Pimpin Upacara Proklamasi Kemerdekaan RI ke 73, Jokowi Pakai Baju Linto Baro
pada tanggal
18 Agustus 2018
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ke-73 Republik Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (18/9) pagi, berlangsung khidmat sekaligus meriah oleh kehadiran peserta upacara yang menggunakan busana adat daerah.
Sekitar pukul 08.34 WIB, Replika Sang Saka Merah Putih diarak dengan kereta kencana dari Monas menuju Istana Merdeka. Tarrisa Maharani Dewi yang mewakili Provinsi Jawa Barat terpilih sebagai pembawa Replika Bendera Merah Putih itu.
Tarrisa tergabung dalam Tim Nusa yang secara resmi didaulat untuk bertugas pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Tarrisa kelahiran 10 Juli 2002, yang merupakan putri dari Teguh Pudjo Rumekso dan Dewi Susilowati ini bersekolah di SMAT Krida Nusantara Kota Bandung.
Sedangkan tiga lainnya dari Kelompok 8 yang bertugas untuk mengibarkan bendera ialah Mohamad Ikbal Machmud sebagai Komandan Kelompok 8 yang mewakili Provinsi Gorontalo, Babogi Ikalawang sebagai pembentang bendera yang mewakili Provinsi Bengkulu, dan Sang Putu Hendra Adi sebagai pengerek bendera yang mewakili Provinsi Bali.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Paskibraka 2018 yang anggotanya berasal dari perwakilan masing-masing provinsi di Indonesia telah dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/8) lalu. Sebanyak 68 pemuda telah mengucapkan Ikrar Putra Indonesia dan siap untuk menjalankan tugasnya pagi ini.
Dengan diiringi tujuh belas kali dentuman meriam, Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dimulai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggunakan pakaian adat Aceh, Linto Baro didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang menggunakan pakaian adat Minangkabau, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla dengan menggunakan pakaian adat Bugis, Sulawesi Selatan berjalan bersama memasuki tempat upacara.
Kolonel Arhanud Tri Sugiyanto, S.Sos. didapuk menjadi Komandan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia itu.
Sekitar 9.800 undangan hadir dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan kali ini. Mereka terdiri dari 3.430 pejabat Negara (termasuk Lembaga Negara, TNI, Polri) serta duta besar Negara sahabat dan 6.370 undangan yang berasal dari masyarakat.
Dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ini, para tamu undangan yang hadir wajib mengenakan baju adat daerah yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
Dalam keterangan terpisah, Presiden Jokowi sempat memberikan harapannya pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia ini, yaitu agar bangsa Indonesia tetap optimis dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut Presiden, sebaiknya kita harus optimis, semangat dalam membangun kerukunan, membangun persatuan, membangun kesatuan.
“Saya kira kita harus memberikan porsi yang lebih banyak pada kerukunan, pada persatuan, pada kesatuan karena stabilitas politik, stabilitas keamanan itu merupakan modal yang paling fundamental dalam kita membangun negara ini,” tutur Presiden Jokowi.
Terkait pemilihan busana yang digunakannya itu, Presiden Jokowi yang ditanya wartawan terkait alasan khusus mengenakan pakaian adat Aceh. Ia menyatakan karena tradisi dari Aceh yang menarik.
"Negara ini adat dan tradisinya kan banyak sekali. Pakaian adat juga banyak, ratusan, banyak sekali, mungkin ribuan. Ini karena banyak pilihan-pilihan dan yang dipakai ya ini,” kata Presiden Jokowi seraya menambahkan, busana yang dikenakannya tentu saja dijahit.
Saat ditanya apakah ada pembagian sepeda untuk pemakai busana adat terbaik sebagaimana tahun lalu, Presiden Jokowi hanya tertawa. “Nantilah,” ucapnya. (Setkab)
Sekitar pukul 08.34 WIB, Replika Sang Saka Merah Putih diarak dengan kereta kencana dari Monas menuju Istana Merdeka. Tarrisa Maharani Dewi yang mewakili Provinsi Jawa Barat terpilih sebagai pembawa Replika Bendera Merah Putih itu.
Tarrisa tergabung dalam Tim Nusa yang secara resmi didaulat untuk bertugas pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Tarrisa kelahiran 10 Juli 2002, yang merupakan putri dari Teguh Pudjo Rumekso dan Dewi Susilowati ini bersekolah di SMAT Krida Nusantara Kota Bandung.
Sedangkan tiga lainnya dari Kelompok 8 yang bertugas untuk mengibarkan bendera ialah Mohamad Ikbal Machmud sebagai Komandan Kelompok 8 yang mewakili Provinsi Gorontalo, Babogi Ikalawang sebagai pembentang bendera yang mewakili Provinsi Bengkulu, dan Sang Putu Hendra Adi sebagai pengerek bendera yang mewakili Provinsi Bali.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Paskibraka 2018 yang anggotanya berasal dari perwakilan masing-masing provinsi di Indonesia telah dikukuhkan oleh Presiden Joko Widodo pada Rabu, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/8) lalu. Sebanyak 68 pemuda telah mengucapkan Ikrar Putra Indonesia dan siap untuk menjalankan tugasnya pagi ini.
Dengan diiringi tujuh belas kali dentuman meriam, Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dimulai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menggunakan pakaian adat Aceh, Linto Baro didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo yang menggunakan pakaian adat Minangkabau, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta Ibu Mufidah Jusuf Kalla dengan menggunakan pakaian adat Bugis, Sulawesi Selatan berjalan bersama memasuki tempat upacara.
Kolonel Arhanud Tri Sugiyanto, S.Sos. didapuk menjadi Komandan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia itu.
Sekitar 9.800 undangan hadir dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan kali ini. Mereka terdiri dari 3.430 pejabat Negara (termasuk Lembaga Negara, TNI, Polri) serta duta besar Negara sahabat dan 6.370 undangan yang berasal dari masyarakat.
Dalam Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan ini, para tamu undangan yang hadir wajib mengenakan baju adat daerah yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
Dalam keterangan terpisah, Presiden Jokowi sempat memberikan harapannya pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-73 Republik Indonesia ini, yaitu agar bangsa Indonesia tetap optimis dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurut Presiden, sebaiknya kita harus optimis, semangat dalam membangun kerukunan, membangun persatuan, membangun kesatuan.
“Saya kira kita harus memberikan porsi yang lebih banyak pada kerukunan, pada persatuan, pada kesatuan karena stabilitas politik, stabilitas keamanan itu merupakan modal yang paling fundamental dalam kita membangun negara ini,” tutur Presiden Jokowi.
Terkait pemilihan busana yang digunakannya itu, Presiden Jokowi yang ditanya wartawan terkait alasan khusus mengenakan pakaian adat Aceh. Ia menyatakan karena tradisi dari Aceh yang menarik.
"Negara ini adat dan tradisinya kan banyak sekali. Pakaian adat juga banyak, ratusan, banyak sekali, mungkin ribuan. Ini karena banyak pilihan-pilihan dan yang dipakai ya ini,” kata Presiden Jokowi seraya menambahkan, busana yang dikenakannya tentu saja dijahit.
Saat ditanya apakah ada pembagian sepeda untuk pemakai busana adat terbaik sebagaimana tahun lalu, Presiden Jokowi hanya tertawa. “Nantilah,” ucapnya. (Setkab)