Perusahaan-Perusahaan Teknologi Temui Kesulitan Batasi Pidato Ofensif
pada tanggal
14 September 2018
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Para pengguna Twitter memblokir perusahaan-perusahaan seperti Pepsi, Nike dan Uber di Twitter untuk menekan perusahaan media sosial untuk secara permanen melarang penyiar Amerika Alex Jones terhadap apa yang mereka sebut sebagai cuitan-cuitan yang kasar.
Twitter dilaporkan juga telah ditutup di Pakistan berdasarkan permintaan pemerintah setempat, yang menilai konten di media sosial itu tidak pantas.
Langkah-langkah itu terjadi ketika perusahaan-perusahaan internet di Amerika mengkaji lebih mendalam kebijakan yang mempromosikan kebebasan berekspresi di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan media sosial itu sebenarnya telah memiliki kebijakan untuk membatasi pernyataan, tetapi masih sifatnya masih permisif, dan kini pendekatan itu sedang dikaji-ulang.
Twitter baru-baru ini menetapkan larangan bagi penyiar radio konservatif Alex Jones untuk memasang apapun di akunnya selama tujuh hari, setelah sosok itu melanggar kebijakan Twitter tentang pernyataan-pernyataan kasar, ketika ia menyerukan aksi kekerasan terhadap media.Jones kemudian menyangkal hal itu.
Dalam acaranya pekan ini, Jones merujuk bagaimana Twitter menghapus video-videonya. “Mereka menjatuhkan saya,” ujarnya, “karena mereka tidak akan membiarkan saya bersuara.”
Awal bulan ini Apple, Spotify, Facebook, YouTube dan media-media sosial lain membatasi Jones dan perusahaan media miliknya “InfoWars” dari situs mereka. Tetapi aplikasi live-streaming “InfoWards” masih dapat ditemukan di toko aplikasi Google dan Apple. Alex Jones kerap menyampaikan teori-teori konspirasi, antara lain dengan menyebut aksi penembakan massal di Amerika sebagai hoaks. (VOA)
Twitter dilaporkan juga telah ditutup di Pakistan berdasarkan permintaan pemerintah setempat, yang menilai konten di media sosial itu tidak pantas.
Langkah-langkah itu terjadi ketika perusahaan-perusahaan internet di Amerika mengkaji lebih mendalam kebijakan yang mempromosikan kebebasan berekspresi di seluruh dunia. Perusahaan-perusahaan media sosial itu sebenarnya telah memiliki kebijakan untuk membatasi pernyataan, tetapi masih sifatnya masih permisif, dan kini pendekatan itu sedang dikaji-ulang.
Twitter baru-baru ini menetapkan larangan bagi penyiar radio konservatif Alex Jones untuk memasang apapun di akunnya selama tujuh hari, setelah sosok itu melanggar kebijakan Twitter tentang pernyataan-pernyataan kasar, ketika ia menyerukan aksi kekerasan terhadap media.Jones kemudian menyangkal hal itu.
Dalam acaranya pekan ini, Jones merujuk bagaimana Twitter menghapus video-videonya. “Mereka menjatuhkan saya,” ujarnya, “karena mereka tidak akan membiarkan saya bersuara.”
Awal bulan ini Apple, Spotify, Facebook, YouTube dan media-media sosial lain membatasi Jones dan perusahaan media miliknya “InfoWars” dari situs mereka. Tetapi aplikasi live-streaming “InfoWards” masih dapat ditemukan di toko aplikasi Google dan Apple. Alex Jones kerap menyampaikan teori-teori konspirasi, antara lain dengan menyebut aksi penembakan massal di Amerika sebagai hoaks. (VOA)