Gaston Salasiwa Keluar dari Almere City
pada tanggal
09 Juni 2018
AMSTERDAM, LELEMUKU.COM - Pemain sepak bola asal Maluku, Gaston Salasiwa keluar dari Klub Eerste Divisie (Liga 2) Belanda, Almere City.
Pemain 29 tahun yang telah bergabung dengan Almere City sejak 2014 lalu ini telah melakoni 40 pertandingan dengan mencetak tujuh gol dan lima assists sejauh ini.
Gassao sapaan akrabnya, mengaku tak melanjutkan kariernya di Almere City karena tak bisa mencapai kesepakatan baru. Hal itu semakin kuat usai resmi diumumkan melalui akun Instagram pribadinya.
"Terima kasih untuk semuanya @almerecity. Sekarang waktunya mencari tatangan baru," tulis Gassao disertai emoticon hati dan bola.
Pemuda yang lahir pada 17 Augustus 1988 ini memulai karier profesional kala menjalani debut untuk Telstar di pentas Jupiler League pada 16 Januari 2009. Ketika itu ia berstatus pemain pinjaman dari AZ Alkmaar.
Gassao langsung menarik perhatian publik dengan menyumbangkan dua gol dan satu assist dalam kemenangan 4-1 atas FC Eindhoven. Setelah hari itu, Gaston hampir selalu menjadi pemain inti Telstar.
Karier Salasiwa mulai memelesat setelah bergabung dengan Almere City pada 2014. Sepanjang perjalanan hingga pertengahan musim 2017-18, gelandang serba bisa tersebut telah mengoleksi delapan gol dan 13 assist dalam 116 penampilan untuk Almere.
Meski memiliki karier gemilang di Belanda, Gassao tak lantas melupakan tanah leluhurnya, Indonesia. Pada faktanya, Gaston Salasiwa pernah berkarier di Indonesia. Tepatnya pada 2011 silam, Gassao mencoba peruntungan dengan menerima pinangan Bintang Medan untuk berkompetisi di Liga Primer Indonesia.
Sayangnya, carut marut yang terjadi di sepak bola Indonesia saat itu membuat kompetisi harus berhenti di tengah jalan. Sementara Gassao memutuskan untuk pulang ke negeri kincir angin. Kendati begitu, sahabat karib Irfan Bachdim ini masih membuka peluang untuk berkarier di Indonesia lagi.
Rencana Gassao untuk melanjutkan karier di Indonesia bisa saja memuluskan hasratnya untuk bisa dinaturalisasi dan segera memperkuat tim nasional. Tak dipungkiri, Gaston Salasiwa memang telah lama memendam keinginan untuk memakai jersey dengan lambang Garuda di dada. Gelandang 29 tahun itupun antusias dengan program naturalisasi yang belakangan kembali dilakukan oleh PSSI.
“Garis keturunan saya berasal dari sebuah desa kecil bernama Waeputih di pulau Buru, Maluku. Jika saya bisa tampil untuk Indonesia, saya akan membuat warga dan keluarga saya bangga.”
Andai mendapat kesempatan dinaturalisasi, kehadiran Gaston Salasiwa tentu bisa menambah daya kreativitas lini sentral skuat Garuda. Gassao memiliki kecepatan, determinasi, olah bola mumpuni dan punya tendangan kaki kiri yang begitu keras. Dan perlu diketahui, Indonesia jarang sekali memiliki pemain yang sangat mengandalkan kaki kiri.
Namun begitu, jebolan akademi Ajax Amsterdam ini juga bisa ditempatkan di posisi mana saja. Berdasarkan data statistik Transfermarkt, Gassao telah memainkan 10 posisi berbeda di sepanjang kariernya, dengan posisi kiper dan penyerang tengah menjadi pos yang belum pernah ia jajal. Kendati begitu, Gassao ternyata lebih nyaman untuk bermain di area tengah. (Albert Batlayeri)