Vladimir Putin Hadiri Latihan Perang Rusia - China
pada tanggal
14 September 2018
MOSKOW, LELEMUKU.COM - Presiden Russia, Vladimir Putin pada Kamis (13/9) menghadiri latihan perang terbesar Rusia, yang melibatkan 300 ribu tentara negaranya dan sebuah kontingen besar pasukan China.
Latihan perang selama sepekan yang disebut Vostok 2018 itu banyak dinilai pengamat sebagai unjuk kekuatan militer Rusia dan China pada saat hubungan yang menegang dengan AS.
Latihan perang itu juga melibatkan sekitar 1.000 pesawat tempur Rusia dan 36.000 tank dan kendaraan tempur lainnya. Latihan ini bahkan lebih besar dari latihan militer yang pernah digelar Soviet pada 1981.
China mengirim sekitar 3.200 tentara, 900 kendaraan tempur dan 30 pesawat udara pada latihan gabungan itu. Keterlibatan China dalam latihan itu, dinilai banyak pengamat, mencerminkan adanya peralihan menuju aliansi militer sepenuhnya dengan Rusia.
Berbicara di Tsugol, yang berjarak sekitar 130 kilometer dari perbatasan dengan China, di mana pasukan China dan Rusia melakukan latihan bersama, Putin memuji keterampilan pasukan kedua negara. Ia mengatakan, mereka telah menunjukkan kemampuan mereka untuk menangkal ancaman militer potensial.
Ia menegaskan, Rusia adalah negara yang damai, namun negara itu perlu memperkokoh kemampuan militernya agar siap melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan nasional, dan jika perlu, mendukung sekutu-sekutunya.
Media China menggambarkan keterlibatan Tentara Pembebasan Rakyat dalam latihan tersebut merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan negara itu di luar negeri. (VOA)
Latihan perang selama sepekan yang disebut Vostok 2018 itu banyak dinilai pengamat sebagai unjuk kekuatan militer Rusia dan China pada saat hubungan yang menegang dengan AS.
Latihan perang itu juga melibatkan sekitar 1.000 pesawat tempur Rusia dan 36.000 tank dan kendaraan tempur lainnya. Latihan ini bahkan lebih besar dari latihan militer yang pernah digelar Soviet pada 1981.
China mengirim sekitar 3.200 tentara, 900 kendaraan tempur dan 30 pesawat udara pada latihan gabungan itu. Keterlibatan China dalam latihan itu, dinilai banyak pengamat, mencerminkan adanya peralihan menuju aliansi militer sepenuhnya dengan Rusia.
Berbicara di Tsugol, yang berjarak sekitar 130 kilometer dari perbatasan dengan China, di mana pasukan China dan Rusia melakukan latihan bersama, Putin memuji keterampilan pasukan kedua negara. Ia mengatakan, mereka telah menunjukkan kemampuan mereka untuk menangkal ancaman militer potensial.
Ia menegaskan, Rusia adalah negara yang damai, namun negara itu perlu memperkokoh kemampuan militernya agar siap melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan nasional, dan jika perlu, mendukung sekutu-sekutunya.
Media China menggambarkan keterlibatan Tentara Pembebasan Rakyat dalam latihan tersebut merupakan yang terbesar yang pernah dilakukan negara itu di luar negeri. (VOA)