Anggrek Larat Setara dengan Sakura di Jepang
pada tanggal
23 November 2017
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Ketua Cabang Bhayangkari Maluku Tenggara Barat (MTB), Ny Hery Dian Dwiarto menilai bunga Anggrek Larat yang miliki nama ilmiah, Dendrobium Phalaenopsis ini setara dengan Bunga Sakura yang menjadi ciri khas negara Jepang. Sebab kedua tanaman ini menjadi tanaman endemik di wilayahnya.
“Kalau di Negara Jepang ada bunga Sakura, di Tanimbar sini ada Anggrek Lelemuku,” ujar Ny Hery kepada Lelemuku.com di sela-sela pengambilan video yang berkaitan dengan kerajinan tenun ikat dan ukir-ukiran, yang bertempat di Sanggar Natar Sere, Desa Tumbur, Kecamatan Wertamrian pada Senin (20/11).
Ia mengharapkan agar pemerintah dapat memberikan perhatian agar terus membudidayakan Anggrek Larat ini sehingga status yang membanggakan ini dapat terus diperlihatkan.
“Dinas Pertanian harus melaksanakan sosialisasikan kepada masyarakat dan harus mengembangkan bagaimana bibit anggrek itu dapat terus dibudidayakan,” harap dia.
“Kalau di Negara Jepang ada bunga Sakura, di Tanimbar sini ada Anggrek Lelemuku,” ujar Ny Hery kepada Lelemuku.com di sela-sela pengambilan video yang berkaitan dengan kerajinan tenun ikat dan ukir-ukiran, yang bertempat di Sanggar Natar Sere, Desa Tumbur, Kecamatan Wertamrian pada Senin (20/11).
Ia mengharapkan agar pemerintah dapat memberikan perhatian agar terus membudidayakan Anggrek Larat ini sehingga status yang membanggakan ini dapat terus diperlihatkan.
“Dinas Pertanian harus melaksanakan sosialisasikan kepada masyarakat dan harus mengembangkan bagaimana bibit anggrek itu dapat terus dibudidayakan,” harap dia.
Ia mengatakan bahwa Anggrek Larat diambil dari nama Pulau Larat dimana anggrek ini untuk pertama kali ditemukan. Anggrek yang dalam bahasa Tanimbar disebut Lelemuku ini termasuk tanaman langka yang dilindungi.
“Lelemuku pertama kali ditemukan di Larat, nama bahasa Inggrisnya adalah Cooktown Orchid. Anggrek Larat ini Ternyata 1 dari 12 anggrek langka di Indonesia, jadi Tanimbar harus bangga,” kata Ny. Hery.
Ia menambahkan masyarakat tanimbar sendiri masih banyak yang belum mengerti tentang pembudidayaan anggrek ini. Dimana faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhannya adalah mulai dari intensitas penyiaran mentari pagi, suhu, kelembaban udara, serangan hama dan penyakit tanaman.
“Karena budidaya anggrek itu susah, mungkin harus diajarkan darimana-mana tentang anggrek itu, gimana dia tubuh sampai cara perawatannya. Untuk saat ini yang menanam anggrek kan hanya yang mengerti tentang tanaman ini saja,” tambah dia.
Anggrek Larat adalah salah satunya adalah jenis tanaman hias berbunga yang banyak digemari karena keindahan warna dan pesonanya. Sebagai bunga identitas Indonesia khususnya di Maluku Angggrek Larat termasuk dalam anggrek jenis epifit karena sifatnya yang hidup menempel pada tanaman lain namun tidak merugikan tanaman yang ditempelinya.
Ia menandaskan pertumbuhan dan pembungaannya relatif lebih cepat dan berbunga indah ini selalu menjadi rebutan para pecinta tanaman hias sehingga harus dilindungi keberadaannya dan terus dibudidayakan. (Laura Sobuber)