BMKG Imbau Nelayan Maluku Waspadai Gelombang 2,5 Meter
pada tanggal
04 Desember 2017
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maluku mengimbau para nelayan tradisional agar mewaspadai gelombang tinggi yang mencapai 2,5 meter di perairan Maluku pada beberapa hari ke depan.
"Gelombang setinggi 2,5 meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy, dikonfirmasi, Minggu.
Dengan adanya peringatan itu, para nelayan diminta untuk tidak memaksakan diri melaut bila hanya dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional berupa perahu berbodi besar tidak kuat menahan gempuran ombak setinggi 2,5 meter, sehingga bisa berakibat fatal bagi para nelayan yang menggunakannya.
George mengemukakan, imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota.
Para bupati maupun wali kota se-Maluku juga diminta mengingatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.
"Jadi dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru," katanya.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (Antara)
"Gelombang setinggi 2,5 meter berbahaya bagi nelayan yang hendak menangkap ikan dengan armada tradisional," kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon George Mahubessy, dikonfirmasi, Minggu.
Dengan adanya peringatan itu, para nelayan diminta untuk tidak memaksakan diri melaut bila hanya dengan mengandalkan armada tradisional.
Armada tradisional berupa perahu berbodi besar tidak kuat menahan gempuran ombak setinggi 2,5 meter, sehingga bisa berakibat fatal bagi para nelayan yang menggunakannya.
George mengemukakan, imbauan tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku maupun sembilan kabupaten dan dua kota.
Para bupati maupun wali kota se-Maluku juga diminta mengingatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) teknis agar memperhatikan peringatan dini dari BMKG.
"Jadi dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru," katanya.
Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan. (Antara)