Teror Lem Aibon di Kota Timika, Sekolah dan BNN Perlu Kerjasama
pada tanggal
19 November 2018
TIMIKA, LELEMUKU.COM - Supriyono, orang tua dari siswa berinisial MRA yang merupakan satu dari dari puluhan siswa di salah satu SMP ternama di Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua yang kedapatan menghisap lem aibon berjamaah saat berada di sekolah pada tanggal 15 November kemarin meminta kepada pihak Komite Sekolah agar bekerjasama dengan pihak badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Mimika untuk merehabilitasi puluhan anak yang menghisap lem aibon.
"Jadi saya sebagai ortu dari Muh Rizky Aditia siswa di salah satu SMP di Mimika. Bahwa pada tanggal 15 November saya mendapat undangan dari sekolah untuk menyaksikan anak-anak yang kedapatan memakai lem aibon," kata Supriyanto saat ditemui di jalan Budi Utomo, Minggu (18/11).
Kejadian puluhan anak menghisap lem aibon pada saat jam sekolah merupakan kejadian langkah dan merupakan kelalaian dari pihak orang tua dan pihak sekolah akibatnya terjadi hal tersebut. Namun belum ada kata terlambat untuk merubah kebiasaan menghisap lem aibon dengan cara merehabilitasi anak-anak tersebut.
Oleh sebab itu dirinya meminta kepada pihak Komite Sekolah agar bekerjasama dengan pihak BNNK Mimika untuk merehabilitasi anak-anak tersebut agar tidak kecanduan lem aibon dan juga mengkampanyekan tentang bahaya lem di sekolah-sekolah.
"Jadi kami ortu meminta kepada Komite Sekolah agar menggandeng BNNK yang kecanduan agar dapat direhabilitasi dan dapat mengkampanyekan tentang bahaya lem aibon di sekolah," ungkapnya.
Di sisi lain dirinya juga meminta kepada pihak pemerintah terutama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)Mimika agar melakukan pengawasan terhadap peredaran lem aibon di Timika dengan mengeluarkan Perda agar para penjual dalam hal ini toko bangunan tidak melayani pembelian lem aibon oleh anak dibawa umur.
"Kami minta pemerintah daerah dan Kepolisian untuk mengawasi peredaran lem aibon bagaimana tatacara penjualan supaya tidak dijual sembarang, karena sangat berdampak bagi anak," jelasnya.
Sementara itu, dirinya juga sangat berterimakasih kepada pihak sekolah yang telah membongkar kejadian anak-anak sekolah yang menghisap lem aibon. Sehingga pihak orang tua juga telah mengetahui sepak terjang yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
"Saya juga sangat berterima kasih kepada guru yang telah membongkar kebiasaan anak-anak mencium lem aibon di sekolah," tuturnya. (Ricky Lodar)
"Jadi saya sebagai ortu dari Muh Rizky Aditia siswa di salah satu SMP di Mimika. Bahwa pada tanggal 15 November saya mendapat undangan dari sekolah untuk menyaksikan anak-anak yang kedapatan memakai lem aibon," kata Supriyanto saat ditemui di jalan Budi Utomo, Minggu (18/11).
Kejadian puluhan anak menghisap lem aibon pada saat jam sekolah merupakan kejadian langkah dan merupakan kelalaian dari pihak orang tua dan pihak sekolah akibatnya terjadi hal tersebut. Namun belum ada kata terlambat untuk merubah kebiasaan menghisap lem aibon dengan cara merehabilitasi anak-anak tersebut.
Oleh sebab itu dirinya meminta kepada pihak Komite Sekolah agar bekerjasama dengan pihak BNNK Mimika untuk merehabilitasi anak-anak tersebut agar tidak kecanduan lem aibon dan juga mengkampanyekan tentang bahaya lem di sekolah-sekolah.
"Jadi kami ortu meminta kepada Komite Sekolah agar menggandeng BNNK yang kecanduan agar dapat direhabilitasi dan dapat mengkampanyekan tentang bahaya lem aibon di sekolah," ungkapnya.
Di sisi lain dirinya juga meminta kepada pihak pemerintah terutama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)Mimika agar melakukan pengawasan terhadap peredaran lem aibon di Timika dengan mengeluarkan Perda agar para penjual dalam hal ini toko bangunan tidak melayani pembelian lem aibon oleh anak dibawa umur.
"Kami minta pemerintah daerah dan Kepolisian untuk mengawasi peredaran lem aibon bagaimana tatacara penjualan supaya tidak dijual sembarang, karena sangat berdampak bagi anak," jelasnya.
Sementara itu, dirinya juga sangat berterimakasih kepada pihak sekolah yang telah membongkar kejadian anak-anak sekolah yang menghisap lem aibon. Sehingga pihak orang tua juga telah mengetahui sepak terjang yang dilakukan oleh anak-anak mereka.
"Saya juga sangat berterima kasih kepada guru yang telah membongkar kebiasaan anak-anak mencium lem aibon di sekolah," tuturnya. (Ricky Lodar)