Gunung Ibu Alami Letusan, Masyarakat di Halmahera Barat Waspada
pada tanggal
13 Januari 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Gunung Ibu yang berada di Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara alami letusan pada Sabtu (12/1) pukul 17.12 WIT. Gunung tersebut saat ini berstatus waspada atau level II. Selanjutnya masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius 2 km dari gunung.
Berdasarkan keterangan tertulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pantaun dari Pos Pengamatan Gunung Ibu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi letusan yakni 800 meter dari puncak kawah.
"Berdasarkan Pos Pengamatan Gunung Ibu PVMBG, tinggi letusan 800 meter dari puncak kawah. Kolom abu vulkanik condong ke arah selatan," kata Sutopo.
Dengan adanya letusan ini status tetap Waspada (level II). Rekomendasi masyarakat dan pendaki tidak boleh melakukan aktivitas di dalam radius 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Masyarakat belum perlu mengungsi karena berada di luar zona berbahaya. Masyarakat telah memahami letusan ini dan tidak panik. Sebab hampir setiap hari terjadi letusan Gunung Ibu.
Sutopo menjelaskan sejak tiga bulan terakhir Gunung Ibu hampir setiap hari meletus. Bahkan pada Kami (10/1) lalu Gunung Ibu meletus sebanyak 80 kali kejadian, guguran 18 kali kejadian dan hembusan 64 kali kejadian.
"Namanya gunung api aktif meski status Waspada dapat meletus setiap saat. Yang penting masyarakat berada di zona aman," katanya.
Menurut Wikipedia, Gunung Ibu adalah gunung stratovolcano yang terletak di barat laut Pulau Halmahera. Puncak gunung merupakan kawah vulkanik.
Pusat kawah memiliki lebar 1 km dan kedalaman 400 m, Sementara bagian luar memiliki lebar 1.2 km. Terdapat banyak kerucut parasit yang terletak di timur laut puncak gunung dan terdapat bagian kecil di bagian barat daya gunung.
Terdapat lelehan lava di bagian barat dataran gunung. Selain itu terdapat kawah-kawah kecil akibat letusan gunung di bagian barat dan utara.
Dalam keterangan, Sutopo juga menyinggung aktivitas Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan adanya penurunan jumlah letusan per harinya.
Pada Sabtu (12/1/2019) pukul 06.00 - 12.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami empat kali letusan. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-100 meter dari puncak kawah.
"PVMBG terus memantau aktivitas gunung api. Masyarakat hendaknya selalu mentaati rekomendasi PVMBG karena PVMBG adalah lembaga resmi yang berwenang memantau dan memberikan peringatan dini terkait aktivitas gunung api di Indonesia," jelasnya. (Albert Batlayeri)
Berdasarkan keterangan tertulis Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, pantaun dari Pos Pengamatan Gunung Ibu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi letusan yakni 800 meter dari puncak kawah.
"Berdasarkan Pos Pengamatan Gunung Ibu PVMBG, tinggi letusan 800 meter dari puncak kawah. Kolom abu vulkanik condong ke arah selatan," kata Sutopo.
Dengan adanya letusan ini status tetap Waspada (level II). Rekomendasi masyarakat dan pendaki tidak boleh melakukan aktivitas di dalam radius 2 km dan perluasan sektoral berjarak 3,5 km ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Masyarakat belum perlu mengungsi karena berada di luar zona berbahaya. Masyarakat telah memahami letusan ini dan tidak panik. Sebab hampir setiap hari terjadi letusan Gunung Ibu.
Sutopo menjelaskan sejak tiga bulan terakhir Gunung Ibu hampir setiap hari meletus. Bahkan pada Kami (10/1) lalu Gunung Ibu meletus sebanyak 80 kali kejadian, guguran 18 kali kejadian dan hembusan 64 kali kejadian.
"Namanya gunung api aktif meski status Waspada dapat meletus setiap saat. Yang penting masyarakat berada di zona aman," katanya.
Menurut Wikipedia, Gunung Ibu adalah gunung stratovolcano yang terletak di barat laut Pulau Halmahera. Puncak gunung merupakan kawah vulkanik.
Pusat kawah memiliki lebar 1 km dan kedalaman 400 m, Sementara bagian luar memiliki lebar 1.2 km. Terdapat banyak kerucut parasit yang terletak di timur laut puncak gunung dan terdapat bagian kecil di bagian barat daya gunung.
Terdapat lelehan lava di bagian barat dataran gunung. Selain itu terdapat kawah-kawah kecil akibat letusan gunung di bagian barat dan utara.
Dalam keterangan, Sutopo juga menyinggung aktivitas Gunung Anak Krakatau terus menunjukkan adanya penurunan jumlah letusan per harinya.
Pada Sabtu (12/1/2019) pukul 06.00 - 12.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami empat kali letusan. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 50-100 meter dari puncak kawah.
"PVMBG terus memantau aktivitas gunung api. Masyarakat hendaknya selalu mentaati rekomendasi PVMBG karena PVMBG adalah lembaga resmi yang berwenang memantau dan memberikan peringatan dini terkait aktivitas gunung api di Indonesia," jelasnya. (Albert Batlayeri)