Syafiq Pontoh Jadi Duta Media Sosial Kota Ambon
pada tanggal
08 September 2018
AMBON, LELEMUKU.COM - Syafiq Pontoh, pemerhati media sosial di Indonesia didaulat Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon, Provinsi Maluku sebagai Duta Media Sosial Kota Ambon.
Gelar ini diterima oleh Pontoh dari Walikota Ambon, Richard Louhenapessy pada perayaan ulang tahun Kota Ambon ke-443 di Lapangan Merdeka pada Jumat (7/9).
Penganugerahan ini disahkan dengan adanya SK Walikota. Seperti dipublikasikan dalam postingan akun facebook wartawan senior Kota Ambon, Rudi Fofid ada 4 tugas Duta Media Sosial Kota Ambon.
4 tugas itu ialah sebagai Duta Media Sosial Kota Ambon, Pontoh bertugas menggerakan, mendorong dan mempromosikan Kota Ambon di bidang pemanfaatan Teknologi Informasi.
Kedua, menyebarkan tata cara bermedsos agar santun dan cerdas kepada semua pihak. Ketiga, mengoptimalkan pembangunan teknologi informasi guna percepatan pembangunan di Kota Ambon; dan Keempat, melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya yang berkaitan dengan pengembangan Teknologi Informasi di Kota Ambon.
"Pak Walikota nampaknya perlu menjelaskan kepada warga yang "terkejut" dengan pengangkatan duta ini, bahkan Shafiq yang juga tidak menyangka diangkat jadi duta," ujar Fofid dalam postingannya.
Hal ini ditanggapi warganet dengan menyayangkan peristiwa ini dengan menilai pengangkatan ini secara sadar mengakui bahwa generasi Muda di Kota Ambon, dan Maluku tidak mampu menjadi duta media sosial yang memberikan dampak nasional.
"Kalau tugas ini saja, ahli banyak di Ambon. Bahkan, tanpa Duta yang dikasih oleh ke SP, katong2 yg pegiat Medsos sudah sering sampaikan hal ini ke generasi muda Maluku. Baik dalam bentuk Sosialisasi, Dialog hingga Training Pemanfaatan Internet. Beta sendiri, sudah bergeliat untuk mendidik generasi siswa SMA dan mahasiswa untuk memahami Medsos sejak Tahun 2009 lalu. Kebijakan ini sangat salah dan keliru. Harus dievaluasi krn ini soal nama baik generasi cerdas dan berilmu di Maluku, dan Ambon khususnya. Serasa bahwa Pemkot Ambon buta dan tidak melihat keahlian generasi cerdas di Kota Ambon, yang lebih jauh ahli di Bidang Medsos, ketimbang si SP," ujar Virgo Austingk.
"Beliau secara tidak sengaja sudah mengaminkan bahwa anak muda Ambon emang gaptek. Seng ada yg layak jadi duta," tambah Arman Herman Epeng Pattiapon
Menurut Stivanno Masela, Kota Ambon dan Provinsi Maluku secara umum masih terkendala jaringan internet sehingga penggunaan medsos masih sebatas di wilayah kota semata, tidak merata hingga ke kabupaten perbatasan dan kabupaten baru.
"Keterbatasan sinyal dan harga kuota paket data yg mahal, itu yg harusnya dicari jalan keluar, bukan masalah duta"an, zg perlu ajari caranya gunakan medsos, karena bagi orang Ambon medsos itu bukan sekedar dunia maya tapi sebuah kebutuhan yg nyata. Tidak perlu duta-dutaan, yang lebih penting itu sinyal dan harga kuota paket data, bantu kami untuk pemerataan masalah itu, keadilan sosial," ungkap Masela.
"Walikota mantap. Esok-esok kalu ada orang luar bilang anak Maluku, khususnya Kota Ambon buta huruf, Harus kasi Penghargaan sbgai Duta Pendidikan Kota Ambon lae," tukas Wandan Bacan.
Syafiq Pontoh pada awal Agustus 2018 lalu di stasiun televisi swasta, Kompas TV mengungkapkan bahwa generasi muda di Kota Ambon masih gagap teknologi, terutama media sosial. Hal ini menimbukan reaksi warganet Maluku yang meminta agar Pontoh meminta maaf secara terbuka.
Pontoh kemudian meminta maaf dan bertemu langsung dengan sejumlah warga Kota Ambon dan pemuda di Ambon. Beberapa kali ia mendatangi kota Ambon ia kemudian diundangan Walikota Ambon untuk didaulat sebagai duta media sosial saat perayaan HUT Kota Ambon.
“Saya pun bukan orang Ambon dan saya tahu itu. Tapi yang mau saya sampaikan duta ini bukan berarti saya tahu semua tentang literasi digital Ambon. Justru ada banyak teman teman Ambon yang lebih dulu memulainya dan hebat hebat,” kata Pontoh seperti dikutip dari Terasmaluku.com pada Jumat (7/9) siang.
Ia menyampaikan tugas duta tidaklah sama dengan pengertian awam. Pemaknaan duta media sosial yakni menjadi saluran bagi anak muda atau penggeral penggerak di literasi digital pun dunia maya.
“Istilahnya saya endors teman teman ini yang memang ahli di bidangnya agar diketahui orang. Jadi kalau ada yang nanya saya bisa kasih rekomendasi dari Maluku,” jelasnya.
Pada kesempatan kunjungannya ke Ambon, Syafiq pun mengaku informasi itu baru ketahui di malam sebelumnya. Dia dikontak untuk datang pada perayaan HUT Kota Ambon. Bahkan surat keputusan (SK) yang dibacakan Walikota juga belum sempat dilihat dirinya. Menurut Syafiq penyematan gelar duta tentu bukan hal biasa baginya. Apalagi telah ditetapkan dalam SK pasti memiliki kekuatan hukum. Di dalamnya juga tercantum masa waktu sebagai duta.
Saat ditanya soal alasan dirinya terpilih Syafiq tidak bisa memastikannya. Dia menilai, ini merupakan momen yang pas usai ribut ribut di linimasa awal Agustus lalu. Namun Alumnus mahasiswa Jurusan Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memastikan seminggu sesudahnya dia bakal memulai berbagai program. Untuk sementara fokus pada penyusunan rencana, perluasan link dan kolaborasi dengan berbagai anak muda di Kota Ambon terkait konten literasi digital yang diusungnya sebagai duta medsos. (Albert Batlayeri)
Gelar ini diterima oleh Pontoh dari Walikota Ambon, Richard Louhenapessy pada perayaan ulang tahun Kota Ambon ke-443 di Lapangan Merdeka pada Jumat (7/9).
Penganugerahan ini disahkan dengan adanya SK Walikota. Seperti dipublikasikan dalam postingan akun facebook wartawan senior Kota Ambon, Rudi Fofid ada 4 tugas Duta Media Sosial Kota Ambon.
4 tugas itu ialah sebagai Duta Media Sosial Kota Ambon, Pontoh bertugas menggerakan, mendorong dan mempromosikan Kota Ambon di bidang pemanfaatan Teknologi Informasi.
Kedua, menyebarkan tata cara bermedsos agar santun dan cerdas kepada semua pihak. Ketiga, mengoptimalkan pembangunan teknologi informasi guna percepatan pembangunan di Kota Ambon; dan Keempat, melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya yang berkaitan dengan pengembangan Teknologi Informasi di Kota Ambon.
"Pak Walikota nampaknya perlu menjelaskan kepada warga yang "terkejut" dengan pengangkatan duta ini, bahkan Shafiq yang juga tidak menyangka diangkat jadi duta," ujar Fofid dalam postingannya.
Hal ini ditanggapi warganet dengan menyayangkan peristiwa ini dengan menilai pengangkatan ini secara sadar mengakui bahwa generasi Muda di Kota Ambon, dan Maluku tidak mampu menjadi duta media sosial yang memberikan dampak nasional.
"Kalau tugas ini saja, ahli banyak di Ambon. Bahkan, tanpa Duta yang dikasih oleh ke SP, katong2 yg pegiat Medsos sudah sering sampaikan hal ini ke generasi muda Maluku. Baik dalam bentuk Sosialisasi, Dialog hingga Training Pemanfaatan Internet. Beta sendiri, sudah bergeliat untuk mendidik generasi siswa SMA dan mahasiswa untuk memahami Medsos sejak Tahun 2009 lalu. Kebijakan ini sangat salah dan keliru. Harus dievaluasi krn ini soal nama baik generasi cerdas dan berilmu di Maluku, dan Ambon khususnya. Serasa bahwa Pemkot Ambon buta dan tidak melihat keahlian generasi cerdas di Kota Ambon, yang lebih jauh ahli di Bidang Medsos, ketimbang si SP," ujar Virgo Austingk.
"Beliau secara tidak sengaja sudah mengaminkan bahwa anak muda Ambon emang gaptek. Seng ada yg layak jadi duta," tambah Arman Herman Epeng Pattiapon
Menurut Stivanno Masela, Kota Ambon dan Provinsi Maluku secara umum masih terkendala jaringan internet sehingga penggunaan medsos masih sebatas di wilayah kota semata, tidak merata hingga ke kabupaten perbatasan dan kabupaten baru.
"Keterbatasan sinyal dan harga kuota paket data yg mahal, itu yg harusnya dicari jalan keluar, bukan masalah duta"an, zg perlu ajari caranya gunakan medsos, karena bagi orang Ambon medsos itu bukan sekedar dunia maya tapi sebuah kebutuhan yg nyata. Tidak perlu duta-dutaan, yang lebih penting itu sinyal dan harga kuota paket data, bantu kami untuk pemerataan masalah itu, keadilan sosial," ungkap Masela.
"Walikota mantap. Esok-esok kalu ada orang luar bilang anak Maluku, khususnya Kota Ambon buta huruf, Harus kasi Penghargaan sbgai Duta Pendidikan Kota Ambon lae," tukas Wandan Bacan.
Syafiq Pontoh pada awal Agustus 2018 lalu di stasiun televisi swasta, Kompas TV mengungkapkan bahwa generasi muda di Kota Ambon masih gagap teknologi, terutama media sosial. Hal ini menimbukan reaksi warganet Maluku yang meminta agar Pontoh meminta maaf secara terbuka.
Pontoh kemudian meminta maaf dan bertemu langsung dengan sejumlah warga Kota Ambon dan pemuda di Ambon. Beberapa kali ia mendatangi kota Ambon ia kemudian diundangan Walikota Ambon untuk didaulat sebagai duta media sosial saat perayaan HUT Kota Ambon.
“Saya pun bukan orang Ambon dan saya tahu itu. Tapi yang mau saya sampaikan duta ini bukan berarti saya tahu semua tentang literasi digital Ambon. Justru ada banyak teman teman Ambon yang lebih dulu memulainya dan hebat hebat,” kata Pontoh seperti dikutip dari Terasmaluku.com pada Jumat (7/9) siang.
Ia menyampaikan tugas duta tidaklah sama dengan pengertian awam. Pemaknaan duta media sosial yakni menjadi saluran bagi anak muda atau penggeral penggerak di literasi digital pun dunia maya.
“Istilahnya saya endors teman teman ini yang memang ahli di bidangnya agar diketahui orang. Jadi kalau ada yang nanya saya bisa kasih rekomendasi dari Maluku,” jelasnya.
Pada kesempatan kunjungannya ke Ambon, Syafiq pun mengaku informasi itu baru ketahui di malam sebelumnya. Dia dikontak untuk datang pada perayaan HUT Kota Ambon. Bahkan surat keputusan (SK) yang dibacakan Walikota juga belum sempat dilihat dirinya. Menurut Syafiq penyematan gelar duta tentu bukan hal biasa baginya. Apalagi telah ditetapkan dalam SK pasti memiliki kekuatan hukum. Di dalamnya juga tercantum masa waktu sebagai duta.
Saat ditanya soal alasan dirinya terpilih Syafiq tidak bisa memastikannya. Dia menilai, ini merupakan momen yang pas usai ribut ribut di linimasa awal Agustus lalu. Namun Alumnus mahasiswa Jurusan Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memastikan seminggu sesudahnya dia bakal memulai berbagai program. Untuk sementara fokus pada penyusunan rencana, perluasan link dan kolaborasi dengan berbagai anak muda di Kota Ambon terkait konten literasi digital yang diusungnya sebagai duta medsos. (Albert Batlayeri)