Abdul Faris Umlati Lepas Puluhan Ekor Tukik ke Laut Raja Ampat
pada tanggal
25 Oktober 2018
YAMBEKAKI, LELEMUKU.COM - Bupati Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, Abdul Faris Umlati, SE didampingi unsur Muspida dan sejumlah pejabat di lingkungan Pemda Raja Ampat melepas puluhan ekor tukik (anak penyu) ke laut di Kampung Yembekaki, Distrik Waigeo Timur, Raja Ampat, Jumat (28/9) lalu.
Melalui kesempatan itu, Abdul Faris Umlati, SE mengajak seluruh masyarakat Raja Ampat untuk menjaga dan melindungi penyu sebagai satwa yang langka dan dilindungi di Raja Ampat.
Dijelaskannya Raja Ampat merupakan daerah tujuan wisata dunia, karena itu penyu dan satwa lainnya di Raja Ampat baik di darat maupun di perairan perlu dijaga dan dilestarikan.
“Raja Ampat ini daerah tujuan wisata dunia, karena itu dengan melepas tukik ini atau anak penyu ini saya mengajak seluruh masyarakat Raja Ampat untuk kita hentikan penangkapan dan pembunuhan penyu, karena satwa ini tidak saja langkah tapi juga menjadi daya tarik kegiatan wisata di Raja Ampat,” ujar Abdul Faris Umlati, SE.
Pelepasan tukik di sela-sela kunjungan kerjanya ke distrik dan kampung ini diikuti seluruh pejabat yang menyertai kunjungan kerja tersebut seperti pewakilan Polres Raja Ampat, pimpinan dan anggota DPRD Raja Ampat, Sekda Raja Ampat dan para pejabat lainnya di Raja Ampat.
Aksi pelepasan penyu ini untuk mengingatkan masyarakat Raja Ampat untuk tidak lagi berburu penyu dan zatwa dilindungi di Raja Amat.
Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD sendiri telah menetapkan Peraturan Daerah Nomor 09 tahun 2012 tentang larangan penangkapan hiu, pari manta dan jenis-jenis ikan tertentu (duyung dan penyu) di perairan laut Raja Ampat.
Sebenarnya Raja Ampat telah memiliki Perda Pelindungan Penyu dan memang penyu ini adalah satwa yang dilindungi Undang-Undang.
"Jadi apa yang dilakukan bupati ini untuk kembali mengingatkan masyarakat agar penyu ini tidak boleh diburu,” ujar Kepala Dinas Perikanan Raja Ampat, Rio Bartholomeus Imbir, S.Pi, M.Si yang juga ikut dalam aksi pelepasan tukik tersebut.
Sebagaimana diketahui perairan laut Raja Ampat memiliki tingkat konsentrasi keanekaragaman biota laut tertinggi di perairan dunia, dengan 75 % dari seluruh jenis terumbu karang di dunia dan sedikitnya 1.320 spesies ikan.
Menurut Bupati Raja Ampat, potensi ini menjadi kekuatan utama dalam pengembangan pariwisata di Raja Ampat. Oleh karena itu ia berharap agar masyarakat Raja Ampat tidak lagi menangkap zatwa-zatwa perairan yang dilindungi di Raja Ampat. (DiskominfoRajaAmpa)