Kemenpar Gelar Asistensi Tata Kelola Destinasi Wisata di Saumlaki

SAUMLAKI - Tim Asistensi dari Kementrian Pariwisata menggelar Asistensi Tata Kelola Destinasi Pariwisata di Saumlaki,Ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Kamis (27/7).

Oneng Setya Harini, Asisten Deputi (Asdep) Tata Kelola Destinasi Pariwisata dan Pemberdayaan Masyarakat pada Kementrian Pariwisata RI dalam keterangan persnya mengatakan, asistensi yang dilakukan pihaknya itu merupakan bagian dari upaya mengajak seluruh pemangku kepentingan dibidang pariwisata untuk berpartisipasi memberikan kontribusi terhadap pengembangan destinasi di Saumlaki.

Stakeholder dimaksud seperti akademisi, pelaku industri pariwisata, community, dan pihak Pemerintah Daerah MTB yang terdiri dari sejumlah perwakilan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis.

Oleh karena berdasarkan PP nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional tahun 2010 – 2025 dimana Saumlaki masuk kategori lokasi prioritas (lokpri) dari 33 cluster yang lain, maka pihaknya berkewajiban memfasilitasi  penyusunan rencana aksi seperti yang dilakukan pada 10 daerah destinasi perbatasan yang lain.

“Memang kita tidak memfasilitasi semua daerah melainkan ada 10 daerah destinasi prioritas yang berada di daerah perbatasan. Kita lakukan asistensi ini karena membangun pariwisata itu harus dilakukan secara bersama-sama dan tentu harus sejalan dengan konsep pemerintah daerah setempat”katanya.

Menurut Oneng, langkah yang dilakukan tersebut merupakan dorongan agar destinasi di Saumlaki bisa berdaya saing, oleh karena sesuai Visi Pembangunan Kepariwisataan 2025 yakni terwujudnya Indonesia sebagai Negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing,berkelanjutan,mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat, telah menetapkan strategi dimana   tahun 2019 nanti ditargetkan akan ada 20 juta wisatawan manca Negara yang berkunjung ke Indonesia.

Mynrik Batlolona

Selain itu target tenaga kerja disektor pariwisata bakal meningkat hingga 13 juta, termasuk meningkatnya PDB dan devisa.

“Kita lakukan asistensi di Saumlaki ini karena merupakan destinasi perbatasan dengan Negara tetangga. Kita ingin Saumlaki lebih siap dari sisi aksesibilitasnya, amenitas, atraksi, Sumber Daya Manusia, masyarakat, industry, branding, advertising dan selling. Dalam kegiatan asistensi ini, setelah duduk bersama, kita buat rencana aksinya dari masing-masing stakeholder”bebernya.

Dengan rencana aksi itu, Oneng memastikan bahwa akan mempermudah pihaknya untuk memantau pelaksanaan kegiatan tersebut baik yang menjadi kewenangan pemerintah daerah maupun bakal mendorong Pemerintah Pusat melalui Kementrian teknis, terkait program-program yang diusulkan oleh pemerintah daerah.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten MTB, Mynrik Batlolona usai kegiatan itu mengatakan bahwa ada tiga hal yang diputuskan dalam penyusunan rencana aksi pada program asistensi tata kelola destinasi pariwisata khusus untuk cluster Saumlaki yakni pengembangan pulau Matakus, Desa Tumbur, dan perahu batu di desa Sangliat dol.

“Sejauh ini memang perkembangan pariwisata kita sudah ada namun penanganannya tidak focus sehingga dengan pembangunan seperti itu kapan kita bisa focus?. pemda MTB ditahun 2000 lalu telah mengusulkan Matakus untuk dikembangkan padahal setelah itu tidak lagi dikembangkan sementara designe-nya sudah ada sejak saat itu”kata Mynrik.

Penentuan tiga perihal dengan rencana aksi tersebut menurutnya tidak serta merta melupakan obyek destinasi lain di MTB, namun seiring waktu pemkab bakal memberikan perhatian pada sejumlah obyek destinasi yang lain secara tepat,cepat dan terukur sesuai motto Bupati dan Wabup MTB periode 2017-2022.  (dharapos