45 Selamat dari Tenggelamnya KM Bandeng, 5 Orang Masih Dicari SAR
pada tanggal
17 Agustus 2018
TERNATE, LELEMUKU.COM - 5 orang masih hilang dalam kecelakaan akibat mati mesin yang menenggelamkan Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Bandeng di Barat perairan Kepulauan Loloda, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Provinsi Maluku Utara (Malut) pada Rabu (15/8) pukul 17.20 WIT lalu.
Menurut Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) kelas B Ternate, Muhammad Arafah pada Kamis (16/8), lima orang itu diantaranya Captain, Mualim 2, Mandor, Juru Mudi dan satu orang penumpang atas nama Hendi Suhaeri.
Sementara itu sekitar 45 orang korban kecelakaan kapal feri itu sudah terevakuasi dan diperiksa kesehatannya di RSUD Dr.H. Chasan Boesoiri Ternate. Mereka diantaranya Iswandi Alim (32), Antodi Harjo (22), Febrian Kalalo (20), Arif - Oilman (29), M. Asrija - Masinis III (23), Taufik Ismail - Polontir (22), Erwin (41), Haris - Polontir (22), Jafaruddin - Koki (24), Dedi - Polontir (-), Darmawan - Kadet (18), Soni Manalu (53), Roki (27), Yanda Politifo (34), Yulius (28), Bernat Boboros (19), Adi - Cadet (20).
Selanjutnya adalah Somasa - Cadet (18), Jonli (28), Safrid Muda (28), Nurul Hakim - Kelasi (33), Serli (21), Jitrobio (27), Indahwati (27), Andi Setiawan (24), Noah Setiawan (2), Kerinius Biu (48), Syarifudin Hayale - Masinis I (-), Walser Wala - Oilman (26), Yeni (26), Preti (38), La Jandu Junaidi - ABK (23), Zulkifli - ABK (23), Deli - ABK (27), Mariansi (30), Albertina (32), Yermina (41), Ezra (24), Petrus D. Sinadia (33), Marko (48), Radius (18), Popi Lasut (31), Rio (25), Febrian Monalu (24) dan Yunius Amik (49), Ke 45 orang ini dievakuasi dengan KN.SAR 237 Pandudewanata dan 1 orang dengan Kapal Patroli Coast Goard
Total manifest kapal tersebut adalah 51 orang yang terbagi dalam 17 orang anak buah kapal (ABK), dengan 13 orang sudah di temukan, 4 belum ditemukan. Serta 34 orang penumpang dengan 33 telah ditemukan, dan 1 belum ditemukan. Jumlah ini bertambah dari laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa personal di kapal dengan GT 457 itu adalah 42 jiwa yang terdiri dari 18 abk dan 24 Penumpang. Serta muatan 8 Truk Sedang dan 4 Truk Besar.
Arafah menyatakan para penumpang kapal karam yang berlayar dari Pelabuhan Feri Tobelo, Halut dengan tujuan menuju Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Selasa (14/8) malam ini mulai dievakuasi pada Kamis (16/8) subuh pukul 00.35 WIT.
"17 orang berhasil dievakuasi oleh kapal nelayan menuju Desa Baja, Pulau Doi. Mereka diantaranya 6 perempuan dan 11 laki-laki," ujar dia.
Kemudian pada pukul 01.09 WIT, KN Pandudewanata berhasil mengevakuasi total 28 orang dari liferaft atau rakit penyelamat di koordinat 02°02.20' Lintang Utara dan 127°40.882' Bujur Timur.
"Selanjutnya KN SAR 237 Pandudewanata menuju ke Desa Baja untuk menjemput 17 orang korban yang telah dievakuasi oleh kapal nelayan dan akan dibawa menuju Pelabuhan Ahmad Yani Ternate. Pukul 08.25 WIT KN. Pandudewanata sandar di pelabuhan Ahmad Yani Ternate selanjutnya korban di bawah ku RSUD Dr.H. Chasan Boesoiri Ternate menggunakan Ambulans dan Bis TNI AL dengan pengawalan 1 Unit Mobil Patwal Pomal Lanal Ternate," jelas dia.
Sebelumnya, Arafah mengatakan informasi tenggelamnya kapal ferri karena mesin mati akibat dihantam ombak itu diketahui dari pihak ASDP Ternate. Dikatakan pada Rabu (15/8) sekitar pukul 15.32 WIT, Dan Pos SAR Tobelo menerima telepon dari penumpang atas nama Erwin Mahasari bahwa KMP Feri Bandeng dihantam ombak hingga tenggelam di sekitar perairan Loloda.
Menanggapi hal tersebut pihaknya langsung memerintahkan Kapal KN Padudewanata yang berada di perairan Mayau Batang Dua untuk melakukan evakuasi para korban yang berada di 40 km Barat Daya, Pulau Nama, Loloda Kepulauan, Halut.
"Jarak kami ke Loloda memakan waktu tempuh kurang lebih 5 jam. Tengah perjalanan, kami mendapatkan informasi dari Keluarga korban penumpang kapal Feri tersebut bahwa pada pukul 17.00 WIT, KMP Bandeng sudah tenggelam dan para penumpang saat ini sudah menyelamatkan diri menggunakan empat sekoci," ujarnya kepada RRI.
Kapal Feri tersebut rencannnya sekalian mau melakukan doking di Kota Bitung. (Albert Batlayeri)
Menurut Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) kelas B Ternate, Muhammad Arafah pada Kamis (16/8), lima orang itu diantaranya Captain, Mualim 2, Mandor, Juru Mudi dan satu orang penumpang atas nama Hendi Suhaeri.
Sementara itu sekitar 45 orang korban kecelakaan kapal feri itu sudah terevakuasi dan diperiksa kesehatannya di RSUD Dr.H. Chasan Boesoiri Ternate. Mereka diantaranya Iswandi Alim (32), Antodi Harjo (22), Febrian Kalalo (20), Arif - Oilman (29), M. Asrija - Masinis III (23), Taufik Ismail - Polontir (22), Erwin (41), Haris - Polontir (22), Jafaruddin - Koki (24), Dedi - Polontir (-), Darmawan - Kadet (18), Soni Manalu (53), Roki (27), Yanda Politifo (34), Yulius (28), Bernat Boboros (19), Adi - Cadet (20).
Selanjutnya adalah Somasa - Cadet (18), Jonli (28), Safrid Muda (28), Nurul Hakim - Kelasi (33), Serli (21), Jitrobio (27), Indahwati (27), Andi Setiawan (24), Noah Setiawan (2), Kerinius Biu (48), Syarifudin Hayale - Masinis I (-), Walser Wala - Oilman (26), Yeni (26), Preti (38), La Jandu Junaidi - ABK (23), Zulkifli - ABK (23), Deli - ABK (27), Mariansi (30), Albertina (32), Yermina (41), Ezra (24), Petrus D. Sinadia (33), Marko (48), Radius (18), Popi Lasut (31), Rio (25), Febrian Monalu (24) dan Yunius Amik (49), Ke 45 orang ini dievakuasi dengan KN.SAR 237 Pandudewanata dan 1 orang dengan Kapal Patroli Coast Goard
Total manifest kapal tersebut adalah 51 orang yang terbagi dalam 17 orang anak buah kapal (ABK), dengan 13 orang sudah di temukan, 4 belum ditemukan. Serta 34 orang penumpang dengan 33 telah ditemukan, dan 1 belum ditemukan. Jumlah ini bertambah dari laporan sebelumnya yang menyatakan bahwa personal di kapal dengan GT 457 itu adalah 42 jiwa yang terdiri dari 18 abk dan 24 Penumpang. Serta muatan 8 Truk Sedang dan 4 Truk Besar.
Arafah menyatakan para penumpang kapal karam yang berlayar dari Pelabuhan Feri Tobelo, Halut dengan tujuan menuju Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) pada Selasa (14/8) malam ini mulai dievakuasi pada Kamis (16/8) subuh pukul 00.35 WIT.
"17 orang berhasil dievakuasi oleh kapal nelayan menuju Desa Baja, Pulau Doi. Mereka diantaranya 6 perempuan dan 11 laki-laki," ujar dia.
Kemudian pada pukul 01.09 WIT, KN Pandudewanata berhasil mengevakuasi total 28 orang dari liferaft atau rakit penyelamat di koordinat 02°02.20' Lintang Utara dan 127°40.882' Bujur Timur.
"Selanjutnya KN SAR 237 Pandudewanata menuju ke Desa Baja untuk menjemput 17 orang korban yang telah dievakuasi oleh kapal nelayan dan akan dibawa menuju Pelabuhan Ahmad Yani Ternate. Pukul 08.25 WIT KN. Pandudewanata sandar di pelabuhan Ahmad Yani Ternate selanjutnya korban di bawah ku RSUD Dr.H. Chasan Boesoiri Ternate menggunakan Ambulans dan Bis TNI AL dengan pengawalan 1 Unit Mobil Patwal Pomal Lanal Ternate," jelas dia.
Sebelumnya, Arafah mengatakan informasi tenggelamnya kapal ferri karena mesin mati akibat dihantam ombak itu diketahui dari pihak ASDP Ternate. Dikatakan pada Rabu (15/8) sekitar pukul 15.32 WIT, Dan Pos SAR Tobelo menerima telepon dari penumpang atas nama Erwin Mahasari bahwa KMP Feri Bandeng dihantam ombak hingga tenggelam di sekitar perairan Loloda.
Menanggapi hal tersebut pihaknya langsung memerintahkan Kapal KN Padudewanata yang berada di perairan Mayau Batang Dua untuk melakukan evakuasi para korban yang berada di 40 km Barat Daya, Pulau Nama, Loloda Kepulauan, Halut.
"Jarak kami ke Loloda memakan waktu tempuh kurang lebih 5 jam. Tengah perjalanan, kami mendapatkan informasi dari Keluarga korban penumpang kapal Feri tersebut bahwa pada pukul 17.00 WIT, KMP Bandeng sudah tenggelam dan para penumpang saat ini sudah menyelamatkan diri menggunakan empat sekoci," ujarnya kepada RRI.
Kapal Feri tersebut rencannnya sekalian mau melakukan doking di Kota Bitung. (Albert Batlayeri)