Bekraf Sosialisasi Layanan Satu Pintu di Kota Sorong
pada tanggal
23 Februari 2019
SORONG, LELEMUKU.COM - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melaksanakan sosialisasi layanan Satu Pintu di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat. Hal ini sebagai upaya penyebaran informasi layanan fasilitasi bantuan Bekraf guna mendukung kegiatan dan kebutuhan pelaku ekonomi kreatif.
Satu Pintu merupakan sebuah mekanisme seleksi proposal pendukungan kegiatan ekonomi kreatif melalui sistem dalam jaringan (daring) atau online. Sistem ini mengadopsi PMK tentang bantuan pemerintah dengan strategi bottom-up sehingga dapat menjangkau siapa saja dan dimana saja.
Oleh karena itu, program ini membuat proses pengajuan fasilitasi dan bantuan lebih efisien, transparan, akuntabel, dan tepat sasasaran. Hal ini karena pengajuan dilakukan secara online dengan mengunggah dan memantau proses melalui satupintu.bekraf.go.id.
Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah, Endah Wahyu Sulistianti, menyampaikan berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), arah kebijakan Bekraf difokuskan untuk Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, Sorong menjadi salah satu kota yang dipilih sebagai lokasi pelaksanaan Sosialisasi Satu Pintu. Apalagi banyak potensi kreativitas lokal yang bisa dikembangkan
“Melalui kegiatan ini diharapkan pelaku ekonomi kreatif di Sorong dapat berkontribusi dan menjadi bagian dari jejaring ekonomi kreatif Indonesia,” ungkap Endah dalam sambutannya membuka Sosialisasi Satu Pintu di Swiss Belhotel Sorong, Rabu (20/2).
Pada kesempatan tersebut dijelaskan mengenai alur Satu Pintu mulai dari pengajuan proposal, seleksi administrasi, kurasi oleh asesor, hingga keputusan pemberian pendukungan yang didapatkan melalui rapat gabungan. Selain itu, disampaikan pula mengenai persyaratan administrasi hingga teknis kegiatan yang harus sesuai dengan tugas dan fungsi Bekraf.
Hadir selaku pembicara pada acara tersebut adalah Direktur Hubungan Antarlembaga Dalam Negeri, Hassan Abud; Seniman Pantomim, Septian Dwi Cahyo; Koreografer, Serraimere Boogie Yasson Koirewoa; serta Koreografer dan Sutradara, Prof. Sardono W. Kusumo. Septian Dwi Cahyo berbagi pengalaman saat menerima travel grant untuk mengikuti Tokyo Pantomime Festival 2018.
“Sebagai seniman, saya merasa segan untuk berurusan dengan birokrasi dan merasa repot untuk membuat proposal. Namun ternyata tidak terlalu rumit karena setelah submit proposal, ada pemberitahuan untuk audiensi dengan Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri Bekraf dan dinyatakan didukung. Saya merasa sangat bersyukur karena fasilitasi Bekraf ternyata tidak hanya untuk komunitas dan pemerintah tapi juga perorangan,” jelasnya. (Bekraf)
Satu Pintu merupakan sebuah mekanisme seleksi proposal pendukungan kegiatan ekonomi kreatif melalui sistem dalam jaringan (daring) atau online. Sistem ini mengadopsi PMK tentang bantuan pemerintah dengan strategi bottom-up sehingga dapat menjangkau siapa saja dan dimana saja.
Oleh karena itu, program ini membuat proses pengajuan fasilitasi dan bantuan lebih efisien, transparan, akuntabel, dan tepat sasasaran. Hal ini karena pengajuan dilakukan secara online dengan mengunggah dan memantau proses melalui satupintu.bekraf.go.id.
Deputi Hubungan Antarlembaga dan Wilayah, Endah Wahyu Sulistianti, menyampaikan berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS), arah kebijakan Bekraf difokuskan untuk Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, Sorong menjadi salah satu kota yang dipilih sebagai lokasi pelaksanaan Sosialisasi Satu Pintu. Apalagi banyak potensi kreativitas lokal yang bisa dikembangkan
“Melalui kegiatan ini diharapkan pelaku ekonomi kreatif di Sorong dapat berkontribusi dan menjadi bagian dari jejaring ekonomi kreatif Indonesia,” ungkap Endah dalam sambutannya membuka Sosialisasi Satu Pintu di Swiss Belhotel Sorong, Rabu (20/2).
Pada kesempatan tersebut dijelaskan mengenai alur Satu Pintu mulai dari pengajuan proposal, seleksi administrasi, kurasi oleh asesor, hingga keputusan pemberian pendukungan yang didapatkan melalui rapat gabungan. Selain itu, disampaikan pula mengenai persyaratan administrasi hingga teknis kegiatan yang harus sesuai dengan tugas dan fungsi Bekraf.
Hadir selaku pembicara pada acara tersebut adalah Direktur Hubungan Antarlembaga Dalam Negeri, Hassan Abud; Seniman Pantomim, Septian Dwi Cahyo; Koreografer, Serraimere Boogie Yasson Koirewoa; serta Koreografer dan Sutradara, Prof. Sardono W. Kusumo. Septian Dwi Cahyo berbagi pengalaman saat menerima travel grant untuk mengikuti Tokyo Pantomime Festival 2018.
“Sebagai seniman, saya merasa segan untuk berurusan dengan birokrasi dan merasa repot untuk membuat proposal. Namun ternyata tidak terlalu rumit karena setelah submit proposal, ada pemberitahuan untuk audiensi dengan Direktur Hubungan Antarlembaga Luar Negeri Bekraf dan dinyatakan didukung. Saya merasa sangat bersyukur karena fasilitasi Bekraf ternyata tidak hanya untuk komunitas dan pemerintah tapi juga perorangan,” jelasnya. (Bekraf)