utuh", disetarakan dengan anak-anak. Dampaknya, perempuan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki dalam mengisi ruang-ruang publik. 

Omongan perempuan dianggap angin lain, tidak jarang yang mengutuk omongan perempuan karena dianggap sebagai omongan setan. Pernah ada masa di mana, masyarakat Eropa mengutuk para perempuan yang dianggap sebagai penyihir. Mereka dibakar hidup-hidup atas nama supremasi laki-laki. 
Abad ke-20 menjadi momentum kebangkitan bagi perempuan, sekaligus menandai perjuangan internasional kaum perempuan untuk memantapkan hak-hak mereka di hadapan dominasi kaum laki-laki. 

Awalnya perjuangan kaum perempuan hanya seputar upah yang layak dan kondisi kerja yang pantas bagi situasi perempuan. Namun, seiring berjalannnya waktu, 8 Maret menjadi simbol perjuangan global kaum perempuan mempertahankan sendiri nasib mereka di dunia ini. 

Bagi saya, IWD amat penting sebagai momentum untuk mengajak generasi muda Indonesia terutama kaum perempuan menyadari keberadaannya sebagai perempuan dan hak-haknya, serta sebuah seruan untuk perlawanan. Perlawanan terhadap apa? Perlawanan terhadap ketimpangan dan ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan dan keluarga. 

Ada beberapa relevansi IWD terhadap perjuangan perempuan Indonesia untuk eksis di tengah dominasi kaum lelaki. 
Pertama, peningkatan kesadaran bahwa perempuan berperan amat penting bagi proses kemajuan dan penyejahteraaan bangsa dan negara kita. Tanpa kehadiran perempuan, atau tanpa perempuan dan ibu yang berkualitas, tidak akan ada generasi emas Indonesia yang siap membangun bangsa. 

Kedua, kekerasan terhadap perempuan masih mendominasi dan dianggap wajar dalam lingkungan dan budaya masyarakat tertentu di Indonesia. Perempuan disuruh cuci piring, cuci pakaiain, masak, dan melayani suami dan mengerjakan pekerjaan domestik lainnya, jika tidak maka akan dibungkam dengan kekerasan fisik dan verbal. Ini mesti dilawan! Kaum perempuan harus menjadi pelindung bagi sesama perempuan dari segala bentuk kekerasan baik fisik maupun psikis. 

Ketiga, pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pelatihan, pendidikan, kewirausahaan dan ekonomi kreatif. Ini penting karena peran perempuan yang bersentuhan langsung dengan generasi berikutnya, mereka menjadi tumpuan bagi generasi emas kita. Kalau perempuan kita bodoh, maka bodohlah seluruh generasi muda kita. 

Keempat, partisipasi politik dan kepemimpinan. Keterlibatan perempuan dalam ruang-ruang publik mesti diapresiasi dan dibuka seluas-luasnya agar distribusi keadilan makin terasa. Perempuan mesti masuk ke dalam ruang-ruang pengambilan keputusan agar keputusan itu dibuat demi memastikan seluruh aspek kehidupan kita. 

Saya percaya perempuan yang mandiri dan bebas akan melahirkan generasi baru yang andal dan maju. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah perjuangan kaum perempuan dan menempatkan posisi perempuan di panggung utama peradaban bangsa kita. 

Tanpa sikap hormat yang pantas, kita tidak akan pernah bisa menghargai perempuan dan seluruh hak-haknya, dan dengan demikian kita tidak akan pernah bisa menjadi bangsa yang sungguh-sungguh maju dan menjadi bangsa yang besar. 

Penulis : Susana Florika Kandaimu, Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI.



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel