Tanah Longsor dan Banjir Tewaskan 8 di Gowa
pada tanggal
23 Januari 2019
MAKASSAR, LELEMUKU.COM - Hujan lebat yang membanjiri sebuah waduk dan mengakibatkan tanah longsor menewaskan sedikitnya delapan orang, dan membuat lebih dari 2.000 lainnya terpaksa mengungsi di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsann, mengatakan, mereka yang tewas termasuk dua bayi yang meninggal karena tenggelam dan seorang pria yang tersengat listrik sewaktu banjir mulai melanda Selasa malam.
Ichsann mengatakan, tim SAR dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang terimbas banjir ke tempat-tempat penampungan sementara yang didirikan di kantor-kantor pemerintah dan masjid-masjid.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, empat orang masih dinyatakan hilang, sementara lebih dari 2000 orang kini berada di tempat-tempat penampungan sementara. BNPB mengatakan, sembilan distrik, termasuk Makassar, terkena banjir.
Tayangan-tayangan televisi dan video diYouTubemenunjukkan, banyak rumah terendam banjir, dan tim SAR, dengan menggunakan perahu, berusaha menyelamatkan orang-orang yang terhanyut banjir
Ichsann mengatakan, para petugas pemantau waduk Bili Bilitidak memiliki cukup waktu mengeluarkan peringatan dini bahwa mereka terpaksa membuka pintu pembuangan untuk mengalirkan air waduk.
“Hujan lebat mengakibatkan waduk kesulitan menampung air yang berlimpah. Kami terpaksa membuka pintu pembuangan untuk mencegah bahaya yang lebih besar. Inilah yang mengakibatkan banjir,” kara Ichsan.
Ia mengatakan, jumlah korban tewas kemungkinan meningkat mengingat usaha pencarian dan pertolongan masih berlangsung di kawasan-kawasan yang terdampak bannjir. (VOA)
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsann, mengatakan, mereka yang tewas termasuk dua bayi yang meninggal karena tenggelam dan seorang pria yang tersengat listrik sewaktu banjir mulai melanda Selasa malam.
Ichsann mengatakan, tim SAR dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang terimbas banjir ke tempat-tempat penampungan sementara yang didirikan di kantor-kantor pemerintah dan masjid-masjid.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, empat orang masih dinyatakan hilang, sementara lebih dari 2000 orang kini berada di tempat-tempat penampungan sementara. BNPB mengatakan, sembilan distrik, termasuk Makassar, terkena banjir.
Tayangan-tayangan televisi dan video diYouTubemenunjukkan, banyak rumah terendam banjir, dan tim SAR, dengan menggunakan perahu, berusaha menyelamatkan orang-orang yang terhanyut banjir
Ichsann mengatakan, para petugas pemantau waduk Bili Bilitidak memiliki cukup waktu mengeluarkan peringatan dini bahwa mereka terpaksa membuka pintu pembuangan untuk mengalirkan air waduk.
“Hujan lebat mengakibatkan waduk kesulitan menampung air yang berlimpah. Kami terpaksa membuka pintu pembuangan untuk mencegah bahaya yang lebih besar. Inilah yang mengakibatkan banjir,” kara Ichsan.
Ia mengatakan, jumlah korban tewas kemungkinan meningkat mengingat usaha pencarian dan pertolongan masih berlangsung di kawasan-kawasan yang terdampak bannjir. (VOA)