Masyarakat Didorong Cipta Menu Pangan Lokal Untuk Oleh-Oleh
pada tanggal
02 Agustus 2018
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Pemerintah Provinsi Papua mendorong masyarakat untuk lebih kreatif dan gemar menciptakan menu pangan lokal seperti sagu, untuk dijadikan oleh-oleh bagi para wisatawan yang berkunjung ke bumi cenderawasih.
Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh Provinsi Papua Robert Eddy Purwoko, di Jayapura, kemarin.
Diakuinya, sebenarnya menu pangan lokal yang diolah dari sagu, telah banyak dikembangkan oleh para mama-mama Papua, namun masih dalam taraf konsumsi untuk kebutuhan sendiri. Dalam artian, sebagian besar menu pangan lokal yang diciptakan itu belum di-familiar-kan, sehingga belum banyak dikenal oleh publik.
Oleh karena itu, instansinya setiap tahun menggelar lomba cipta menu pangan lokal yang diikuti seluruh masyarakat dari 29 kabupaten dan kota. “Dimana pada tahun kemarin menu pangan lokal dari Pemda Kepulauan Yapen yang menang dan akan mewakili Papua pada ajang tingkat nasional Oktober mendatang. Sehingga melalui momentum ini, kita akan mendorong untuk ciptakan satu menu yang akan menjadi oleh-oleh bagi wisatawan,” harapnya.
Dia katakan, sejumlah menu pangan lokal dari sagu yang dinilai pantas untuk dijadikan oleh-oleh saat ini diantaranya, sagu lempeng yang jika dikemas dengan baik, diyakininya bakal laku di pasaran.
“Namun sebelum memulainya kita akan mempelajari keamanan dari segi kesehatan dulu. Artinya jika dibuat oleh-oleh ketahanan makanan itu sampai berapa lama? Supaya ketika dikonsumsi aman bagi konsumen,” harapnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan pengembangan sagu di Papua, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua mewacanakan pemberian bantuan gergaji pohon bagi masyarakat.
Kepala Dinas Robert Eddy Purwoko mengatakan pemberian bantuan peralatan gergaji pohon disamping bertujuan meningkatkan hasil produksi tanaman sagu, tetapi untuk memaksimalkan pertumbuhan home industri di Papua.
“Sebab kalau kita lihat pertumbuhan industri kecil rumahan di Papua biasanya hanya memakai kapak untuk menebang pohon sagu. Makanya kita akan mulai bekali mereka dengan gergaji pohon supaya bisa memudahkan mereka dalam melakukan pengolahan sagu,” kata dia. (DiskominfoPapua)
Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Koordinasi Penyuluh Provinsi Papua Robert Eddy Purwoko, di Jayapura, kemarin.
Diakuinya, sebenarnya menu pangan lokal yang diolah dari sagu, telah banyak dikembangkan oleh para mama-mama Papua, namun masih dalam taraf konsumsi untuk kebutuhan sendiri. Dalam artian, sebagian besar menu pangan lokal yang diciptakan itu belum di-familiar-kan, sehingga belum banyak dikenal oleh publik.
Oleh karena itu, instansinya setiap tahun menggelar lomba cipta menu pangan lokal yang diikuti seluruh masyarakat dari 29 kabupaten dan kota. “Dimana pada tahun kemarin menu pangan lokal dari Pemda Kepulauan Yapen yang menang dan akan mewakili Papua pada ajang tingkat nasional Oktober mendatang. Sehingga melalui momentum ini, kita akan mendorong untuk ciptakan satu menu yang akan menjadi oleh-oleh bagi wisatawan,” harapnya.
Dia katakan, sejumlah menu pangan lokal dari sagu yang dinilai pantas untuk dijadikan oleh-oleh saat ini diantaranya, sagu lempeng yang jika dikemas dengan baik, diyakininya bakal laku di pasaran.
“Namun sebelum memulainya kita akan mempelajari keamanan dari segi kesehatan dulu. Artinya jika dibuat oleh-oleh ketahanan makanan itu sampai berapa lama? Supaya ketika dikonsumsi aman bagi konsumen,” harapnya.
Sebelumnya, untuk meningkatkan pengembangan sagu di Papua, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Papua mewacanakan pemberian bantuan gergaji pohon bagi masyarakat.
Kepala Dinas Robert Eddy Purwoko mengatakan pemberian bantuan peralatan gergaji pohon disamping bertujuan meningkatkan hasil produksi tanaman sagu, tetapi untuk memaksimalkan pertumbuhan home industri di Papua.
“Sebab kalau kita lihat pertumbuhan industri kecil rumahan di Papua biasanya hanya memakai kapak untuk menebang pohon sagu. Makanya kita akan mulai bekali mereka dengan gergaji pohon supaya bisa memudahkan mereka dalam melakukan pengolahan sagu,” kata dia. (DiskominfoPapua)