BPS Papua Nilai Lanny Jaya Jadi Kabupaten Tingkat Kemiskinan Tertinggi
pada tanggal
17 Januari 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua dalam rilisnya menyatakan Kabupaten Lanny Jaya merupakan wilayah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di bumi cenderawasih.
Hal demikian disampaikan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Bagas Susilo kemarin, di Jayapura.
“Yang pasti wilayah pegunungan hampir pasti menjadi kantong kemiskinan tertinggi di Provinsi Papua. selain Lanny Jaya, ada pula Intan Jaya, Deiyai, Tolikara, Yalimo, Nduga, Yahukimo dan lainnya”.
“Data ini berdasarkan data kemiskinan pada Maret 2018 yang kami sudah kamis rilis,” terang ia.
Menurutnya, untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pembangunan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).
Dari pendekatan ini , BPS perpandangan bahwa kemiskinan dilihat sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan yang diukur dari sisi pengeluaran.
“Artinya komoditi makanan yang paling berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan Provinsi Papua di daerah perkotaan. Contohnya ada beras, rokok kretek, tongkol atau tuna atau cakalang dan daging ayam ras,” ucapnya.
Kendati demikian, tambah ia, bukan berarti wilayah pesisir tidak menyumbang tingkat kemiskinan di bumi cenderawasih. Sejumlah kabupaten pesisir yang terindikasi miskin antara lain, Kabupaten Asmat dan Boven Digoel
“Kalau ditanya indikator kemiskinan ini dipengaruhi oleh apa, tentunya komoditi makanan lagi. Dimana perannya dalam Garis Kemiskinan (GK) jauh lebih besar dibandingkan dibandingkan peranan komoditi bukan makanan yakni perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan,” tegasnya.
Sebelumnya, BPS Papua mengumumkan persentase penduduk miskin di Provinsi Papua sepanjang Maret s/d September 2018 diklaim mengalami penurunan sebesar 0,31 persen.
Pada Maret 2018 penduduk miskin Papua tercatat sebesar 27,74 persen. Angka ini kemudian turun menjadi 27,43 persen pada September 2018. (DiskominfoPapua)
Hal demikian disampaikan Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Provinsi Papua Bagas Susilo kemarin, di Jayapura.
“Yang pasti wilayah pegunungan hampir pasti menjadi kantong kemiskinan tertinggi di Provinsi Papua. selain Lanny Jaya, ada pula Intan Jaya, Deiyai, Tolikara, Yalimo, Nduga, Yahukimo dan lainnya”.
“Data ini berdasarkan data kemiskinan pada Maret 2018 yang kami sudah kamis rilis,” terang ia.
Menurutnya, untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pembangunan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach).
Dari pendekatan ini , BPS perpandangan bahwa kemiskinan dilihat sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan yang diukur dari sisi pengeluaran.
“Artinya komoditi makanan yang paling berpengaruh besar terhadap garis kemiskinan Provinsi Papua di daerah perkotaan. Contohnya ada beras, rokok kretek, tongkol atau tuna atau cakalang dan daging ayam ras,” ucapnya.
Kendati demikian, tambah ia, bukan berarti wilayah pesisir tidak menyumbang tingkat kemiskinan di bumi cenderawasih. Sejumlah kabupaten pesisir yang terindikasi miskin antara lain, Kabupaten Asmat dan Boven Digoel
“Kalau ditanya indikator kemiskinan ini dipengaruhi oleh apa, tentunya komoditi makanan lagi. Dimana perannya dalam Garis Kemiskinan (GK) jauh lebih besar dibandingkan dibandingkan peranan komoditi bukan makanan yakni perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan,” tegasnya.
Sebelumnya, BPS Papua mengumumkan persentase penduduk miskin di Provinsi Papua sepanjang Maret s/d September 2018 diklaim mengalami penurunan sebesar 0,31 persen.
Pada Maret 2018 penduduk miskin Papua tercatat sebesar 27,74 persen. Angka ini kemudian turun menjadi 27,43 persen pada September 2018. (DiskominfoPapua)