Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Tingkat Nasional akan Dilaunching 8 Juni
pada tanggal
03 Juni 2018
AMBON, LELEMUKU.COM - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Maluku Zeth Sahuburua menyatakan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) I Tingkat Nasional, bakal dilaunching di Ambon pada tanggal 8 Juni mendatang, bertempat di Gedung Serba Guna Xaverius, Ambon.
“Direncanakan launching 8 Juni, dimana Dirjen Bimas Katolik akan datang beserta Ketua Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Nasional (LP3KN) dari Jakarta. Dan panitia telah siap. Tadi sudah menyampaikan laporan berupa gambaran pekerjaan sudah rampung kira-kira 75 persen,” ungkap Sahuburua kepada wartawan, usai memimpin Rapat Persiapan Menuju Sukses Pesparani I Tingkat Nasional Tahun 2018, di lantai 6 Kantor Gubernur Maluku, Rabu (30/5).
Saat rapat, Sahuburua yang merupakan Ketua Umum Pesparani I Tingkat Nasional di Maluku, meminta agar panitia lokal juga berkoordinasi dengan Walikota Ambon, Richard Louhenapessy.
“Koordinasi dengan walikota. Kalau boleh umbul-umbul setiap jarak 10 meter satu biar ramai,”katanya.
Dia menyebutkan ada lima hal yang harus menjadi perhatian, dan perlu segera disiapkan sebelum 14-20 Oktober 2018 mendatang, yaitu pembangunan atau penyiapan lokasi, persiapan lomba yakni penyiapan gedung lomba dan perlengkapannya, jadwal pelaksanaan lomba, teknikal meeting dan sebagainya.
“Berkaitan dengan Dewan Juri, kami minta Dewan juri LPK3N tingkat nasional. Kalau yang berasal dari lokal harus yang berkualifikasi. Untuk ini juga, kita akan berkoordinasi untuk minta dari tingkat nasional dan ini juga harus menjadi perhatian serius,” tuturnya..
Untuk persiapan seminar atau Musyawarah Nasioanal (Munas), panitia juga akan berkoordinasi dengan LP3KN, sehingga baik LP3KN maupun panitian daerah punya tanggungjawab masing-masing.
“Baik LP3KN maupun panitia daerah masing-masing punya tanggung jawab sehingga semuanya berjalan dengan baik dan manfaatnya untuk daerah Maluku terlihat. Saya juga minta agar dalam seminar kita sampaikan masalah pembangunan daerah Maluku,’’ paparnya.
Sahuburua mengingatkan soal persiapan pameran berupa penyiapan lokasi pameran, seperti ijin penggunaan lokasi, perlengkapan, acara pembukaan pameran, partisipasi masing-masing kontingen, dan lain-lain agar disiapkan dengan baik.
“Berapa daerah yang ikut hingga koordinasi dengan 34 provinsi ini perlu. Apa yang mau dipamerkan,” terang Sahuburua.
Dilanjutkan, terkait persiapan wisata yaitu penyiapan lokasi mana yang harus dikunjungi, transportasi kontingen, dan teknis pelaksanaan wisata, dan lain-lain segera disiapkan dengan baik.
“Untuk menjual objek wisata, objek yang harus dikunjungi harus disiapkan toilet dan juga air,” tukasnya.
Dikatakan, suksesnya Pesparani Nasional dibutuhkan kerjasama semua pihak hingga diutuhkan tekad bersama dalam kebersamaan.
“Semua akan terselenggara dengan baik selain tekad kita, dibutuhkan kesatuan dan persatuan dan juga kebersamaan,” tegasnya.
Sebelumnya Zeth Sahuburua bersama panitia Pesparani 2018 dan tokoh agama,temui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa masyarakat Maluku serius untuk turut mensukseskan gelaran Persparani yang akan diikuti oleh 8.015 peserta dari 34 provinsi.
“Ambon siap, apalagi sebelumnya Ambon juga telah berhasil menyelenggarakan even-even keagamaan nasional seperti MTQN dan Persparawi,” kata Zeth di kantor Kemenag Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (18/05).
“Ikut sertanya para tokoh agama dalam kunjungan karena kita ingin membuktikan apa yang telah menjadi kesepakatan bahwa Maluku akan dijadikan Laboratorium Pembinaan Umat Beragama di Indonesia dan lebih dari itu, ingin menjadikan Maluku sebagai Pembinaan Umat Beragama di dunia,” ujar Zeth Sahuburua.
Plt. Gubernur Maluku juga berharap, gelaran Persparani ini akan memperoleh tiga kesuksesan, yakni: sukses penyelenggaraan, sukses prestasi, dan sukses pertanggungjawaban. Kepada Menag, Zeth juga menyampaikan harapannya agar Presiden dapat membuka gelaran Persparani seperti halnya Pesparawi.
Dalam kesempatan ini, Menteri Agama juga meminta kepada Dirjen Bimas Katolik Eusbius Binsasi yang hadir untuk memberikan perhatian khusus pada ajang Persparani.
“Karena bukan hanya even nasional, apalagi ini yang pertama, tetapi sesungguhnya inilah wajah kita di mata dunia dalam menunjukkan kehidupan kerukunan, kedamaian yang menjadi ciri dari Bangsa Indonesia yang religius ini,” ujar Lukman.
Persparani rencananya digelar tiga tahun sekali ini. Namun, Menag menyarankan agar itu bisa lebih sering dilaksanakan, setidaknya seperti Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Nasional yang digelar dua tahun sekali. (HumasMaluku/Daulat)