Kurang Koordinasi, Paskibra MTB Cari Makan di Rumah Makan
pada tanggal
17 Agustus 2018
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Kurang koordinasi antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispenbud) Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku sebagai penanggungjawab dengan pengelola katering sebabkan pasukan pengibar bendera (Paskibra) pada upacara Hari Ulang Tahun (HUT) ke 73,Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Kepulauan Tanimbar terlambat makan dan harus makan di rumah makan dengan menggunakan uang pribadi diluar anggaran yang telah disediakan panitia.
Menurut Kepala Dispenbud, Ir. Lieke Tan, MS hal ini terjadi karena pihak katering yang telah dikontrak untuk menyediakan makanan mengira batas pemberian makanan kepada para siswa SMA dan SMK se Tanimbar itu tuntas pada Kamis (16/8) lalu.
"Jadi miskomunikasi antara Kabid dengan pihak katering, sementara katering berpikir pelayan makan ke anak-anak ini bukan tanggung jawab kami. Namun kami sudah selesaikan dan makanan sudah diantar pada jam 1," ujar dia kepada Lelemuku.com di Hotel Galaxy Saumlaki.
Ia menjelaskan dinasnya mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan beberapa lomba dalam HUT RI kali ini, dan berhasil melaksanakan kegiatan bola voli usia 18 dan umum, lomba bulu tangkis usia 13 dan umum, tenis meja usia 15 dan umum, atletik usia 12 dan 15 tahun serta perebutan piala penghargaan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora), yang semuanya telaksana dengan baik.
Sehingga masalah yang muncul ini dinyatakan telah dituntaskan dengan baik, dan berharap agar hal ini tidak melebar dan disikapi berbeda.
"Saya mengakui ini kesalahan saya, sebab kita terkendala dengan masalah komunikasi, sebab kami awalnya sudah sampaikan kepada panitia bahwa kalau ada kekurangan silahkan beritahukan kepada kami, hubungi saya sebab sudah diatur agar tidak ada masalah seperti ini. Salah satu yang kami antisipasi seperti saat kemarin kami sudah siapkan air untuk paskibra di lapangan, namun air tersebut habis karena sudah digunakan orang lain," ujar dia.
Sementara itu Ferson Kora, pelatih Paskibra MTB yang menggunggah foto pihaknya bersama para pasukannya yang sedang makan di warung makan akibat tidak disediakan konsumsi dari panitia ini menyatakan bahwa hal ini sudah dikoordinasikan sejak awal persiapan karantina.
"Tugas kami melatih, bukan beri makan mereka. Awalnya kami koordinasi kebutuhan kami ini ke Dinas Pendidikan, katanya anggarannya tidak ada dan diarahkan ke bagian umum, kemudian ke sekretaris panita, Omans Batlayeri dan ketua panitia Pak Matatula, tapi anggarannya tidak ada dimereka. Saya lalu temui pak Sekda dan dikatakan bahwa anggarannya sudah ada di Kadis Pendidikan," ujar dia.
Dijabarkan bahwa pihak hotel telah memberitahukan bahwa mereka hanya dilayani makan hingga tanggal 17 pagi. Sehingga 40 orang anggota Paskibra yang terdiri dari 36 peserta dan 4 orang pengawal ini harus mencari cara untuk makan disiang harinya.
"Anak-anak ini dikarantina dari tanggal 14 sampai 18 Agustus, semuanya tidak ada masalah namun terkendala di makan yang putus sampai tanggal 16. Tadi kami hanya dapat sarapan pagi dari pihak hotel yang juga mengatakan bahwa kami dilayani makan hanya pagi saja, siangnya tidak. Diberitahukan bahwa kami tidak bisa makan siang dan makan pada esok harinya, hal ini yang buat kami kecewa," ujar dia.
Ferson mengatakan, dirinya bersama 3 pelatih yang berasal dari Polres MTB dan Kodim Saumlaki ini telah mempersiapkan para pasukan didikannya ini untuk maksimal dalam upacara kenegaraan yang dilaksanakan di Lapangan Madriak Sifnana.
"Dari malam kami sudah siapkan diri, anak-anak sudah persiapan dari jam 11 malam dengan penguatan doa dari ibu pendeta. Sesudah itu anak-anak lanjut dengan rias diri, facial dan make-up di salon dari jam 1 subuh hingga jam 6 tadi pagi. Setelah itu anak-anak ke lapangan dan usai dari upacara kami bawa mereka balik supaya istirahat sebentar dan jam 1 langsung make-up untuk upacara penurunan bendera jam 5 sore. Namun sampai jam 2, makanan siangnya belum ada, sementara anak-anak sudah mengeluh kelaparan," beber dia.
Keluhan anak didikannya ini ditampung pihaknya sebab panitia HUT melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dispenbud yang selama ini tidak pernah ada ditempat bersama dengan mereka
"Sebab kalau ada panitia dari PPTK disini pasti kami sampaikan keluhannya, sebab mereka yang bertugas menangani mulai dari seleksi sampai pembubaran Paskibra. Namun mereka tidak hadir sama sekali, cuma ada Pak Feri dari Bagian Umum yang di panitia berada di Seksi Perlengkapan dan teman-teman dari medis yang bertugas jaga kesehatan mereka," jabar dia.
Mempertimbangkan kendala waktu yang sempit, dirinya bersama para pelatih yang lain mengajak mereka untuk makan dengan menggunakan uang pribadi.
"Ada beberapa yang minta pulang ke rumah untuk makan, jadi kami para pelatih inisiatif untuk bawa mereka makan bersama dengan uang patungan kami. Sebab kami kawatir masalah kesehatan mereka apalagi sebentar mereka harus jalani upacara penurunan bendara yang butuh fokus dan tenaga ekstra, jadi kami juga ikut bertanggung jawab dengan masalah ini," papar dia.
Ferson juga berharap agar panitia HUT Kemerdekaan dapat lebih jeli melihat kendala-kendala ini, sebab jika diabaikan begitu saja akan menjadi pengalaman buruk yang dikenang oleh semua pihak. Sebab pihaknya sendiri tidak mau menjadikan ini sebagai masalah, jika komunikasi antara panitia dengan pelatih dan pasukannya berjalan dengan baik.
"Terkait MCK di lokasi upacara juga jadi kendala, sebab mereka harus cari toilet hingga ke kantor dinas sana untuk buang air. Ini semua merupakan masalah yang harus kita ungkapkan. Jadi ini yang kami alami dan rasakan dan harus kami sampaikan supaya panitia lebih jeli lagi," ujar dia. (Albert Batlayeri)
Menurut Kepala Dispenbud, Ir. Lieke Tan, MS hal ini terjadi karena pihak katering yang telah dikontrak untuk menyediakan makanan mengira batas pemberian makanan kepada para siswa SMA dan SMK se Tanimbar itu tuntas pada Kamis (16/8) lalu.
"Jadi miskomunikasi antara Kabid dengan pihak katering, sementara katering berpikir pelayan makan ke anak-anak ini bukan tanggung jawab kami. Namun kami sudah selesaikan dan makanan sudah diantar pada jam 1," ujar dia kepada Lelemuku.com di Hotel Galaxy Saumlaki.
Ia menjelaskan dinasnya mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan beberapa lomba dalam HUT RI kali ini, dan berhasil melaksanakan kegiatan bola voli usia 18 dan umum, lomba bulu tangkis usia 13 dan umum, tenis meja usia 15 dan umum, atletik usia 12 dan 15 tahun serta perebutan piala penghargaan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora), yang semuanya telaksana dengan baik.
Sehingga masalah yang muncul ini dinyatakan telah dituntaskan dengan baik, dan berharap agar hal ini tidak melebar dan disikapi berbeda.
"Saya mengakui ini kesalahan saya, sebab kita terkendala dengan masalah komunikasi, sebab kami awalnya sudah sampaikan kepada panitia bahwa kalau ada kekurangan silahkan beritahukan kepada kami, hubungi saya sebab sudah diatur agar tidak ada masalah seperti ini. Salah satu yang kami antisipasi seperti saat kemarin kami sudah siapkan air untuk paskibra di lapangan, namun air tersebut habis karena sudah digunakan orang lain," ujar dia.
Sementara itu Ferson Kora, pelatih Paskibra MTB yang menggunggah foto pihaknya bersama para pasukannya yang sedang makan di warung makan akibat tidak disediakan konsumsi dari panitia ini menyatakan bahwa hal ini sudah dikoordinasikan sejak awal persiapan karantina.
"Tugas kami melatih, bukan beri makan mereka. Awalnya kami koordinasi kebutuhan kami ini ke Dinas Pendidikan, katanya anggarannya tidak ada dan diarahkan ke bagian umum, kemudian ke sekretaris panita, Omans Batlayeri dan ketua panitia Pak Matatula, tapi anggarannya tidak ada dimereka. Saya lalu temui pak Sekda dan dikatakan bahwa anggarannya sudah ada di Kadis Pendidikan," ujar dia.
Dijabarkan bahwa pihak hotel telah memberitahukan bahwa mereka hanya dilayani makan hingga tanggal 17 pagi. Sehingga 40 orang anggota Paskibra yang terdiri dari 36 peserta dan 4 orang pengawal ini harus mencari cara untuk makan disiang harinya.
"Anak-anak ini dikarantina dari tanggal 14 sampai 18 Agustus, semuanya tidak ada masalah namun terkendala di makan yang putus sampai tanggal 16. Tadi kami hanya dapat sarapan pagi dari pihak hotel yang juga mengatakan bahwa kami dilayani makan hanya pagi saja, siangnya tidak. Diberitahukan bahwa kami tidak bisa makan siang dan makan pada esok harinya, hal ini yang buat kami kecewa," ujar dia.
Ferson mengatakan, dirinya bersama 3 pelatih yang berasal dari Polres MTB dan Kodim Saumlaki ini telah mempersiapkan para pasukan didikannya ini untuk maksimal dalam upacara kenegaraan yang dilaksanakan di Lapangan Madriak Sifnana.
"Dari malam kami sudah siapkan diri, anak-anak sudah persiapan dari jam 11 malam dengan penguatan doa dari ibu pendeta. Sesudah itu anak-anak lanjut dengan rias diri, facial dan make-up di salon dari jam 1 subuh hingga jam 6 tadi pagi. Setelah itu anak-anak ke lapangan dan usai dari upacara kami bawa mereka balik supaya istirahat sebentar dan jam 1 langsung make-up untuk upacara penurunan bendera jam 5 sore. Namun sampai jam 2, makanan siangnya belum ada, sementara anak-anak sudah mengeluh kelaparan," beber dia.
Keluhan anak didikannya ini ditampung pihaknya sebab panitia HUT melalui Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dispenbud yang selama ini tidak pernah ada ditempat bersama dengan mereka
"Sebab kalau ada panitia dari PPTK disini pasti kami sampaikan keluhannya, sebab mereka yang bertugas menangani mulai dari seleksi sampai pembubaran Paskibra. Namun mereka tidak hadir sama sekali, cuma ada Pak Feri dari Bagian Umum yang di panitia berada di Seksi Perlengkapan dan teman-teman dari medis yang bertugas jaga kesehatan mereka," jabar dia.
Mempertimbangkan kendala waktu yang sempit, dirinya bersama para pelatih yang lain mengajak mereka untuk makan dengan menggunakan uang pribadi.
"Ada beberapa yang minta pulang ke rumah untuk makan, jadi kami para pelatih inisiatif untuk bawa mereka makan bersama dengan uang patungan kami. Sebab kami kawatir masalah kesehatan mereka apalagi sebentar mereka harus jalani upacara penurunan bendara yang butuh fokus dan tenaga ekstra, jadi kami juga ikut bertanggung jawab dengan masalah ini," papar dia.
Ferson juga berharap agar panitia HUT Kemerdekaan dapat lebih jeli melihat kendala-kendala ini, sebab jika diabaikan begitu saja akan menjadi pengalaman buruk yang dikenang oleh semua pihak. Sebab pihaknya sendiri tidak mau menjadikan ini sebagai masalah, jika komunikasi antara panitia dengan pelatih dan pasukannya berjalan dengan baik.
"Terkait MCK di lokasi upacara juga jadi kendala, sebab mereka harus cari toilet hingga ke kantor dinas sana untuk buang air. Ini semua merupakan masalah yang harus kita ungkapkan. Jadi ini yang kami alami dan rasakan dan harus kami sampaikan supaya panitia lebih jeli lagi," ujar dia. (Albert Batlayeri)