Pembukaan Sidang MPL Sinode Gereja Protestan Maluku ke-40
pada tanggal
12 November 2018
SIFNANA, LELEMUKU.COM – Pembukaan Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) ke-40 Tahun 2018 berlangsung meriah di Lapangan Mandriak, Sifnana Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel), Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), Provinsi Maluku pada Minggu (11/11).
Dalam Sambutannya, Gubernur Provinsi Maluku, Ir. Said Assagaff melalui Staff Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan, Ronny SW. Tairas, S.Sos., Msi menyatakan persidangan MPL itu telah menempatkan GPM sebagai bagian dari seluruh proses pelaksana amanah pembangunan jangka panjang daerah Maluku Tahun 2014 hingga 2019.
Ia mengatakan pembangunan bidang agama dalam kerangka perwujudan kesadaran religius dan kematangan pluralisme di Maluku, memposisikan lembaga-lembaga agama dalam sinergis bersama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk terus mendorong terwujudnya toleransi, kesantunan, kerjasama dan relasi kemanusiaan dalam hidup umat beragama di Maluku.
“Persidangan ini sangat penting dan memiliki makna yang strategis bagi perkembangan dan kemajuan institusi gereja, karena selain melakukan evaluasi kritis, korektif dan konstruktif terhadap berbagai keputusan program yang telah dilakukan tetapi juga tanggung jawab untuk merumuskan dan menetapkan arah pelayanan terhadap program kerja yang baru,” kata dia.
Assagaf mengakui jika Pemerintah Daerah sangat berkepentingan melihat GPM terus maju dan berkembang mengisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang lebih sejahtera dan bermartabat. GMP senagai gereja yang terus bertumbuh, telah menjadi gereja yang bukan hanya besar tetapi juga matang dalam membangun kehidupan jemaatnya.
Ia pun berharap lewat persidangan tersebut para hamba-hamba Tuhan dari seluruh Kepulauan Maluku dapat merancang pola pelayanan bergereja yang mampu mendemonstrasikan praktek berteologi yang menjadi ciri khas GPM, dalam spirilual membela dan merawat kehidupan bersama sebagai anak-anak negeri Maluku.
“Masyarakat kita setiap saat berhadapan dengan berbagai gejolak ataupun krisis yang datang kapan saja dalam bentuk yang variatif. Terlebih kita telah memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN, yang sarat dengan kompetisi dan sederet konsekuensi yang mengikutinya. Disitulah peran pastoralia, pendampingan juga pemberdayaan potensi umat,” harap orang nomor satu di Kepulauan Maluku tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Panitia pelaksana persidangan dengan Tema “Allah kehidupan, tuntunlah kami untuk membela dan merawat kehidupan” dan Sub Tema “Memuliakan Tuhan dengan bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan untuk kesejahteraan masyarakat dan keutuhan bangsa,” Agustinus Utuwaly, S.Sos mengatakan MPL adalah badan pengambilan keputusan di bawah Sinode yang diwujudkan daalm bentuk persidangan, yang terdiri dari Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode dan utusan Klasis-Klasis se-Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
“Persidangan MPL sesungguhnya adalah agenda rutin gereja yang terlaksana sekali dalam setahun. Ini adalah persidangan para Presbiter sebagai bagian dari gerak berjalan bersama antara Jemaat, Klasis dan Sinode yang selaras, serasi, utus dan dinamis dalam upaya untuk menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di bumi,” kata dia.
Utuwaly menuturkan pihaknya telah berupaya mengemban tanggung jawab kepanitiaan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh MPH Sinode GPM untuk menyiapkan berbagai keperluan teknis demi terselenggaranya event sidang gerejawi itu.
Ia mengungkapkan bahwa sidang tersebut dilaksanakan dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp2.095.000.000 yang merupakan bantuan dari Pemda MTB, bantuan Klasis-Klasis se-GPM dan para donator serta bantuan natura berupa bahan makanan dari 17 Jemaat se-Klasis Tansel.
“Kami mengakui keterbatasan sebagai panitia, tetapi dalam sebuah keyakinan nahwa Kristus sebagai pemilik gereja akan menunjukan kebaikan demi suksesnya sidang ini dan berharap momentum gerejawi ini menjadi sarana untuk terus memperkuat persaudaraan yang sejati, sebagaimana komitmen GPM menjadi gereja orang basudara,” ungkap Utuwaly.
Acara akbar itu dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Anggota DPR RI Mersy Barens, Ketua MPH Sinode GPM Pdt. A. J. S. Werinussa, Bupati MTB Petrus Fatlolon, SH., MH bersama ibu serta seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Maluku, Forkopimda MTB, Para Ketua Klasis se-GPM, Ketua dan Jajaran Pengurus Besar AMGPM, Pimpinan umat beragama.
Acara itupun diisi dengan parade tari-tarian dari para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Tansel dan puji-pujian dari Solo dan Paduan Suara serta dilaksanakan launching buku dengan judul “Menenun Injil di Kepulauan Tanimbar” dan “Gereja yang bersaksi dan melayani di hati bangsanya”. (Laura Sobuber)
Ronny SW. Tairas saat memukul tifa tanda membuka Sidang MPL Sinode GPM |
Ia mengatakan pembangunan bidang agama dalam kerangka perwujudan kesadaran religius dan kematangan pluralisme di Maluku, memposisikan lembaga-lembaga agama dalam sinergis bersama Pemerintah Daerah (Pemda) untuk terus mendorong terwujudnya toleransi, kesantunan, kerjasama dan relasi kemanusiaan dalam hidup umat beragama di Maluku.
“Persidangan ini sangat penting dan memiliki makna yang strategis bagi perkembangan dan kemajuan institusi gereja, karena selain melakukan evaluasi kritis, korektif dan konstruktif terhadap berbagai keputusan program yang telah dilakukan tetapi juga tanggung jawab untuk merumuskan dan menetapkan arah pelayanan terhadap program kerja yang baru,” kata dia.
Assagaf mengakui jika Pemerintah Daerah sangat berkepentingan melihat GPM terus maju dan berkembang mengisi kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang lebih sejahtera dan bermartabat. GMP senagai gereja yang terus bertumbuh, telah menjadi gereja yang bukan hanya besar tetapi juga matang dalam membangun kehidupan jemaatnya.
Ia pun berharap lewat persidangan tersebut para hamba-hamba Tuhan dari seluruh Kepulauan Maluku dapat merancang pola pelayanan bergereja yang mampu mendemonstrasikan praktek berteologi yang menjadi ciri khas GPM, dalam spirilual membela dan merawat kehidupan bersama sebagai anak-anak negeri Maluku.
“Masyarakat kita setiap saat berhadapan dengan berbagai gejolak ataupun krisis yang datang kapan saja dalam bentuk yang variatif. Terlebih kita telah memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN, yang sarat dengan kompetisi dan sederet konsekuensi yang mengikutinya. Disitulah peran pastoralia, pendampingan juga pemberdayaan potensi umat,” harap orang nomor satu di Kepulauan Maluku tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Panitia pelaksana persidangan dengan Tema “Allah kehidupan, tuntunlah kami untuk membela dan merawat kehidupan” dan Sub Tema “Memuliakan Tuhan dengan bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan untuk kesejahteraan masyarakat dan keutuhan bangsa,” Agustinus Utuwaly, S.Sos mengatakan MPL adalah badan pengambilan keputusan di bawah Sinode yang diwujudkan daalm bentuk persidangan, yang terdiri dari Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode dan utusan Klasis-Klasis se-Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
“Persidangan MPL sesungguhnya adalah agenda rutin gereja yang terlaksana sekali dalam setahun. Ini adalah persidangan para Presbiter sebagai bagian dari gerak berjalan bersama antara Jemaat, Klasis dan Sinode yang selaras, serasi, utus dan dinamis dalam upaya untuk menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di bumi,” kata dia.
Utuwaly menuturkan pihaknya telah berupaya mengemban tanggung jawab kepanitiaan dan kepercayaan yang telah diberikan oleh MPH Sinode GPM untuk menyiapkan berbagai keperluan teknis demi terselenggaranya event sidang gerejawi itu.
Ia mengungkapkan bahwa sidang tersebut dilaksanakan dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp2.095.000.000 yang merupakan bantuan dari Pemda MTB, bantuan Klasis-Klasis se-GPM dan para donator serta bantuan natura berupa bahan makanan dari 17 Jemaat se-Klasis Tansel.
“Kami mengakui keterbatasan sebagai panitia, tetapi dalam sebuah keyakinan nahwa Kristus sebagai pemilik gereja akan menunjukan kebaikan demi suksesnya sidang ini dan berharap momentum gerejawi ini menjadi sarana untuk terus memperkuat persaudaraan yang sejati, sebagaimana komitmen GPM menjadi gereja orang basudara,” ungkap Utuwaly.
Acara akbar itu dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Anggota DPR RI Mersy Barens, Ketua MPH Sinode GPM Pdt. A. J. S. Werinussa, Bupati MTB Petrus Fatlolon, SH., MH bersama ibu serta seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD), Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Maluku, Forkopimda MTB, Para Ketua Klasis se-GPM, Ketua dan Jajaran Pengurus Besar AMGPM, Pimpinan umat beragama.
Acara itupun diisi dengan parade tari-tarian dari para siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) se-Tansel dan puji-pujian dari Solo dan Paduan Suara serta dilaksanakan launching buku dengan judul “Menenun Injil di Kepulauan Tanimbar” dan “Gereja yang bersaksi dan melayani di hati bangsanya”. (Laura Sobuber)