TNI Akan Ambil Alih Pembangunan Jembatan di Nduga
pada tanggal
23 Januari 2019
JAYAPURA, LELEMUKU.COM - Kepala Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional XI Jayapura, Provinsi Papua, Osman Marbun menyebut kemungkinan proses pembangunan jembatan di Nduga pasca penembakan yang menewaskan belasan karyawan PT. Istaka Karya Desember 2018 lalu, bakal diambil alih oleh TNI.
Tak sampai disitu, keamanan untuk pembangunan proyek jalan Trans Papua tersebut bakal dikirim dari Mabes TNI. “Intinya untuk pengerjaan jalan Trans Papua di Nduga yang saat ini masuk pada penyelesaian jembatan di Nduga, akan diambil alih oleh Zipur. Hanya saja tenaga ahli tetap dari PT. Istaka Karya dan PT. Brantas Abipraya,” terang dia di Jayapura, kemarin.
Menurut Osman Marbun, kelanjutan pembangunan jembatan pun belum dapat dipastikan kapan pelaksanaannya. Yang pasti, proses pengerjaan baru akan dilaksanakan setelah ada kepastian jaminan keamanan dari pihak berwenang.
“Memang ada rencana awal bakal dilaksanakan pada Februari 2019. Namun kesepakatan pengiriman pekerja belum ada karena kepastian keamanan belum ada juga.”
“Intinya sampai saat ini belum ada aktivitas kerja disana (Nduga). Setelah ada kepastian keamanan baru kami berani mengatakan kapan pekerja bisa diterjunkan kembali bekerja,” terang ia.
Disinggung mengenai beberapa kondisi jalan di Papua, kata dia, jalur-jalur logistik yang sudah aktif seperti jalan Nabire – Enarotali, kendati beberapa ruas mengalami longsor. “Tapi kita sudah lakukan penanganan sebab sejauh ini belum ada keluhan,” tutur ia.
Sementara ruas jalan Jayapura - Sarmi, sambungnya, masih beberapa jembatan yang belum tuntas dikerjakan. Hal ini disebabkan sejumlah jembatan yang dahulu dikerjakan provinsi, sampai ini belum dilanjutkan.
“Makanya, kami harapkan pemerintah setempat bisa teruskan pembangunannya. Sehingga bisa segera difungsikan,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, Osman menyebut sejumlah titik di ruas jalan Jayapura – Wamena yang mengalami kerusakan dan perlu penanganan serius. Kerusakan dikarenakan beban lalu lintas yang sudah tak bisa dibendung serta faktor cuaca (hujan).
“Dari penelusuran kami, saat ini kerusakan ada di kilometer 276, 306, 310 dan 386. Makanya kami terus upayakan perbaikan dengan menambah peralatan. Sebab pada dasarnya, jalan itu belum bisa dilewati walaupun sudah tertembus,” tutupnya. (DiskominfoPapua)
Tak sampai disitu, keamanan untuk pembangunan proyek jalan Trans Papua tersebut bakal dikirim dari Mabes TNI. “Intinya untuk pengerjaan jalan Trans Papua di Nduga yang saat ini masuk pada penyelesaian jembatan di Nduga, akan diambil alih oleh Zipur. Hanya saja tenaga ahli tetap dari PT. Istaka Karya dan PT. Brantas Abipraya,” terang dia di Jayapura, kemarin.
Menurut Osman Marbun, kelanjutan pembangunan jembatan pun belum dapat dipastikan kapan pelaksanaannya. Yang pasti, proses pengerjaan baru akan dilaksanakan setelah ada kepastian jaminan keamanan dari pihak berwenang.
“Memang ada rencana awal bakal dilaksanakan pada Februari 2019. Namun kesepakatan pengiriman pekerja belum ada karena kepastian keamanan belum ada juga.”
“Intinya sampai saat ini belum ada aktivitas kerja disana (Nduga). Setelah ada kepastian keamanan baru kami berani mengatakan kapan pekerja bisa diterjunkan kembali bekerja,” terang ia.
Disinggung mengenai beberapa kondisi jalan di Papua, kata dia, jalur-jalur logistik yang sudah aktif seperti jalan Nabire – Enarotali, kendati beberapa ruas mengalami longsor. “Tapi kita sudah lakukan penanganan sebab sejauh ini belum ada keluhan,” tutur ia.
Sementara ruas jalan Jayapura - Sarmi, sambungnya, masih beberapa jembatan yang belum tuntas dikerjakan. Hal ini disebabkan sejumlah jembatan yang dahulu dikerjakan provinsi, sampai ini belum dilanjutkan.
“Makanya, kami harapkan pemerintah setempat bisa teruskan pembangunannya. Sehingga bisa segera difungsikan,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, Osman menyebut sejumlah titik di ruas jalan Jayapura – Wamena yang mengalami kerusakan dan perlu penanganan serius. Kerusakan dikarenakan beban lalu lintas yang sudah tak bisa dibendung serta faktor cuaca (hujan).
“Dari penelusuran kami, saat ini kerusakan ada di kilometer 276, 306, 310 dan 386. Makanya kami terus upayakan perbaikan dengan menambah peralatan. Sebab pada dasarnya, jalan itu belum bisa dilewati walaupun sudah tertembus,” tutupnya. (DiskominfoPapua)