Warga GPM Tionghoa di Saumlaki Gelar Syukuran di Pantai Kelyar Jaya
pada tanggal
26 September 2017
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Warga Gereja Protestan Maluku (GPM) Profesi Etnis Tionghoa di Saumlaki pada Minggu (24/9) menggelar syukuran karena telah menyukseskan lomba Gerak Jalan Indah menyongsong Hari Ulang Tahun (HUT) Sinode GPM yang ke 82 pada 6 September lalu.
Ibadah yang diikuti oleh puluhan anggota jemaat ini dilaksanakan di Pantai Kelyar Jaya, Desa Olilit Raya, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku ini berjalan dengan khidmat.
Dalam refleksi khotbahnya yang diambil dari Matius 4 : 1-11 , Pendeta Misye Samadara menegaskan agar sebagai pengikut Kristus, warga Jemaat GPM Profesi Tionghoa harus kuat dalam melawan cobaan dan godaan duniawi.
“Kita harus mampu melawan kelemahan dan cobaan yang ada, terutama melawan kelemahan dari diri kita sendiri,” kata Pendeta Misye.
Dikatakan, ada tiga kelemahan yang selalu menerpa manusia selama hidup. Yakni hawa nafsu seksual, kekuasaan dan harta benda.
“Ketiga hal ini adalah ancaman dan tantangan yang harus dihadapi oleh kita sebagai manusia. Apakah kita mampu menghadapi hal ini, atau malah ikut tergoda dalam kelemahan-kelemahan ini,” jelas dia.
Pendeta Misye mengajak agar sebagai bagian dari warga Kabupaten MTB, umat GPM Profesi Tionghoa harus menjadi teladan dan contoh kepada sesama. Sebab ada tiga hal yang dapat menjadi penguat umat dalam melawan kelemahan dan godaan tersebut.
“Kita harus mampu meningkatkan etos kerja dan mengelola kelemahan dengan tiga hal berikut, yakni mengikuti teladan Yesus yang meski digoda tetap teguh dalam perintah-perintah BapaNya. Kedua tidak semena-mena meski mendapatkan kekuasaan, dan selalu waspada dengan cobaan disegala waktu, sebab cobaan tidak hanya datang pada saat susah, tetapi juga pada saat yang menyenangkan,” tutup dia.
Sementara Itu Ketua Gereja Protestan Maluku (GPM) Profesi Etnis Tionghowa di Saumlaki, Joseph Afaratu, saat memberikan sambuta menyatakan bahwa ibadah syukur ini merupakan bagian dari pelayanan guna mempererat kebersamaan antara masyarakat etnis Tionghoa di Kota Saumlaki dan Kabupaten MTB pada umumnya.
“Semoga semua yang kita lakukan bersama ini menjadi berkat bukan saja untuk kita sekalian, tetapi juga untuk sesama,” tutur dia.
Ia menambahkan selain sebagai ucapan syukur ibu-ibu yang terlibat dalam kegiatan gerak jalan HUT GPM, ibadah ini sekaligus sebagai ucapan syukur 30 tahun kaum laki-laki pada jemaat tersebut.
“Biarkan ibadah yang kita buat ini semakin menguatkan pelayanan kita bersama,” tutup Joseph yang juga mengakui akan melakukan layanan sosial dengan berkunjung ke warga GPM di Desa Matakus, pada kunjungan yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Oktober nanti. (Albert Batlayeri)
Ibadah yang diikuti oleh puluhan anggota jemaat ini dilaksanakan di Pantai Kelyar Jaya, Desa Olilit Raya, Kecamatan Tanimbar Selatan, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku ini berjalan dengan khidmat.
Dalam refleksi khotbahnya yang diambil dari Matius 4 : 1-11 , Pendeta Misye Samadara menegaskan agar sebagai pengikut Kristus, warga Jemaat GPM Profesi Tionghoa harus kuat dalam melawan cobaan dan godaan duniawi.
“Kita harus mampu melawan kelemahan dan cobaan yang ada, terutama melawan kelemahan dari diri kita sendiri,” kata Pendeta Misye.
Dikatakan, ada tiga kelemahan yang selalu menerpa manusia selama hidup. Yakni hawa nafsu seksual, kekuasaan dan harta benda.
“Ketiga hal ini adalah ancaman dan tantangan yang harus dihadapi oleh kita sebagai manusia. Apakah kita mampu menghadapi hal ini, atau malah ikut tergoda dalam kelemahan-kelemahan ini,” jelas dia.
Pendeta Misye mengajak agar sebagai bagian dari warga Kabupaten MTB, umat GPM Profesi Tionghoa harus menjadi teladan dan contoh kepada sesama. Sebab ada tiga hal yang dapat menjadi penguat umat dalam melawan kelemahan dan godaan tersebut.
“Kita harus mampu meningkatkan etos kerja dan mengelola kelemahan dengan tiga hal berikut, yakni mengikuti teladan Yesus yang meski digoda tetap teguh dalam perintah-perintah BapaNya. Kedua tidak semena-mena meski mendapatkan kekuasaan, dan selalu waspada dengan cobaan disegala waktu, sebab cobaan tidak hanya datang pada saat susah, tetapi juga pada saat yang menyenangkan,” tutup dia.
Sementara Itu Ketua Gereja Protestan Maluku (GPM) Profesi Etnis Tionghowa di Saumlaki, Joseph Afaratu, saat memberikan sambuta menyatakan bahwa ibadah syukur ini merupakan bagian dari pelayanan guna mempererat kebersamaan antara masyarakat etnis Tionghoa di Kota Saumlaki dan Kabupaten MTB pada umumnya.
“Semoga semua yang kita lakukan bersama ini menjadi berkat bukan saja untuk kita sekalian, tetapi juga untuk sesama,” tutur dia.
Ia menambahkan selain sebagai ucapan syukur ibu-ibu yang terlibat dalam kegiatan gerak jalan HUT GPM, ibadah ini sekaligus sebagai ucapan syukur 30 tahun kaum laki-laki pada jemaat tersebut.
“Biarkan ibadah yang kita buat ini semakin menguatkan pelayanan kita bersama,” tutup Joseph yang juga mengakui akan melakukan layanan sosial dengan berkunjung ke warga GPM di Desa Matakus, pada kunjungan yang direncanakan dilaksanakan pada bulan Oktober nanti. (Albert Batlayeri)