Anak Maluku Basudara. Ajang Pengenalan Toleransi Sejak Usia Dini
pada tanggal
13 Juni 2018
AMBON, LELEMUKU.COM - Acara Anak Maluku Basudara merupakan gagasan dan kerjasama Korem 151/Binaiya dengan Ambon Sailing Community dan Himpunan Pariwisata Indonesia Kota Ambon.
Tema yang diusung adalah "Ramadhan Par Katong Samua". Hal tersebut diselenggarakan karena bertepatan dengan berlangsungnya bulan puasa tahun ini dan bertujuan untuk menunjukkan bahwa di Maluku, Ramadhan bukan hanya dirayakan oleh masyarakat yang muslim, tetapi masyarakat non muslim juga turut merasakan dan bergembira bersama dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Kegiatan yang dilakukan meliputi bakti sosial antara anak-anak dari SD 42 Amahusu dan Anak-anak pengajian dari Masjid Salahudrin, Stain yang dilaksanakan pada tgl 29 Mei 2018. Sasaran utama adalah anak-anak dengan harapan yaitu sejak usia dini mereka sudah memahami arti dari toleransi melalui kegiatan yang dilaksanakan.
Sedangkan pada 30 Mei 2018 acara serupa juga dilaksanakan di Masjid Air Salobar. Selain bakti sosial pembersihan lingkungan masjid, merekapun melakukan hiburan-hiburan dari mereka untuk mereka dan dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Buka puasa tsb tidak hanya dilakukan oleh anak yang beragama Islam tp juga anak-anak dr Nasrani. Hiburan boneka dari Kak Eklin tak mau ketinggalan menghibur anak-anak.
Puncak acara Anak Maluku Basudara dilaksanakan di Tribun, Lapangan Merdeka, Kota Ambon pada 2 Juni 2018. Acara tersebut dimulai dengan lomba menggambar yang dibedakan dengan beberapa katagori usia dan jenis lomba. Selain itu ada acara persembahan dari perwakilan tiap-tiap Desa dan Sekolah baik yang Islam maupun Nasrani.
Yang menarik pada acara tersebut adalah persembahan musik terompet oleh para pemuda Gereja Rehoboth yang membawakan lagi Sholawat. Tidak kalah menariknya adalah ceramah Ramadhan oleh dua orang tokoh agama yang berbeda dalam satu panggung dan bersamaan, yaitu ceramah Ustad H. Muh. Ma'ruf, MM dan Pendeta Ny. Ruth Rahabean.
Mereka sama-sama menekankan tentang kasih yang tidak dibatasi oleh suku, agama dan ras. Keberagaman di Maluku dipersatukan oleh ikatan sebagai Anak Maluku Basudara. Untuk itu toleransi umat dan kebersamaan penting dalam menjaga perdamaian di Kota Ambon.
Acara diakhiri dengan berbuka puasa bersama dan banyak lagi persembahan nyanyian solo, kelompok maupun tarian-tarian khas Maluku. (Penrem151)
Tema yang diusung adalah "Ramadhan Par Katong Samua". Hal tersebut diselenggarakan karena bertepatan dengan berlangsungnya bulan puasa tahun ini dan bertujuan untuk menunjukkan bahwa di Maluku, Ramadhan bukan hanya dirayakan oleh masyarakat yang muslim, tetapi masyarakat non muslim juga turut merasakan dan bergembira bersama dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Kegiatan yang dilakukan meliputi bakti sosial antara anak-anak dari SD 42 Amahusu dan Anak-anak pengajian dari Masjid Salahudrin, Stain yang dilaksanakan pada tgl 29 Mei 2018. Sasaran utama adalah anak-anak dengan harapan yaitu sejak usia dini mereka sudah memahami arti dari toleransi melalui kegiatan yang dilaksanakan.
Sedangkan pada 30 Mei 2018 acara serupa juga dilaksanakan di Masjid Air Salobar. Selain bakti sosial pembersihan lingkungan masjid, merekapun melakukan hiburan-hiburan dari mereka untuk mereka dan dilanjutkan dengan berbuka puasa bersama. Buka puasa tsb tidak hanya dilakukan oleh anak yang beragama Islam tp juga anak-anak dr Nasrani. Hiburan boneka dari Kak Eklin tak mau ketinggalan menghibur anak-anak.
Puncak acara Anak Maluku Basudara dilaksanakan di Tribun, Lapangan Merdeka, Kota Ambon pada 2 Juni 2018. Acara tersebut dimulai dengan lomba menggambar yang dibedakan dengan beberapa katagori usia dan jenis lomba. Selain itu ada acara persembahan dari perwakilan tiap-tiap Desa dan Sekolah baik yang Islam maupun Nasrani.
Yang menarik pada acara tersebut adalah persembahan musik terompet oleh para pemuda Gereja Rehoboth yang membawakan lagi Sholawat. Tidak kalah menariknya adalah ceramah Ramadhan oleh dua orang tokoh agama yang berbeda dalam satu panggung dan bersamaan, yaitu ceramah Ustad H. Muh. Ma'ruf, MM dan Pendeta Ny. Ruth Rahabean.
Mereka sama-sama menekankan tentang kasih yang tidak dibatasi oleh suku, agama dan ras. Keberagaman di Maluku dipersatukan oleh ikatan sebagai Anak Maluku Basudara. Untuk itu toleransi umat dan kebersamaan penting dalam menjaga perdamaian di Kota Ambon.
Acara diakhiri dengan berbuka puasa bersama dan banyak lagi persembahan nyanyian solo, kelompok maupun tarian-tarian khas Maluku. (Penrem151)