Miliki Potensi, Motif Tenun Tanimbar Harus Dikembangkan
pada tanggal
28 November 2017
TUMBUR, LELEMUKU.COM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi menyarankan agar potensi promosi kain Tenun Tanimbar segera disikapi oleh semua pihak di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) dengan mengelola dan mengembangkan motif-motif yang sudah ada ke arah yang modern.
“Kita harus bisa menggabungkan antara kearifan lokal atau motif aslinya dengan motif yang disukai pasar,” ujar dia kepada Lelemuku.com saat ditemui di Desa Tumbur, Kecamatan Wertamrian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Senin (20/11)
Dikatakan, Bank Indonesia saat ini gencar untuk mempromosikan kekhasan tiap daerah di Indonesia, salah satunya dengan mendatangkan perancang busana yang mencari potensi kain daerah yang memiki motif dan corak yang kuat.
“Kami juga mengajak desainer supaya menggambungkan motifnya supaya disukai pasar. Kami sudah mengajak beberapa orang untuk hadir di pameran di karya kreatif Indonesia,” ujar Bambang.
Ia katakan kain tenun di Tanimbar masih butuh waktu untuk bersaing, namun ia mengajak agar para pengusaha dapat memanfaatkan waktu yang luang ini untuk mencari peluang dengan cara membaca permintaan pasar yang hingga kini belum dijawab.
“Kalau kami lihat mungkin masih perlu tingkatkan daya saing kita, dari sisi motif yang disukai pasar. Ternyata kita memang para pembeli itu lebih suka motif-motif yang sudah dikembangkan oleh disainer. Contoh dari NTT, itu mereka banyak yang suka dan ternyata omsetnya selama pameran saja luar biasa,” ungkap dia.
Ia katakan, permintaan pasar di Jakarta dan luar negeri, sangat beragam sehingga ia menyarankan agar para pengusaha tidak terpaku saja dengan motif tradisional, namun juga dengan desain modern dan populer.
“Yang motif asli saja belum tentu disentuh oleh disainer. itu mungkin dari sisi pasar, yang mungkin bagi orang Jakarta, kurang sediki menarik sehingga tak jadi dibeli. Nah hal ini yang kami lihat,” jelas Bambang.
Selanjutnya ia menilai, salah satu sanggar Tenun Kain Tanimbar yang masih aktif, Sanggar Natar Sere di Desa Tumbur yang dikelola oleh Olifa Reresi Silolone dan suaminya Modestu Silolone memiliki peluang yang sama.
“Pembuatan kain tenun ibu Olif juga punya potensi yang besar. Namun produksinya saat ini tergantung permintaan, kalau beliau merasa tidak bisa tangani sendiri, mereka akan sub krontrakan, ibu-ibu yang lain untuk membantu, mengeroyok pekerjaan itu sehingga sesuai dengan target dan waktu yang diminta,” ujar dia.
Hal ini menurut Bambang, sangat dimaklumi, sebab masih kurangnya kesadaran warga Tanimbar akan potensi ini sehingga dia menilai usaha untuk meningkatkan peluang produksi kain tenun ini dilakukan secara perlahan.
“Kami dari awal selalu bekerjasama ya, kita bantu tidak sendirian tapi harus dari kelompok. Dari kelompok ini kita harapkan, mama yang jadi pemimpin ini yang menyeleksi sendiri mana-mana mama-mama yang punya keinginan kuat untuk menjadi penenun, jangan sampai sudah dilatih sebentar lalu mundur,” ungkap Bambang.
Sehingga, menurut dia proses ini akan terus dikawan BI, dengan memberikan dukungan sesuai dengan kemampuan pihaknya.
“Kami akan membantu, dan ini memang tidak mudah, harus melatih cukup lama baru bias mendapatkan orang yang serius menjadi penenun. Mama Olif yang lakukan seleksinya, karena mama yang tahu siapa disini yang ulet dan yang asal-asalan,” tutup dia. (Laura Sobuber)