Kondisi Kerja Wartawan Asing di China di Tahun 2018 Kian Memburuk
pada tanggal
30 Januari 2019
BEIJING, LELEMUKU.COM - Sebuah survei baru terhadap wartawan asing yang bekerja di China mengungkapkan bahwa kondisi kerja memburuk di negara komunis itu pada tahun 2018.
Hampir 50 persen dari 109 anggota paguyuban wartawan asing di China,Foreign Correspondents Club of China (FCCC), yang menanggapi survei mengatakan mereka dimata-matai, sementara lebih dari 90 persen khawatir tentang keamanan ponsel mereka. Hampir seperempat dari responden menyadari bahwa pihak berwenang China melacak mereka dengan menggunakan sistem pengawasan publik.
Banyak tantangan yang dihadapi oleh koresponden asing di Xinjiang, wilayah barat China di mana hingga satu juta warga Uighur dan anggota kelompok-kelompok etnis Muslim lainnya ditahan di kamp-kamp penahanan. FCCC mengatakan 24 dari 27 responden yang melakukan perjalanan ke Xinjiang mengaku telah mengalami gangguan ketika berada di sana, dan 19 di antaranya diminta atau dipaksa untuk menghapus data mereka.
Banyak jurnalis juga mengalami keterlambatan dalam memperbarui visa mereka, dan sebagian lagi memperoleh perpanjangan visa mereka hanya untuk beberapa bulan, sehingga secara efektif memaksa mereka untuk meninggalkan China.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri menolak hasil survei itu, dan mengatakan dalam sebuah jumpa pers harian bahwa laporan itu “tidak layak dikomentari” dan tidak mencerminkan pandangan semua koresponden asing di negara itu. (VOA)
Hampir 50 persen dari 109 anggota paguyuban wartawan asing di China,Foreign Correspondents Club of China (FCCC), yang menanggapi survei mengatakan mereka dimata-matai, sementara lebih dari 90 persen khawatir tentang keamanan ponsel mereka. Hampir seperempat dari responden menyadari bahwa pihak berwenang China melacak mereka dengan menggunakan sistem pengawasan publik.
Banyak tantangan yang dihadapi oleh koresponden asing di Xinjiang, wilayah barat China di mana hingga satu juta warga Uighur dan anggota kelompok-kelompok etnis Muslim lainnya ditahan di kamp-kamp penahanan. FCCC mengatakan 24 dari 27 responden yang melakukan perjalanan ke Xinjiang mengaku telah mengalami gangguan ketika berada di sana, dan 19 di antaranya diminta atau dipaksa untuk menghapus data mereka.
Banyak jurnalis juga mengalami keterlambatan dalam memperbarui visa mereka, dan sebagian lagi memperoleh perpanjangan visa mereka hanya untuk beberapa bulan, sehingga secara efektif memaksa mereka untuk meninggalkan China.
Seorang juru bicara kementerian luar negeri menolak hasil survei itu, dan mengatakan dalam sebuah jumpa pers harian bahwa laporan itu “tidak layak dikomentari” dan tidak mencerminkan pandangan semua koresponden asing di negara itu. (VOA)