Jokowi Buka Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum ke-35 ICW
pada tanggal
17 September 2018
YOGYAKARTA, LELEMUKU.COM - Presiden Joko Widodo , Jumat, 14 September 2018, menghadiri Pembukaan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum ke-35 International Council of Women. Kegiatan tersebut diselenggarakan di Hotel Grand Inna Malioboro, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Kepala Negara beserta rombongan bertolak menuju Provinsi DIY dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada pukul 12.40 WIB.
Sebelum lepas landas, Presiden terlebih dahulu menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid Sirotur Nur yang ada di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta. Usai menempuh penerbangan selama kurang lebih satu jam, Presiden dan Ibu Iriana tiba di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Provinsi DIY pukul 13.30 WIB.
Kedatangan keduanya disambut langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan sejumlah pejabat dari Forkopimda DIY. Dari Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Presiden langsung menuju Hotel Grand Inna Malioboro tempat berlangsungnya acara.
“Jadilah Ibu Bangsa wahai perempuan Indonesia. Saya ulangi, jadilah Ibu Bangsa wahai perempuan Indonesia. Ini adalah sebuah tanggung jawab besar perempuan Indonesia untuk menjadi Ibu Bangsa,” seruan Jokowi saat membuka acara Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, Presiden sekaligus membuka General Assembly International Council of Women ke-35.
Presiden menjelaskan, Ibu Bangsa yang ia maksud adalah mereka yang mendidik anak-anak sebagai penerus masa depan bangsa, yang memperbaiki mentalitas bangsa, yang menjaga moral keluarga, yang menjaga alam untuk cucunya, serta yang menggerakkan ekonomi keluarga untuk masyarakat.
Presiden Joko Widodo juga memuji peranan para ibu dan kaum perempuan selama ini yang telah turut membangun bangsa. Presiden mengemukakan, sejak berdirinya negara kita, Indonesia memiliki banyak sekali tokoh perempuan yang menjadi inspirasi bangsa. Saat zaman perjuangan bangsa pun Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh perempuan yang diabadikan dalam sejarah.
“Zaman dulu kita mengenal perempuan-perempuan pejuang kemerdekaan. Dari Laksamana Malahayati, Dewi Sartika, Ibu Kartini, Christina Martha Tiahahu, dan banyak lagi pahlawan-pahlawan perempuan kita,” kata Presiden.
Sementara di masa pembangunan kini, kiprah kaum perempuan juga dapat dirasakan dalam pemerintahan. Tercatat, saat ini, sebanyak 8 pos menteri Kabinet Kerja diisi oleh kaum perempuan.
“Ada yang lemah lembut gemulai seperti Bu Yohana Yembise dan Nila Moeloek. Tapi ada juga yang aktif, agresif, dan galak seperti Bu Susi. Tapi yang jelas kalau 8 menteri saya ini ngambek bareng, pusing saya,” canda Presiden disambut tawa peserta acara.
Kiprah perempuan juga dirasakan dalam perhelatan Asian Games 2018 lalu. Dari 31 medali emas yang diperoleh Indonesia, sebanyak 12 medali disumbangkan oleh para atlet perempuan Indonesia.
“Coba kita lihat yang dapat emas. Kita punya spider woman Aries Susanti dan Puji Lestari. Ini dapat 2 emas di panjat tebing. Cepat sekali. Kemudian ini Lindswell di wushu kita juga dapat 1 emas. Ini ratu wushu Asia. Artinya kita punya srikandi-srikandi yang akan berjuang untuk Merah Putih, untuk negara kita,” ucapnya.
Sedangkan di Asian Para Games 2018 nanti, kiprah atlet perempuan kita juga patut dinanti. Meski memiliki keterbatasan dalam fisik, dengan semangat srikandi, hal itu tak sampai menghalangi mereka untuk tetap mengukir prestasi.
“Nanda Mei Solihah, ini pelari kencang kita, peraih 3 medali emas di ASEAN Para Games tahun lalu. Ni Nengah Widiasih, atlet angkat besi peraih perunggu di Paralympic di Riau 2016. Kemudian Saudari Suparni Yati, atlet tolak peluru juga dapat emas di ASEAN Para Games 2017. Ada saudari Laura Dinda, baru memenangkan kejuaraan di para swimming di Jerman, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebut satu per satu,” tuturnya.
Selain di bidang olahraga, Indonesia juga tak kekurangan tokoh-tokoh perempuan yang mampu menjadi contoh bersama. Secara khusus Presiden Joko Widodo menyebut nama Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri dari Presiden Indonesia keempat, yang merupakan tokoh pejuang toleransi nasional.
“Saya kira banyak kiprah perempuan di negara kita yang tidak kalah dengan negara-negara lain,” imbuhnya.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono. (PresidenRI)
Didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Kepala Negara beserta rombongan bertolak menuju Provinsi DIY dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada pukul 12.40 WIB.
Sebelum lepas landas, Presiden terlebih dahulu menunaikan ibadah salat Jumat di Masjid Sirotur Nur yang ada di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta. Usai menempuh penerbangan selama kurang lebih satu jam, Presiden dan Ibu Iriana tiba di Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Provinsi DIY pukul 13.30 WIB.
Kedatangan keduanya disambut langsung oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dan sejumlah pejabat dari Forkopimda DIY. Dari Pangkalan TNI AU Adisutjipto, Presiden langsung menuju Hotel Grand Inna Malioboro tempat berlangsungnya acara.
“Jadilah Ibu Bangsa wahai perempuan Indonesia. Saya ulangi, jadilah Ibu Bangsa wahai perempuan Indonesia. Ini adalah sebuah tanggung jawab besar perempuan Indonesia untuk menjadi Ibu Bangsa,” seruan Jokowi saat membuka acara Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia di Hotel Grand Inna Malioboro, Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, Presiden sekaligus membuka General Assembly International Council of Women ke-35.
Presiden menjelaskan, Ibu Bangsa yang ia maksud adalah mereka yang mendidik anak-anak sebagai penerus masa depan bangsa, yang memperbaiki mentalitas bangsa, yang menjaga moral keluarga, yang menjaga alam untuk cucunya, serta yang menggerakkan ekonomi keluarga untuk masyarakat.
Presiden Joko Widodo juga memuji peranan para ibu dan kaum perempuan selama ini yang telah turut membangun bangsa. Presiden mengemukakan, sejak berdirinya negara kita, Indonesia memiliki banyak sekali tokoh perempuan yang menjadi inspirasi bangsa. Saat zaman perjuangan bangsa pun Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh perempuan yang diabadikan dalam sejarah.
“Zaman dulu kita mengenal perempuan-perempuan pejuang kemerdekaan. Dari Laksamana Malahayati, Dewi Sartika, Ibu Kartini, Christina Martha Tiahahu, dan banyak lagi pahlawan-pahlawan perempuan kita,” kata Presiden.
Sementara di masa pembangunan kini, kiprah kaum perempuan juga dapat dirasakan dalam pemerintahan. Tercatat, saat ini, sebanyak 8 pos menteri Kabinet Kerja diisi oleh kaum perempuan.
“Ada yang lemah lembut gemulai seperti Bu Yohana Yembise dan Nila Moeloek. Tapi ada juga yang aktif, agresif, dan galak seperti Bu Susi. Tapi yang jelas kalau 8 menteri saya ini ngambek bareng, pusing saya,” canda Presiden disambut tawa peserta acara.
Kiprah perempuan juga dirasakan dalam perhelatan Asian Games 2018 lalu. Dari 31 medali emas yang diperoleh Indonesia, sebanyak 12 medali disumbangkan oleh para atlet perempuan Indonesia.
“Coba kita lihat yang dapat emas. Kita punya spider woman Aries Susanti dan Puji Lestari. Ini dapat 2 emas di panjat tebing. Cepat sekali. Kemudian ini Lindswell di wushu kita juga dapat 1 emas. Ini ratu wushu Asia. Artinya kita punya srikandi-srikandi yang akan berjuang untuk Merah Putih, untuk negara kita,” ucapnya.
Sedangkan di Asian Para Games 2018 nanti, kiprah atlet perempuan kita juga patut dinanti. Meski memiliki keterbatasan dalam fisik, dengan semangat srikandi, hal itu tak sampai menghalangi mereka untuk tetap mengukir prestasi.
“Nanda Mei Solihah, ini pelari kencang kita, peraih 3 medali emas di ASEAN Para Games tahun lalu. Ni Nengah Widiasih, atlet angkat besi peraih perunggu di Paralympic di Riau 2016. Kemudian Saudari Suparni Yati, atlet tolak peluru juga dapat emas di ASEAN Para Games 2017. Ada saudari Laura Dinda, baru memenangkan kejuaraan di para swimming di Jerman, dan masih banyak lagi yang tidak bisa saya sebut satu per satu,” tuturnya.
Selain di bidang olahraga, Indonesia juga tak kekurangan tokoh-tokoh perempuan yang mampu menjadi contoh bersama. Secara khusus Presiden Joko Widodo menyebut nama Ibu Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, istri dari Presiden Indonesia keempat, yang merupakan tokoh pejuang toleransi nasional.
“Saya kira banyak kiprah perempuan di negara kita yang tidak kalah dengan negara-negara lain,” imbuhnya.
Turut hadir mendampingi Presiden dalam acara ini, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono. (PresidenRI)