Bank Indonesia Peduli dengan Kain Tenun Tanimbar
pada tanggal
27 November 2017
TUMBUR, LELEMUKU.COM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi mengungkapkan bahwa pihaknya peduli dengan tradisi dan budaya yang ada di Kepulauan Maluku.
Salah satu bentuk kepedulian BI melalui corporate social responsibility (CSR) adalah dengan memberikan bantuan pemberdayaan pengusaha penenun kain ikat Tanimbar.
Salah satu bentuk kepedulian BI melalui corporate social responsibility (CSR) adalah dengan memberikan bantuan pemberdayaan pengusaha penenun kain ikat Tanimbar.
“Sejak beberapa tahun yang lalu Bank Indonesia sudah peduli dengan pengembangan tenun kain Tanimbar, khusunya dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat demi masyarakat, ekonomi perempuan” ujar Bambang kepada Lelemuku.com, di Desa Tumbur, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Senin (20/11)
Ia menilai para pengusaha penenun kain Tanimbar yang saat ini sedang didukung usahanya, memiliki potensi besar dalam mengembangkan promosi hingga penjualannya.
“Kita tahu bahwa ibu-ibu disini menjadi penenun kain Tanimbar, kami harapkan ini terus berkembang. Saat ini masalah di hanya terkendala pemasarannya. Makanya kita terus mendorong supaya mereka ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan fashion show atau pameran-pameran baik itu di Jakarta atau di luar negeri,” ungkap dia.
Bambang mengakui selama ini pihaknya juga berkolaborasi dengan Perusahaan Inpex.
“Inpex yang dari awal sudah memberikan perhatian kepada ibu-ibu penenun. Mereka sudah duluan mengajak penenun-penenun ini dengan Dinas Koperasi untuk hadir di pameran di Jepang,” aku dia.
Ia menyatakan, meski tidak segencar Inpex, Bambang mengakui akan melibatkan sanggar-sanggar di MTB yang masih aktif, salah-satunya adalah Sanggar Natar Sere di Desa Tumbur yang dikelola oleh Olifa Reresi Silolone dan suaminya Modestu Silolone,
“Kalau kami bank Indonesia belum ada kegiatan, namun jika ada kami akan sempatkan,” ujar dia.
Ia katakan, dukungan kepada para pengusaha ini akan dilakukan secara maksimal. Sebab dari pantauannya selama ini sanggar ini mengalami perkembangan yang cukup nyata, meski dikerjakan dengan segala kekurangan yang ada. (Laura Sobuber)