765 Keluarga di Nusa Tenggara Timur Nikmati LTSHE
pada tanggal
10 Februari 2019
ATAMBUA, LELEMUKU.COM - Banyamin R.T Damera adalah satu dari 765 Kepala Keluarga (KK) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kini bisa beraktivitas di malam hari dengan nyaman berkat hadirnya Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE).
“Sekarang tenang, aktivitas malam kami terang,” seloroh Banyamin sambil membantu petugas memasang LTSHE di atap rumahnya di Desa Maudemu, Lamaknen, Kabupaten Belu, Jumat (4/1).
Sepanjang minggu pertama Februari, Kementerian ESDM melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menyerahkan 765 paket bantuan LTSHE di dua wilayah NTT, yaitu Kabupaten Belu dan Sumba Tengah.
Sebanyak 531 lampu diserahkan secara simbolis kepada masyarakat Desa Umbu Kawolu Kecamatan Umbu Ratu Nggai Barat oleh Deputi Keuangan SKK Migas, Parulian Sitohang.
Sisanya, 234 LTSHE dibagikan kepada masyarakat Desa Maudemu (145 unit) dan Desa Rafae (89 unit), Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu oleh Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, E Widyo Sunaryo.
Tetangga Banyamin, Albertus juga tidak bisa menyembunyikan bahagianya. “Dulu kami masyarakat Dusun Fatubesi (Desa Maudemu) sangat-sangat gelap sekali, banyak masyarakat yang mengatakan kami ini belum merdeka. Kalo ada uang, malam hari terang, kalo tidak ada uang, kami bakar api atau gelap sama sekali. Kadang-kadang susah cari minyak tanah, jadi kami bakar kayu supaya terang waktu makan sama keluarga,” cerita Albertus.
Sebelum ada LTSHE, warga rata-rata menggunakan pelita dengan minyak tanah untuk penerangan. Dalam satu malam, dapat menghabiskan satu botol minyak tanah. Banyak warga yang memilih gelap tanpa penerangan karena daya beli yang sangat terbatas.
Ungkapan kebahagiaan juga disampaikan Stevanus, Kepala Desa Umbu Kawolu, Sumba Tengah. “Jujur kami sampaikan masyarakat Umbu Kawolu bagaikan menemukan telaga di padang pasir, karena sejak nenek moyang tidak ada lampu, apalagi LTSHE seperti ini,” kata Stevanus.
Sementara itu, di Kabupaten Sumba Tengah, pemasangan LTSHE tersebar di 8 (delapan) desa, berada di 4 (empat) kecamatan, yaitu Desa Pondok, Umbu Kawolu, dan Anapalu di Kecamatan Umbu Ratu Nggai; Desa Mata Redi di Kecamatan Katikutana; Desa Praikarokujangga, Lenang Selatan, dan Tanambanas Selatan di Kecamatan Umbu Ratu Nggai; dan Desa Malinjak di Kecamatan Katikutana Selatan.
Semua biaya program LTSHE di Sumba Tengah maupun Belu berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2018. Khusus Provinsi NTT, pada tahun 2018, Ditjen EBTKE telah selesai melaksanakan pendistribusian dan pemasangan LTSHE di 9 Kabupaten/Kota (Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu) dengan jumlah desa sebanyak 52 desa dan 4.293 KK penerima.
Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas masyarakat NTT di malam hari, khususnya untuk belajar anak-anak dan menenun sebagai mata pencaharian masyarakat setempat. (KemenESDM)
“Sekarang tenang, aktivitas malam kami terang,” seloroh Banyamin sambil membantu petugas memasang LTSHE di atap rumahnya di Desa Maudemu, Lamaknen, Kabupaten Belu, Jumat (4/1).
Sepanjang minggu pertama Februari, Kementerian ESDM melalui Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menyerahkan 765 paket bantuan LTSHE di dua wilayah NTT, yaitu Kabupaten Belu dan Sumba Tengah.
Sebanyak 531 lampu diserahkan secara simbolis kepada masyarakat Desa Umbu Kawolu Kecamatan Umbu Ratu Nggai Barat oleh Deputi Keuangan SKK Migas, Parulian Sitohang.
Sisanya, 234 LTSHE dibagikan kepada masyarakat Desa Maudemu (145 unit) dan Desa Rafae (89 unit), Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu oleh Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, E Widyo Sunaryo.
Tetangga Banyamin, Albertus juga tidak bisa menyembunyikan bahagianya. “Dulu kami masyarakat Dusun Fatubesi (Desa Maudemu) sangat-sangat gelap sekali, banyak masyarakat yang mengatakan kami ini belum merdeka. Kalo ada uang, malam hari terang, kalo tidak ada uang, kami bakar api atau gelap sama sekali. Kadang-kadang susah cari minyak tanah, jadi kami bakar kayu supaya terang waktu makan sama keluarga,” cerita Albertus.
Sebelum ada LTSHE, warga rata-rata menggunakan pelita dengan minyak tanah untuk penerangan. Dalam satu malam, dapat menghabiskan satu botol minyak tanah. Banyak warga yang memilih gelap tanpa penerangan karena daya beli yang sangat terbatas.
Ungkapan kebahagiaan juga disampaikan Stevanus, Kepala Desa Umbu Kawolu, Sumba Tengah. “Jujur kami sampaikan masyarakat Umbu Kawolu bagaikan menemukan telaga di padang pasir, karena sejak nenek moyang tidak ada lampu, apalagi LTSHE seperti ini,” kata Stevanus.
Sementara itu, di Kabupaten Sumba Tengah, pemasangan LTSHE tersebar di 8 (delapan) desa, berada di 4 (empat) kecamatan, yaitu Desa Pondok, Umbu Kawolu, dan Anapalu di Kecamatan Umbu Ratu Nggai; Desa Mata Redi di Kecamatan Katikutana; Desa Praikarokujangga, Lenang Selatan, dan Tanambanas Selatan di Kecamatan Umbu Ratu Nggai; dan Desa Malinjak di Kecamatan Katikutana Selatan.
Semua biaya program LTSHE di Sumba Tengah maupun Belu berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2018. Khusus Provinsi NTT, pada tahun 2018, Ditjen EBTKE telah selesai melaksanakan pendistribusian dan pemasangan LTSHE di 9 Kabupaten/Kota (Ende, Flores Timur, Lembata, Alor, Sumba Timur, Sumba Tengah, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Belu) dengan jumlah desa sebanyak 52 desa dan 4.293 KK penerima.
Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas masyarakat NTT di malam hari, khususnya untuk belajar anak-anak dan menenun sebagai mata pencaharian masyarakat setempat. (KemenESDM)