Mengenal Pulau Marsegu, Kawasan Taman Wisata Alam di SBB
pada tanggal
03 Juni 2018
PIRU, LELEMUKU.COM - Pulau Marsegu memiliki luas daratan sekitar 240,2 ha. Sedangkan Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau Marsegu memiliki luas sekitar 11.000 Ha dan ditetapkan sebagai Taman Wisata Laut Pada tanggal 05 Maret 1999, dengan SK Menhutbun Nomor: 114/Kpts-II/1999.
Pulau Marsegu terletak di bagian barat Pulau Seram , termasuk dalam wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Pulau ini diberikan nama oleh masyarakat sebagai “Pulau Marsegu” karena mempunyai satwa Kelelawar dalam jumlah besar. Kata Marsegu berasal dari bahasa daerah yang berarti Kelelawar.
Selain Kelelawar dapat ditemui juga satwa-satwa yang dilindungi seperti Burung Gosong Megaphodius reinwardtii (Maleo) dan Kepiting Kelapa (Birgus latro) atau yang bahasa daerahnya disebut “kepiting kenari”. Masih banyak satwa burung lain yang menjadikan pulau ini sebagai habitat makan, bermain dan tidur.
Seluruh daratan pulau marsegu masih dipengaruhi suasana hembusan angin laut karena titik terjauh dari garis pantai hanya berjarak 500 m. Pulau ini dikelilingi oleh terumbu karang yang beranekawarna dan kaya akan potensi sumberdaya alam laut.
Setengah dari pulau ini merupakan daerah hutan mangrove dengan jenis-jenis mangrove, seperti Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Brugueira gymnorrhiza, Brugueira sexangula, Ceriops tagal, Xylocarpus mollucensis, Xylocarpus granatum, Heritiera littoralis, Lumnitzera littorea, Aegiceras corniculatum, Excoecaria agallocha, Pemphis acidula dan Scyphiphora hydrophyllacea.
Di bagian timur dari pulau marsegu terdapat vegetasi hutan pantai yang mempunyai pantai pasir putih sepanjang 1600 meter. Di bagian utara pantai pasir putih terdapat zone Ipomea pescaprae yang didominasi oleh rumput angin (Spinifex littoreus) dan Katang-katang (Ipomea pescaprae).
Potensi sumberdaya alam yang dapat didayagunakan dalam kawasan pulau marsegu dan sekitarnya dilihat dari kegiatan wisata antara lain : snorkling, scuba diving, perahu kaca dan perahu wisata biasa, pancing wisata, ski air, kawasan pendaratan penyu, areal pasir putih, areal kamping (camping ground), komplek persitirahat (bungalow) dengan latar belakang panorama laut. Sedangkan kegiatan non wisata, antara lain: Budidaya rumput laut, Budidaya/pembesaran ikan jaring apung, Penangkaran dan peneloran penyu, Perikanan tradisional di sekitar kawasan, Pendidikan dan Penelitian.
Selain itu potensi alam non hayati yang dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh pengunjung adalah hamparan pantai pasir putih. Pasir putih ini merupakan suatu tempat dimana pengunjung dapat bermain-main pasir atau ombak, dan tempat istirahat sambil menikmati pemandangan laut atau sambil menjemur badan. Hal yang perlu diperhatikan di lokasi ini adalah sampah baik dari pengunjung atau pihak pengelola yang merupakan sumber pencemaran yang potensial. Selain itu perlu dijaga keutuhan estetika, seperti pemandangan, kebersihan dan sebagainya.
Pulau ini telah dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat terutama Dinas Pariwisata sebagai daerah tujuan wisata, dengan membangun fasiiltas-fasiltas wisata tercatat sudah 6 buah Rumah Wisata (Cotage) meskipun belum rampung 100% pekerjaannya. Selain itu terdapat pos jaga yang seharusnya dipergunakan Petugas yang berwewenang untuk menjaga keberadaan Taman Wisata Alam Laut Pulau Marsegu.
Untuk mencapai Pulau Marsegu, harus menyeberang dari Ambon dengan menggunakan kapal Ferry selama 1,5 jam menuju Pulau Seram dan dilanjutkan perjalanan darat sejauh 56 kilometer menyusuri jalur lintas Seram menuju Seram Bagian Barat. Selama perjalanan darat kami disarankan untuk singgah terlebih dahulu di Piru, Ibukota Kabupaten Seram Bagian Barat untuk beristirahat. Dari Piru, menuju Pelita jaya dilanjutkan dengan menggunakan Speed boat (kapal rakyat) ke lokasi. (DiskominfoSBB)
Pulau Marsegu terletak di bagian barat Pulau Seram , termasuk dalam wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Pulau ini diberikan nama oleh masyarakat sebagai “Pulau Marsegu” karena mempunyai satwa Kelelawar dalam jumlah besar. Kata Marsegu berasal dari bahasa daerah yang berarti Kelelawar.
Selain Kelelawar dapat ditemui juga satwa-satwa yang dilindungi seperti Burung Gosong Megaphodius reinwardtii (Maleo) dan Kepiting Kelapa (Birgus latro) atau yang bahasa daerahnya disebut “kepiting kenari”. Masih banyak satwa burung lain yang menjadikan pulau ini sebagai habitat makan, bermain dan tidur.
Seluruh daratan pulau marsegu masih dipengaruhi suasana hembusan angin laut karena titik terjauh dari garis pantai hanya berjarak 500 m. Pulau ini dikelilingi oleh terumbu karang yang beranekawarna dan kaya akan potensi sumberdaya alam laut.
Setengah dari pulau ini merupakan daerah hutan mangrove dengan jenis-jenis mangrove, seperti Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Brugueira gymnorrhiza, Brugueira sexangula, Ceriops tagal, Xylocarpus mollucensis, Xylocarpus granatum, Heritiera littoralis, Lumnitzera littorea, Aegiceras corniculatum, Excoecaria agallocha, Pemphis acidula dan Scyphiphora hydrophyllacea.
Di bagian timur dari pulau marsegu terdapat vegetasi hutan pantai yang mempunyai pantai pasir putih sepanjang 1600 meter. Di bagian utara pantai pasir putih terdapat zone Ipomea pescaprae yang didominasi oleh rumput angin (Spinifex littoreus) dan Katang-katang (Ipomea pescaprae).
Potensi sumberdaya alam yang dapat didayagunakan dalam kawasan pulau marsegu dan sekitarnya dilihat dari kegiatan wisata antara lain : snorkling, scuba diving, perahu kaca dan perahu wisata biasa, pancing wisata, ski air, kawasan pendaratan penyu, areal pasir putih, areal kamping (camping ground), komplek persitirahat (bungalow) dengan latar belakang panorama laut. Sedangkan kegiatan non wisata, antara lain: Budidaya rumput laut, Budidaya/pembesaran ikan jaring apung, Penangkaran dan peneloran penyu, Perikanan tradisional di sekitar kawasan, Pendidikan dan Penelitian.
Selain itu potensi alam non hayati yang dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh pengunjung adalah hamparan pantai pasir putih. Pasir putih ini merupakan suatu tempat dimana pengunjung dapat bermain-main pasir atau ombak, dan tempat istirahat sambil menikmati pemandangan laut atau sambil menjemur badan. Hal yang perlu diperhatikan di lokasi ini adalah sampah baik dari pengunjung atau pihak pengelola yang merupakan sumber pencemaran yang potensial. Selain itu perlu dijaga keutuhan estetika, seperti pemandangan, kebersihan dan sebagainya.
Pulau ini telah dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat terutama Dinas Pariwisata sebagai daerah tujuan wisata, dengan membangun fasiiltas-fasiltas wisata tercatat sudah 6 buah Rumah Wisata (Cotage) meskipun belum rampung 100% pekerjaannya. Selain itu terdapat pos jaga yang seharusnya dipergunakan Petugas yang berwewenang untuk menjaga keberadaan Taman Wisata Alam Laut Pulau Marsegu.
Untuk mencapai Pulau Marsegu, harus menyeberang dari Ambon dengan menggunakan kapal Ferry selama 1,5 jam menuju Pulau Seram dan dilanjutkan perjalanan darat sejauh 56 kilometer menyusuri jalur lintas Seram menuju Seram Bagian Barat. Selama perjalanan darat kami disarankan untuk singgah terlebih dahulu di Piru, Ibukota Kabupaten Seram Bagian Barat untuk beristirahat. Dari Piru, menuju Pelita jaya dilanjutkan dengan menggunakan Speed boat (kapal rakyat) ke lokasi. (DiskominfoSBB)