Lagi Musim, Buah Mangga Banjiri Saumlaki
pada tanggal
19 November 2017
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Buah mangga banjiri Kota Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku. Menurut Wihelmina Laritembun, salah satu pedagang dari Pasar Wepurik, Desa Kabiarat, Kecamatan Tanimbar Selatan banjir mangga ini tejadi karena musim buah yang sudah berlangsung sejak 2 minggu yang lalu.
“Di bulan Oktober lalu, pohon mangga mulai berbunga dan di bulan November ini baru kami panen dan jual buahnya,” ujar Wihelmina kepada Lelemuku.com, pada Sabtu (18/11).
Ia katakan ada 3 jenis mangga yang saat ini marak dijual di Saumlaki, diantaranya mangga telur, mangga susu dan mangga pepaya atau nenas, dengan harga dari Rp5000 hingga Rp10.000 per tumpuk.
“Kalau mangga yang kami jual, seharga lima ribu rupiah pertumpuk, dengan tiap harinya ada paling kurang 10 tumpuk yang kami jual. Dari hasil penjualan dalam sehari kami bisa mendapat keuntungan sampai 150 ribu rupiah,” kata dia.
Ia menyampaikan sekitar 20 pedagang di desanya, mendapat tiga jenis mangga tanpa perlu menanam dan merawat pohonnya, karena dapat tumbuh sendiri di hutan atau lahan masyarakat. Sedangkan untuk jenis mangga golek ditanam dan dirawat.
“Kami jualan di pondok sendiri, sementara buahnya kami ambil dari lahan sendiri. Mangga ini jatuh secara alami dan dikumpulkan bersama-sama oleh kami sekeluarga,” tutur dia.
Ia menambahkan, dari hasil penjualan buah mangga ini sangat menguntungkan karena menambah pendapatan sehari-hari.
“Kalau mangga laku saya pake uangnya untuk beli jualan lain lagi, kebutuhan keluarga dan kebutuhan sekolah anak” tambahnya.
Ia berharap, adanya perhatian dari Pemerintah Daerah, terutama dari Bupati Petrus Fatlolon yang pada masa kampanye lalu memberikan janji kepada warga di Kabiarat untuk membangun pasar yang layak digunakan.
“Kami dulu jualan di Pasar Baru sana, tapi diusir dengan pedagang lama. Jadi kami jualan saja disini dan membangun pondok dengan biaya sendiri. Kami berharap bapak bupati dapat mewujudkan janji yang kemarin disampaikan saat berkunjung di Kabiarat,” harap dia. (Laura Sobuber)
“Di bulan Oktober lalu, pohon mangga mulai berbunga dan di bulan November ini baru kami panen dan jual buahnya,” ujar Wihelmina kepada Lelemuku.com, pada Sabtu (18/11).
Ia katakan ada 3 jenis mangga yang saat ini marak dijual di Saumlaki, diantaranya mangga telur, mangga susu dan mangga pepaya atau nenas, dengan harga dari Rp5000 hingga Rp10.000 per tumpuk.
“Kalau mangga yang kami jual, seharga lima ribu rupiah pertumpuk, dengan tiap harinya ada paling kurang 10 tumpuk yang kami jual. Dari hasil penjualan dalam sehari kami bisa mendapat keuntungan sampai 150 ribu rupiah,” kata dia.
Ia menyampaikan sekitar 20 pedagang di desanya, mendapat tiga jenis mangga tanpa perlu menanam dan merawat pohonnya, karena dapat tumbuh sendiri di hutan atau lahan masyarakat. Sedangkan untuk jenis mangga golek ditanam dan dirawat.
“Kami jualan di pondok sendiri, sementara buahnya kami ambil dari lahan sendiri. Mangga ini jatuh secara alami dan dikumpulkan bersama-sama oleh kami sekeluarga,” tutur dia.
Ia menambahkan, dari hasil penjualan buah mangga ini sangat menguntungkan karena menambah pendapatan sehari-hari.
“Kalau mangga laku saya pake uangnya untuk beli jualan lain lagi, kebutuhan keluarga dan kebutuhan sekolah anak” tambahnya.
Ia berharap, adanya perhatian dari Pemerintah Daerah, terutama dari Bupati Petrus Fatlolon yang pada masa kampanye lalu memberikan janji kepada warga di Kabiarat untuk membangun pasar yang layak digunakan.
“Kami dulu jualan di Pasar Baru sana, tapi diusir dengan pedagang lama. Jadi kami jualan saja disini dan membangun pondok dengan biaya sendiri. Kami berharap bapak bupati dapat mewujudkan janji yang kemarin disampaikan saat berkunjung di Kabiarat,” harap dia. (Laura Sobuber)