Paris Kota Jadi Strategi Promosi Investasi dan Pariwisata di Ternate
pada tanggal
22 Oktober 2018
TERNATE, LELEMUKU.COM - Pariwisata berbasis Komunitas (Paris Kota) merupakan sebuah inovasi yang digagas oleh Reformer DIKLATPIM II Drs. Mahdi Nurdin yang saat ini menjabat sebagai Kepala DPMPTSP Kota Ternate.
Paris Kota adalah strategi percepatan promosi investasi melalui pemberdayaan komunitas dengan pemanfaatan media sosial. Inovasi yang dinilai kekinian ini mendapat respon yang sangat baik dari seluruh stakeholder terutama komunitas sebagai leading sector dalam memperomosikan potensi investasi Kota Ternate.
Beberapa komunitas hadir pada FGD yang dilaksanakan Kamis (11/10) di Hotel Muara Ternate, diantaranya Genpi Maluku Utara, Jaringan Komunitas (Jarkot), Ternate Heritage Society (THS), Igers Ternate, Komunitas fotografi Indonesia, Komunitas Diving, Gamalama Bicycle Club, Komunitas Save Ake Gaale, Kelas Inspirasi, Penggiat alam, Rampah-rampah Etnik, Komunitas Drone dan lain-lain.
Mereka antusias membahas konsep pemberdayaan komunitas dalam promosi bersama para narasumber diantaranya Sekda Kota Ternate, Dr. M. Tauhid Soleman, M.Si, Kadisperkim Kota Ternate Dr. H. Rizal Marsaoly, MM, Kadis Pariwisata Kota Ternate, Samin Marsaoly, S.STP dan Kepala DPMPTSP Drs. Mahdi Nurdin, ME selaku reformer yang menggagas inovasi Paris Kota.
Peran komunitas dalam mempromosikan Potensi Ternate melalui media sosial selama ini patut diapresiasi. Melalui Paris Kota Pemerintah berupaya mensinergikan kegiatan komunitas dalam mempromosikan Ternate ke satu wadah agar lebih terstruktur dan berkesinambungan.
Sekda Kota Ternate dalam sambutannya mengatakan bahwa dengan menggalang potensi Komunitas untuk mempromosikan Ternate, Pemerintah memperoleh dua mafaat sekaligus yaitu kemajuan pariwisata dan kemajuan Investasi. Ini berarti komunitas telah berkontribusi dalam pembangunan dengan menjadi perpanjangan tangan Pemerintah.
“Dinas yang terkait tidak perlu bersusah payah mempromosikan potensi yang ada, cukup berikan ruang pada komunitas utuk memainkan perannya melalui media sosial dan seluruh dunia pun akan tahu bahwa Ternate punya keunggulan investasi” tutur sekda.
Ia menambahkan agar Komunitas juga diberdayakan untuk memberikan edukasi pada masyarakat agar turut mengambil bagian dalam mempromosikan Ternate, Sehingga akan terwujud pola kemitraan antara pemerintah, komunitas dan masyarakat.
Kadisperkim Kota Ternate Dr. Rizal Marsaoly, MM yang juga adalah Pembina beberapa komunitas di kota Ternate mengatakan bahwa dengan adanya inovasi Pariskota ini, kita dapat mengukur seberapa besar pengaruh komunitas dalam peningkatan investasi melalui instrumen promosi.
Paris kota dapat menjadi instrumen untuk melihat bahwa jika komunitas diberdayakan, maka daerah setempat akan maju, baik pariwisatanya maupun investasinya. Komunitas di Kota Ternate cukup banyak dengan karakter dan cara berkreasinya masing-masing. Pemberdayaan komunitas harus spesifik. Memberdayakan komunitas hanya sebatas untuk berpromosi saja tidaklah cukup.
Komunitas harus dilibatkan secara berkesinambungan. Oleh karenanya mensinergikan komunitas-komunitas dalam satu wadah komunikasi dan koordinasi adalah tindakan yang tepat agar pemberdayaan komunitas menjadi lebih terstruktur, terprogram dan berkelanjutan sehingga keberhasilannyapun dapat terukur.
“Diibaratkan perusahaan motor misalnya. Jika dia ingin berkembang maka dia juga harus mengembangkan komunitas-komunitas motor. Karena komunitas itu adalah pangsa pasarnya “ tutur kadisperkim.
Ia menegaskan perlunya mengkolaborasikan teori Philip Kotler Marketing Mix dengan teori Osborne dan Gaebler, Reinventing Government sebagai dasar pijakan dalam konsep pemberdayaan komunitas dalam promosi agar tercipta sinergitas antara komunitas dengan pelaku usaha (investor) dan pemerintah.
Beberapa delegasi komunitas yang hadir mengutarakan keinginan yang sama yaitu agar Pemerintah tidak hanya memberdayakan mereka untuk kepentingan jangka pendek saja, tetapi untuk membangun sinergitas yang berkelanjutan dan berhasil guna.
Sebelum FGD ini dilaksanakan, dengan difasilitasi oleh DPMPTSP, beberapa komunitas penggiat promosi ini telah beberapa kali berkumpul untuk memboboti konsep paris kota ini. Mereka memilih ketua untuk mengkoordinir semua komunitas promosi dalam satu wadah bernama Kita Ternate, lalu mengadakan diskusi sebelum FGD untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing komunitas, mendengarkan aspirasi dan merumuskannya menjadi rekomendasi yang dibawa pada saat FGD.
Ketua Genpi Maluku Utara M. Sofyan Ansar yang sekaligus sebagai ketua Kita Ternate mengatakan bahwa kegiatan mempromosikan Ternate oleh komunitas sudah lama dilakukan dan hasilnya sudah terlihat dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan asing di Kota Ternate.
Sementara mempromosikan Ternate untuk menarik investor, hal ini terlihat seperti tantangan baru, namun sebenarnya sudah terlaksana di beberapa komunitas.
Ada beberapa komunitas yang awalnya terbentuk dari kesamaan hobby, misalnya diving, lalu membentuk club diving. Club ini lantas beraktivitas, mengeksplore keindahan alam bawah laut Ternate dan mempublikasikannya melalui media sosial. Dari hasil publikasi dan dari perkembangan aktivitas club itu, berdirilah Dive Center di Kota Ternate. Ini adalah contoh beberapa komunitas telah mulai menarik investor ke Kota Ternate.
Sementara Ketua Jarkot Zandri Aldrin berharap melalui Paris Kota akan terbentuk sebuah kekuatan baru, berupa sistem, yang lebih dari sekedar kegiatan mempromosikan Ternate denga hashtag yang sebenarnya sudah kami lakukan. “kami berharap terbuka ruang-ruang baru dimana ada kolaborasi nyata antara Pemerintah dengan komunitas yang berdampak pada perekonomian Kota” tutur Zandry.
Pemberian ruang-ruang kepada komunitas menurut Ketua DPD KNPI Kota Ternate, Sahroni A. Hirto, tidak sebatas tempat, melainkan ruang ide bagi komunitas dalam mengembangkan pariwisata dan investasi di Kota Ternate.
“KNPI pada dasarnya menyepakati keterlibatan komunitas dalam promosi, terlebih lagi dalam tahap perencanaan. Tumbuhnya komunitas di Ternate perlu disambut baik oleh pemerintah, namun pemerintah tidak boleh turut mencampuri terlalu dalam, karena pola pikir dan tata kelola yang tentu jauh berbeda sehingga pemerintah berkewajiban memfasilitasi dan menyelaraskan kegiatan komunitas” jelas Sahroni.
Dengan demikian Pemerintah Daerah dalam hal ini DPMPTSP direkomendasikan untuk segera melakukan mapping komunitas agar Pemberdayaan yang diberikan lebih terstruktur dan sesuai dengan karakter komunitas. Menjawab hal ini kadis DPMPTSP menyatakan siap berkolaborasi dengan komunitas, dengan membuat MoU sebagai komitmen bersama.
Wadah Kita Ternate yang telah terbentuk akan segera dilegalkan dengan membuat komposisi Pengurus yang ditetapkan dengan SK Walikota. Selanjutnya komunitas ini akan mengedukasi seluruh masyarakat Ternate untuk turut mempromosikan Ternate.
Pariskota adalah inovasi daerah yang nantinya akan menjadi kebijakan daerah. Gerakan Promosi Ternate akan ditetapkan melalui Peraturan Walikota. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan daya saing daerah. Dengan demikian tugas pemerintah dalam memberdayakan komunitas adalah memfasilitasi dan mensinergikan komunitas-komunitas yang ada.
“Kuncinya ada dua yaitu saling peduli dan saling berkolaborasi,” pungkas sekda saat menutup forum diskusi tersebut. (DiskomsandiTernate)