Allo Rafra Nilai Dana Otonomi Khusus Papua Perlu Dievaluasi
pada tanggal
23 November 2018
TIMIKA, LELEMUKU.COM - Menyangkut tentang Otonomi Khusus (Otsus) yang sudah ada sejak tahun 2000. Masyarakat Papua terlebih khusus bagi masyarakat Kabupaten Mimika belum merasakan dan menikmati apa itu otsus, sebab anggaran yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat tidak semua terserap dengan baik untuk masyarakat.
Justru sebaliknya, anggaram tersebut hanya dinikmati oleh segelintir orang akibat dari tidak ada transparansi dalam pengelolaan anggaran tersebut. Demikian diungkapkan oleh tokoh masyarakat (tomas) Mimika Athanasius Allo Rafra ketika ditemui di kediamannya di jalan Busiri, Kamis (22/11).
“Pemerintah memberikan Otsus bagi masyarakat Papua untuk menjalankan penyelenggara pemerintahan di Papua dengan baik dan masyarakat antusias menerima itu, tapi sejauh mana keberhasilan Otsus yang orang selalu katakan dana Otsus tidak sampai di masyarakat,” kata Allo.
Allo menjelaskan, penggunaan anggaran Otsus oleh Pemerintah melalui program-program perlu disampaikan kepada masyarakat jumlah anggaran dan program apa yang akan dan telah dilakukan agar masyarakat bisa mengetahui dan bersama-sama mengawasi program tersebut, namun terkesan penggunaan dana Otsus sangat tertutup dan tidak transparan kepada masyarakat.
“Pemerintah daerah harus bisa menjelaskan dan menjabarkan kepada masyarakat bahwa anggaran dana Otsus tahun ini sekian dan digunakan untuk apa-apa, sebab masyarakat ini tidak tahu diperuntukkan untuk kampung tapi masyarakat tidak tahu itu,” jelasnya.
Menurutnya transparansi merupakan suatu tindakan yang harus diambil oleh Pemerintah guna mengantisipasi adanya pengalahgunaan anggaran, mengingat anggaran yang diberikan untuk memajukan kesejahteraan rakyat, peningkatan pendidikan dan kesehatan sehingga melalui program-program yang menyentuh kepada masyarakat harus jelas, serta melakukan evaluasi terkait program yang dijalankan.
“Masyarakat juga turut mengawasi jangan sampai ada korupsi dan sebagainya. Karena uang Otsus ini tidak bisa dibagi-bagi perorangan tapi harus dibuat dalam bentuk program yang menyentuh kepada masyarakat, jadi harus diperjelas program apa yang menggunakan dana Otsus,” terangnya.
Sementara itu Pendeta Deserius Adii, S. Th mengatakan, selama ini dirinya tidak mengetahui anggaran Otsus ada atau tidak dan digunakan untuk program apa. Sebab setiap pembangunan yang ada tidak pernah disebutkan Otsus.
“Kalau menyangkut dengan Otsus saya belum tahu secara pasti karena saya ini hanya hamba Tuhan,” is kata Deserius Adii kepada wartawan di kantor DPRD Mimika.
Ia juga menambahkan, sejauh ini dirinya hanya mendengar anggaran Otsus sangat besar tapi diperuntukan untuk siapa, jangan sampai anggaran otsus yang ada dijadikan sebagai lahan korupsi.
“Orang bilang bilang dana itu dan ini tapi dana itu untuk siapa, apakah dana itu untuk anak jalanan atau gerakan-gerakan apa yang didukung oleh dana itu tapi koruptor yang makan sampai hari ini,” tambahnya. (Ricky Lodar)