Said Assagaf Nilai GPM Berkontribusi Menyelesaikan Masalah Masyarakat
pada tanggal
16 November 2018
SAUMLAKI, LELEMUKU.COM - Gubernur Provinsi Maluku, Ir. Said Assagaff melalui Staff Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan, Ronny SW. Tairas, S.Sos., Msi menilai Gereja Protestan Maluku (GPM) mampu berkontribusi guna menyelesaikan persoalan-persoalan kerakyatan, seperti kemiskinan, keadilan, penegakan hukum, krisis lingkungan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kekerasan terhadap anak dan problematika kemanusiaan lainnya.
“GPM memiliki pola misi bergereja yang efektif, partisipasi dan sekaligus komprehensif serta yang menari adalah ditemuinya mpdel pemberdayaan umat dengan mengunakan pendekatan pola kemandirian,” nilai dia dalam pembukaan Sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Sinode GPM ke-40 di Lapangan Mandriak, Kota Saumlaki, Kecamatan Tanimbar Selatan (Tansel) pada Minggu (11/11).
Assagaf mengatakan GPM telah hadir sebagai organisasi modern yang didukung oleh metode penetapan Rencana Strategis (Renstra) pada semua tingkatan mulai dari Sinode, Klasis hingga para jemaat. Visi misi GPM kini dan ke depan akan semakin sinkron dengan pola dan karakter pembangunan berbasis ‘Good Government, yaitu GPM berada dalam pilar masyarakat yang bukan lagi objek tetapi bertindak sebagai subjek pembangunan.
“GPM memiliki posisi yang strategis dalam kemitraan dengan pemerintah atau pihak manapun, sebab di dalam GPM mesti mempersiapkan diri guna menatap tanggung jawab bersama membela dan merawat kehidupan menjadi prioritas utama dalam kehidupan sosial kemasyarakatan,” katanya.
Gubernur Assagaff berharap lewat moment keagamaan tersebut akan menciptakan pola pelayanan bergereja yang mampu mendemonstrasikan praktek berteologi yang menjadi ciri khas GPM dalam spiritualitas membela dan merawat kehidupan bersama sebagai anak-anak negeri Maluku.
Masyarakat Maluku sendiri setiap saat berhadapan dengan berbagai gejolak ataupun krisis yang datang kapan saja dan dalam bentuk yang variatif. Terlebih saat ini telah memasuki era masyarakat Ekonomi Asean yang sarat dengan kompetisi dan sederet konsekuensi yang mengukitinya.
“Disitulah peran pastoralia, pendampingan dan juga pemberdayaan potensi umat. Oleh sebab itu Gereja terpanggil untuk memenuhi Tri Panggilan Gereja agar menjadi sebuah keniscayaan yang patut dihadirkan di tengah-tengah kehidupan umat Kristen di Kepulauan Maluku,” harapnya. (Laura Sobuber)