Tingkatkan Produksi Sagu di Papua, Soedarmo Tinjau Pabrik di Kepulauan Meranti
pada tanggal
22 Juli 2018
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Penjabat Gubernur Papua Soedarmo direncanakan pada pagi ini, meninjau hasil produksi sagu di Kepulauan Meranti. Hal demikian disampaikan Plh. Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Papua, Gilberd Yakwart, di Jayapura, Rabu (18/7) petang.
Menurutnya, Gubernur Soedarmo merasa tertarik dengan keberhasilan Pemda Kepulauan Meranti yang memproduksi sagu, padahal bahan bakunya diambil dari Provinsi Papua.
“Menariknya disitu, meski Provinsi Papua yang siapkan bahan sagu ke Kepulauan Meranti, justru kami disini memiliki hasil produksi lebih sedikit dibandingkan Kepualauan Meranti.”
“Makanya, ini yang barangkali menjadi keinginan Gubernur kepada bupati dan walikota di Papua supaya hal ini bisa ditiru. Makanya dalam kunjungan ini Gubernur mengajak sejumlah bupati, sehingga sekembalinya ke Papua bisa menerapkan hasil study di Meranti, di daerah masing-masing,” ucap dia.
Ditambahkan Gilberd, hasil bumi Papua secara umum tidak kalah jauh dengan daerah lainnya yang ada di Indonesia.
Dimana Tuhan telah menganugerahkan hasil bumi yang dapat dijual dan laku pada pasar-pasar luar negeri. Namun demikian, pemerintah dan masyarakat yang mengusahakannya, mesti mengolah dan menjual hasil bumi yang ada dengan kreasi dan kreatifitas.
“Sebab tanpa inovasi pun hasil bumi yang dijual itu bisa nampak biasa-biasa saja. Tetapi bila dikemas dengan baik dan punya inovasi tinggi, saya yakin produk hasil bumi Papua akan banyak dicari konsumen. Dan bakal punya potensi jadi produk unggulan. Namun kita tetap harapkan Pemda setempat bisa turut serta menopang hasil produksi asli di wilayahnya masing-masing,” pungkasnya.
Sebelumnya, Penjabat Gubernur Soedarmo dalam satu kesempatan mengimbau Pemerintah Kabupaten dan Kota di bumi cenderawasih, meniru Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, dalam memproduksi sagu.
Dari data yang dihimpun, Kepulauan Meranti memiliki hasil produksi sagu dengan luas sekitar 12 ribu hektar. Belum lagi pabrik kilang sagu yang mampu meraup keuntungan sekitar Rp300 juta perbulan.
Sementara petani sagu pembudidayanya bisa menerima sekitar Rp17 juta s/d Rp20 juta perbulan.
“Ini baru 12 ribu hektar. Coba bayangkan pabrik tersebut dikembangkan di Provinsi Papua yang memiliki luas lahan yang bisa ditanami sagu sekitar 1 juta hektar. Saya yakin kalau hal ini kita manfaatkan secara maksimal, maka hasil produksi sagu di Papua bisa lebih banyak dibanding Kepulauan Meranti,” ucap dia. (DiskominfoPapua)