Institut Rice 360 Kembangkan Teknologi Cegah Kematian Bayi di Afrika
pada tanggal
14 September 2018
LILONGWE, LELEMUKU.COM - Magang di sebuah rumah sakit di Malawi merupakan pengalaman yang membuka wawasan bagi Sonia Sosa, seorang fellow di Institut Rice 360° untuk Kesehatan Global.
“Sulit sekali bekerja disana. Tapi itu juga menantang saya untuk bekerja keras menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses bagi mereka,” kata Sonia Sosa.
Sosa adalah satu dari beberapa fellow kesehatan global yang sedang mengembangkan beberapa perangkat teknologi, salah satunya Incubaby.
Incubaby pada dasarnya adalah boks bayi yang hangat untuk membantu bayi-bayi paling rentan di rumah-rumah sakit di sub-Sahara Afrika, seperti Malawi.
“Bayi-bayi sangat kecil yang baru lahir kurang mendapat akses ke teknologi yang minimal sekalipun,” kata Yvette Mirabal, dari Institut Rice 360° untuk Kesehatan Global.
Tujuh belas teknologi telah diidentifikasi dan semua itu bisa membantu mengurangi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir seperti pneumonia dan kelahiran prematur di Afrika.
“Para siswa kami mengembangkan sebuah solusi yang hanya membutuhkan biaya ratusan dolar saja, dan tidak hanya kuat dan hemat, tapi juga mudah dirawat dan diperbaiki apabila perlu,” kata Yvette
Negara-negara seperti Malawi telah menerima sumbangan perangkat medis di masa lampau, tapi tidak selalu bermanfaat, kata Jack Wang, seorang fellow Institut 360° untuk Kesehatan Global.
“Kebanyakan perangkatnya adalah sumbangan dari negara-negara maju, dan tidak cocok disana. Orang-orang menggunakannya dengan berbeda, meletakkannya di tempat yang tidak semestinya, dan kalau rusak, tidak ada suku cadang,” kata Jack.
Perangkat-perangkat itu akhirnya hanya tertimbun debu dan menjadi tidak berguna karena tidak cocok dengan lingkungannya.
Karena itu, para periset juga berupaya mengembangkan teknologi yang bisa mengawasi suhu tubuh dan tingkat pernapasan bayi sekaligus terjangkau harganya dan awet.
“Di lingkungan yang keras, aliran listrik tidak konsisten, banyak debu, dan minim perawatan serta suku cadang,” kata Jack Wang.
Dari ke-17 teknologi itu, sebagian tersedia secara komersial. Yang lainnya masih dalam tahap uji coba klinis atau prototip awal. Tujuannya adalah mengembangkan semua teknologi itu, dan meluncurkannya pertama di Malawi, dan ke negara-negara lain yang membutuhkannya. (VOA)
“Sulit sekali bekerja disana. Tapi itu juga menantang saya untuk bekerja keras menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses bagi mereka,” kata Sonia Sosa.
Sosa adalah satu dari beberapa fellow kesehatan global yang sedang mengembangkan beberapa perangkat teknologi, salah satunya Incubaby.
Incubaby pada dasarnya adalah boks bayi yang hangat untuk membantu bayi-bayi paling rentan di rumah-rumah sakit di sub-Sahara Afrika, seperti Malawi.
“Bayi-bayi sangat kecil yang baru lahir kurang mendapat akses ke teknologi yang minimal sekalipun,” kata Yvette Mirabal, dari Institut Rice 360° untuk Kesehatan Global.
Tujuh belas teknologi telah diidentifikasi dan semua itu bisa membantu mengurangi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir seperti pneumonia dan kelahiran prematur di Afrika.
“Para siswa kami mengembangkan sebuah solusi yang hanya membutuhkan biaya ratusan dolar saja, dan tidak hanya kuat dan hemat, tapi juga mudah dirawat dan diperbaiki apabila perlu,” kata Yvette
Negara-negara seperti Malawi telah menerima sumbangan perangkat medis di masa lampau, tapi tidak selalu bermanfaat, kata Jack Wang, seorang fellow Institut 360° untuk Kesehatan Global.
“Kebanyakan perangkatnya adalah sumbangan dari negara-negara maju, dan tidak cocok disana. Orang-orang menggunakannya dengan berbeda, meletakkannya di tempat yang tidak semestinya, dan kalau rusak, tidak ada suku cadang,” kata Jack.
Perangkat-perangkat itu akhirnya hanya tertimbun debu dan menjadi tidak berguna karena tidak cocok dengan lingkungannya.
Karena itu, para periset juga berupaya mengembangkan teknologi yang bisa mengawasi suhu tubuh dan tingkat pernapasan bayi sekaligus terjangkau harganya dan awet.
“Di lingkungan yang keras, aliran listrik tidak konsisten, banyak debu, dan minim perawatan serta suku cadang,” kata Jack Wang.
Dari ke-17 teknologi itu, sebagian tersedia secara komersial. Yang lainnya masih dalam tahap uji coba klinis atau prototip awal. Tujuannya adalah mengembangkan semua teknologi itu, dan meluncurkannya pertama di Malawi, dan ke negara-negara lain yang membutuhkannya. (VOA)