Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut Kunjungi Kodam Pattimura
pada tanggal
22 November 2017
AMBON, LELEMUKU.COM - Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Suko Pranoto menerima kunjungan Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut dalam rangka Praktek Jala Yudha Taruna AAL Tingkat IV Angkatan ke-63, bertempat di Ruang Kerja Pangdam.
Siaran pers Penerangan Kodam XVI/Pattimura yang diterima Antara, Selasa, menyebutkan, rombongan yang diketuai oleh Letkol (Laut) Tunggul didamping Mayor (Laut) Joko Purwanto, dan beranggotakan delapan Taruna dan tiga Taruni itu dijadwalkan berkunjung selama tiga hari, 21-24 November 2017.
Mereka melaksanakan berbagai kegiatan, di antaranya courtesy call (kunjungan kehormatan) ke pejabat daerah, promosi ke beberapa SMU di Kota Ambon, olah raga persahabatan dengan masyarakat, pesta koktail, aksi bersih pantai di Pintu Kota Ambon, dan "Open Ships" di kapal perang untuk masyarakat yang diadakan setiap hari.
Selain itu, Taruna/Taruni Tingkat IV Angkatan ke-63 AAL Genderang Suling Gita Jala Taruna AAL itu akan unjuk kebolehan atraksi drum band kirab keliling Kota Ambon pada 22 November 2017 pukul 15.00 WIT, dengan start di monumen Gong Perdamaian Dunia dan finish di Lapangan Merdeka Kota Ambon.
Latihan Jalayudha merupakan latihan pelayaran bagi Taruna/Taruni AAL Tingkat IV yang bertujuan untuk memberikan pengalaman dalam mengoperasikan kapal combatan, sebagai media latihan dengan harapan dapat membangkitkan jiwa patriotisme dan militansi para Taruna sebagai modal dasar prajurit-prajurit bahari yang tangguh dan pantang menyerah.
Pangdam didampingi Aspers, LO AL dan Kapendam, menjelaskan bahwa wilayah Maluku dan Maluku Utara merupakan tanggung jawab Kodam XVI/Pattimura yang merupakan kawasan kepulauan dan memiliki kurang lebih 2.000 pulau.
"Kita bersyukur terlahir oleh nenek moyang yang berjiwa ksatria.Indonesia ada karena ada Maluku, penjajah datang karena memburu rempah di Maluku," katanya.
Maluku pernah mengalami konflik sosial tahun 1999 yang mengakibatkan banyak korban. Penyebab awalnya hanya permasalahan kecil, sehingga Maluku dinyatakan sebagai daerah rawan konflik, karena masyarakatnya mudah tersulut.
Lebih lanjut dikatakan, wilayah laut Maluku lebih luas dari wilayah darat, untuk itu oleh Pangdam terdahulu dicetuskan program Emas Biru dan Emas Hijau, yang apabila dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan dengan baik bisa membantu kesejahteraan masyarakat Maluku.
Pasalnya, kesejahteraan dapat mendatangkan keamanan dan keadamaian, yang disebut sebagai Emas Putih.
"Maluku ini bisa menjadi sorga apabila dapat dikelola dan dimanfaatkan semua potensi alam yang ada," kata Pangdam. (Antara)
Siaran pers Penerangan Kodam XVI/Pattimura yang diterima Antara, Selasa, menyebutkan, rombongan yang diketuai oleh Letkol (Laut) Tunggul didamping Mayor (Laut) Joko Purwanto, dan beranggotakan delapan Taruna dan tiga Taruni itu dijadwalkan berkunjung selama tiga hari, 21-24 November 2017.
Mereka melaksanakan berbagai kegiatan, di antaranya courtesy call (kunjungan kehormatan) ke pejabat daerah, promosi ke beberapa SMU di Kota Ambon, olah raga persahabatan dengan masyarakat, pesta koktail, aksi bersih pantai di Pintu Kota Ambon, dan "Open Ships" di kapal perang untuk masyarakat yang diadakan setiap hari.
Selain itu, Taruna/Taruni Tingkat IV Angkatan ke-63 AAL Genderang Suling Gita Jala Taruna AAL itu akan unjuk kebolehan atraksi drum band kirab keliling Kota Ambon pada 22 November 2017 pukul 15.00 WIT, dengan start di monumen Gong Perdamaian Dunia dan finish di Lapangan Merdeka Kota Ambon.
Latihan Jalayudha merupakan latihan pelayaran bagi Taruna/Taruni AAL Tingkat IV yang bertujuan untuk memberikan pengalaman dalam mengoperasikan kapal combatan, sebagai media latihan dengan harapan dapat membangkitkan jiwa patriotisme dan militansi para Taruna sebagai modal dasar prajurit-prajurit bahari yang tangguh dan pantang menyerah.
Pangdam didampingi Aspers, LO AL dan Kapendam, menjelaskan bahwa wilayah Maluku dan Maluku Utara merupakan tanggung jawab Kodam XVI/Pattimura yang merupakan kawasan kepulauan dan memiliki kurang lebih 2.000 pulau.
"Kita bersyukur terlahir oleh nenek moyang yang berjiwa ksatria.Indonesia ada karena ada Maluku, penjajah datang karena memburu rempah di Maluku," katanya.
Maluku pernah mengalami konflik sosial tahun 1999 yang mengakibatkan banyak korban. Penyebab awalnya hanya permasalahan kecil, sehingga Maluku dinyatakan sebagai daerah rawan konflik, karena masyarakatnya mudah tersulut.
Lebih lanjut dikatakan, wilayah laut Maluku lebih luas dari wilayah darat, untuk itu oleh Pangdam terdahulu dicetuskan program Emas Biru dan Emas Hijau, yang apabila dikembangkan, dikelola dan dimanfaatkan dengan baik bisa membantu kesejahteraan masyarakat Maluku.
Pasalnya, kesejahteraan dapat mendatangkan keamanan dan keadamaian, yang disebut sebagai Emas Putih.
"Maluku ini bisa menjadi sorga apabila dapat dikelola dan dimanfaatkan semua potensi alam yang ada," kata Pangdam. (Antara)