Jembatan Wear Arafura Sudah Rampung 91 Persen
pada tanggal
08 Agustus 2018
LARAT, LELEMUKU.COM – Jembatan Wear Arafura yang terletak antara Siwahan – Ritabel, Kecamatan Tanimbar Utara (Tanut), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku sudah rampung 91 persen.
Menurut Site Engineering Manager PT Nindya Karya, Abdjad Agung Artanto, kemajuan pembangunan jembatan tersebut hingga saat ini sudah mencapai 91 persen, yang secara fisiknya sudah tersambung.
“Saat ini semua blockirnya sudah terinstal, sisa satu bentang saja yang belum dicor lantainya, pekerjaan yang sisa cuma itu. Kemudian akan dilakukan pengaspalan dan pekerjaan minor lain (perapian jalan),” kata dia kepada Lelemuku.com di ruang kerjanya, pada Senin (6/8).
Ia mengungkapkan PT Nindya Karya dikontrak oleh Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Nasional (BPJN) XVI Ambon, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI sejak bulan Desember tahun 2016 hingga 27 November 2018 ini. Namun pihaknya tetap optimis untuk adanya percepatan perampungan jembatan tersebut sebelum masa kontrak berakhir, yaitu akhir bulan September atau awal bulan November.
Artanto pun mengaku jembatan ini awalnya direncananya akan rampung pada bulan Mei mendatang, namun tertunda akibat kendala cuaca hujan deras yang terjadi selama awal dan pertengahan tahun 2018 dan pengadaan material bangunan yang didatangkan dari Jawa.
“Kalau memang kita bisa kerjakan lebih cepat, kita masih optimis bisa ada percepatanlah. Ini kan ada kendala hujan, cuaca dan pengadaan barang. Semoga akhir September atau awal November sudah selesai,” ungkap Artanto.
Jembatan yang bernama adat Tita Waralan atau Leta Koraan ini menelan anggaran mencapai Rp123 miliar ini menggunakan struktur beton pra tegang atau Prestressed Bridge Structure dengan panjang bentangan 45,6 meter (m), sedangkan panjang jembatan tersebut adalah 323 m dengan 2 abutmen atau pangkal jembatan dan 6 pir atau pilar.
Total panjang pembangunan yang akan diresmikan Presiden Jokowi ini jika digabung dengan panjang jalan dari Siwaan ke Larat dan termasuk jembatan adalah 828 m. (Albert Batlayeri)
Menurut Site Engineering Manager PT Nindya Karya, Abdjad Agung Artanto, kemajuan pembangunan jembatan tersebut hingga saat ini sudah mencapai 91 persen, yang secara fisiknya sudah tersambung.
“Saat ini semua blockirnya sudah terinstal, sisa satu bentang saja yang belum dicor lantainya, pekerjaan yang sisa cuma itu. Kemudian akan dilakukan pengaspalan dan pekerjaan minor lain (perapian jalan),” kata dia kepada Lelemuku.com di ruang kerjanya, pada Senin (6/8).
Ia mengungkapkan PT Nindya Karya dikontrak oleh Balai Pelaksana Jalan dan Jembatan Nasional (BPJN) XVI Ambon, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI sejak bulan Desember tahun 2016 hingga 27 November 2018 ini. Namun pihaknya tetap optimis untuk adanya percepatan perampungan jembatan tersebut sebelum masa kontrak berakhir, yaitu akhir bulan September atau awal bulan November.
“Kalau memang kita bisa kerjakan lebih cepat, kita masih optimis bisa ada percepatanlah. Ini kan ada kendala hujan, cuaca dan pengadaan barang. Semoga akhir September atau awal November sudah selesai,” ungkap Artanto.
Jembatan yang bernama adat Tita Waralan atau Leta Koraan ini menelan anggaran mencapai Rp123 miliar ini menggunakan struktur beton pra tegang atau Prestressed Bridge Structure dengan panjang bentangan 45,6 meter (m), sedangkan panjang jembatan tersebut adalah 323 m dengan 2 abutmen atau pangkal jembatan dan 6 pir atau pilar.
Total panjang pembangunan yang akan diresmikan Presiden Jokowi ini jika digabung dengan panjang jalan dari Siwaan ke Larat dan termasuk jembatan adalah 828 m. (Albert Batlayeri)