Tenaga Kesehatan di Provinsi Papua Siap Hadapi PON XX 2020
pada tanggal
14 November 2018
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Tenaga Kesehatan di Provinsi Papua sudah siap untuk mensukseskan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX tahun 2020 di Bumi Cenderawasih.
Penegasan itu disampaikan Asisten III Bidang Umum Sekda Papua, Elysa Aury disela-sela puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 54, Senin (12/11).
“Untuk bidang kesehatan, tidak ada masalah. Semua sudah disiapkan oleh Dinas Kesehatan Papua dan akan dibantu oleh Kementerian Kesehatan RI,” ujarnya.
Dikatakan, Dinas Kesehatan selaku penanggunggung jawab bidang pelayanan kesehatan, telah melakukan berbagai kesiapan menghadapi PON XX tahun 2020.
“Hasil pertemuan Gubernur Papua Lukas Enembe dengan Menteri Kesehatan (Menkes) di Jakarta beberapa waktu lalu, Menkes sudah bersedia untuk memberikan dukungan kepada Papua dalam bidang kesehatan,” tukasnya.
Terkait dengan jumlah tenaga kesehatan yang akan disebar ke lima wilayah cluster, kata Aury, Dinas Kesehatan akan menghitung kembali, karena ada kabupaten penyangga juga yang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON XX 2020.
“PON XX tahun 2020 Papua diselenggarakan di lima wilayah cluster, yakni Kota/Kabupaten Jayapura, Mimika, Merauke, Biak dan Jayawijaya, tapi ada juga cabor yang bertanding di kabupaten Tolikara, Yapen dan Keerom. Itu akan dihitung semua berapa kebutuhan tenaga kesehatan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg Aloysius Giyai usai menggelar pertemuan dalam rangka road show Gubernur Papua Lukas Enembe demi suksesnya PON XX tahun 2020 bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof Dr H Nila Moeloek dan jajarannya, Rabu sore (31/10) lalu, secara rinci menjelaskan, inti dari pertemuan yang berlangsung selama 45 menit di ruang rapat Menkes Nila Moeloek.
Dikatakan, jika sudah berbicara dukungan bidang kesehatan untuk penyelenggaraan PON XX 2020 semua cluster di enam kabupaten, tentunya mempunyai spesifikasi tenaga medis yang disiapkan maupun peralatan medisnya itu berbeda-beda.
Contohnya di Kabupaten Biak Numfor khusus untuk cabang olahraga (cabor) selam, tentunya dokter spesialis hiyperbar yang khusus belajar tentang perairan.
“Jadi, orang tenggelam atau kecelakaan itu khusus bicara soal cabor karate, tinju dan bela diri. Itu tentu diperkuat dengan doker-dokter traumatik misalnya dokter orthopedi/bedah tulang, bedah syaraf,” jelasnya.
Saat ini, pihaknya telah menyiapkan kurang lebih ada 45 dokter spesialis yang akan disiapkan memimpin tim pada cabor-cabor dan venue. Itu kekhususan.
Diakuinya, para dokter ahli ini punya spesifikasi kompetensi pendidikannya.
Tetapi, pihaknya harus pastikan mereka itu kekhususan dalam sport medical center, dimana mereka dilatih khusus untuk penanganan kegawat daruratan di arena-arena olahraga.
Selain itu, tidak kalah pentingnya, setiap cabor, setiap venue akan disiapkan khusus untuk keamanan pengamanan pangan, makan, minum, yang betul-betul dijamin dengan dokter-dokter ahli gizi dan nutrisi.
Sedangkan, pada daerah-daerah endemik malaria dimana ada beberapa kabupaten yang Annual Parasite Incidence (API), indeksnya tinggi seperti Timika, Kabupaten Jayapura dan Keerom.
Tetapi akan diselenggarakan PON. Harus dipastikan dengan survei. Vektor-vektor itu sudah betul-betul bebas yang menimbulkan penyakit malaria, dengan melibatkan khusus dokter ahli malaria.
Tidak hanya itu saja, tetapi juga penyakit-penyakit dalam. Terutama penyakit tropical dan juga dokter penyakit dalam tropical dan penyakit menular.
Saat ini Dinas Kesehatan provinsi papua sudah membuat grand desain, yang nantinya mengundang setiap klaster di enam kabupaten yakni Kabupaten/Kota Jayapura, Biak Numfor, Jayawijaya, Mimika dan Merauke bersama empat kabupaten penunjang.
Nantinya Kepala Dinas dan tim diundang, termasuk direktur rumah sakit juga diundang.
“Bahwa kita harus susun bersama berdasarkan pengalaman PON XIX di Bandung. Penyelenggaraan Asian Games di Palembang, Sumatera Selatan. Itu akan kita susun dalam sebuah studi yang kita susun untuk Papua,” terangnya.
Aloysius juga mengatakan dukungan Kementerian Kesehatan tidak perlu diragukan.
“Mereka sudah menopang selama empat tahun ini luar biasa. Tinggal nanti pengaturan, seperti masalah alokasi Dana Khusus atau DAK dari Kementerian Kesehatan. Mereka sudah tunjukkan luar biasa terhadap Papua,” pujinya. (DiskominfoPapua)
Penegasan itu disampaikan Asisten III Bidang Umum Sekda Papua, Elysa Aury disela-sela puncak Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 54, Senin (12/11).
“Untuk bidang kesehatan, tidak ada masalah. Semua sudah disiapkan oleh Dinas Kesehatan Papua dan akan dibantu oleh Kementerian Kesehatan RI,” ujarnya.
Dikatakan, Dinas Kesehatan selaku penanggunggung jawab bidang pelayanan kesehatan, telah melakukan berbagai kesiapan menghadapi PON XX tahun 2020.
“Hasil pertemuan Gubernur Papua Lukas Enembe dengan Menteri Kesehatan (Menkes) di Jakarta beberapa waktu lalu, Menkes sudah bersedia untuk memberikan dukungan kepada Papua dalam bidang kesehatan,” tukasnya.
Terkait dengan jumlah tenaga kesehatan yang akan disebar ke lima wilayah cluster, kata Aury, Dinas Kesehatan akan menghitung kembali, karena ada kabupaten penyangga juga yang akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan PON XX 2020.
“PON XX tahun 2020 Papua diselenggarakan di lima wilayah cluster, yakni Kota/Kabupaten Jayapura, Mimika, Merauke, Biak dan Jayawijaya, tapi ada juga cabor yang bertanding di kabupaten Tolikara, Yapen dan Keerom. Itu akan dihitung semua berapa kebutuhan tenaga kesehatan,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg Aloysius Giyai usai menggelar pertemuan dalam rangka road show Gubernur Papua Lukas Enembe demi suksesnya PON XX tahun 2020 bersama Menteri Kesehatan Republik Indonesia Prof Dr H Nila Moeloek dan jajarannya, Rabu sore (31/10) lalu, secara rinci menjelaskan, inti dari pertemuan yang berlangsung selama 45 menit di ruang rapat Menkes Nila Moeloek.
Dikatakan, jika sudah berbicara dukungan bidang kesehatan untuk penyelenggaraan PON XX 2020 semua cluster di enam kabupaten, tentunya mempunyai spesifikasi tenaga medis yang disiapkan maupun peralatan medisnya itu berbeda-beda.
Contohnya di Kabupaten Biak Numfor khusus untuk cabang olahraga (cabor) selam, tentunya dokter spesialis hiyperbar yang khusus belajar tentang perairan.
“Jadi, orang tenggelam atau kecelakaan itu khusus bicara soal cabor karate, tinju dan bela diri. Itu tentu diperkuat dengan doker-dokter traumatik misalnya dokter orthopedi/bedah tulang, bedah syaraf,” jelasnya.
Saat ini, pihaknya telah menyiapkan kurang lebih ada 45 dokter spesialis yang akan disiapkan memimpin tim pada cabor-cabor dan venue. Itu kekhususan.
Diakuinya, para dokter ahli ini punya spesifikasi kompetensi pendidikannya.
Tetapi, pihaknya harus pastikan mereka itu kekhususan dalam sport medical center, dimana mereka dilatih khusus untuk penanganan kegawat daruratan di arena-arena olahraga.
Selain itu, tidak kalah pentingnya, setiap cabor, setiap venue akan disiapkan khusus untuk keamanan pengamanan pangan, makan, minum, yang betul-betul dijamin dengan dokter-dokter ahli gizi dan nutrisi.
Sedangkan, pada daerah-daerah endemik malaria dimana ada beberapa kabupaten yang Annual Parasite Incidence (API), indeksnya tinggi seperti Timika, Kabupaten Jayapura dan Keerom.
Tetapi akan diselenggarakan PON. Harus dipastikan dengan survei. Vektor-vektor itu sudah betul-betul bebas yang menimbulkan penyakit malaria, dengan melibatkan khusus dokter ahli malaria.
Tidak hanya itu saja, tetapi juga penyakit-penyakit dalam. Terutama penyakit tropical dan juga dokter penyakit dalam tropical dan penyakit menular.
Saat ini Dinas Kesehatan provinsi papua sudah membuat grand desain, yang nantinya mengundang setiap klaster di enam kabupaten yakni Kabupaten/Kota Jayapura, Biak Numfor, Jayawijaya, Mimika dan Merauke bersama empat kabupaten penunjang.
Nantinya Kepala Dinas dan tim diundang, termasuk direktur rumah sakit juga diundang.
“Bahwa kita harus susun bersama berdasarkan pengalaman PON XIX di Bandung. Penyelenggaraan Asian Games di Palembang, Sumatera Selatan. Itu akan kita susun dalam sebuah studi yang kita susun untuk Papua,” terangnya.
Aloysius juga mengatakan dukungan Kementerian Kesehatan tidak perlu diragukan.
“Mereka sudah menopang selama empat tahun ini luar biasa. Tinggal nanti pengaturan, seperti masalah alokasi Dana Khusus atau DAK dari Kementerian Kesehatan. Mereka sudah tunjukkan luar biasa terhadap Papua,” pujinya. (DiskominfoPapua)