Calonkan Putri Sebagai PM Thailand, Parpol Thai Raksa Chart Diusulkan Dibubarkan
pada tanggal
14 Februari 2019
BANGKOK, LELEMUKU.COM - Mahkamah Konstitusi Thailand telah mengukuhkan menerima rekomendasi dari Komisi Pemilu untuk membubarkan Thai Raksa Chart, satu dari 45 partai yang bersaing dalam pemilu 24 Maret.
Mahkamah itu mengatakan akan mempertimbangkan, Kamis, apakah akan secara resmi menerima rekomendasi itu sehingga kemudian bisa mengeluarkan keputusan.
Komisi itu merekomendasikan agar partai tersebut dibubarkan karena mencalonkan Putri Ubolratana Mahidol sebagai kandidat perdana menteri.
Pengajuan Ubolratana sebagai kandidat perdana menteri sebetulnya diajukan partai itu tanggal 8 Februari lalu. Beberapa jam kemudian saudara putri itu, RajaMaha Vajiralongkorn, menyatakan langkah itu tidak pantas dan tidak konstitusional.
Ubolratana yang berusia 67 tahun melepaskan gelarnya pada 1972 ketika menikahi seorang warga negara Amerika, yang kemudian dicerainya. Namun raja Thailand menganggap Ubolratana tetap sebagai anggota keluarga kerajaan,
Partai Thai Raksa Chart menyatakan patuh pada keputusan raja, namun para pesaing partai itu bersikeras mengajukan usulan pembubaran terkait gagasan yang tidak biasa tersebut.
Thai Raksa Chart, sebelumnya Rabu, menyatakan akan meminta Komisi Pemilu mendengarkan pembelaan mereka terlebih dahulu setelah terbetik kabar komisi itu akan segera mengajukan rekomendasi pembubaran partai itu ke Mahkamah Konstitusi. (VOA)
Mahkamah itu mengatakan akan mempertimbangkan, Kamis, apakah akan secara resmi menerima rekomendasi itu sehingga kemudian bisa mengeluarkan keputusan.
Komisi itu merekomendasikan agar partai tersebut dibubarkan karena mencalonkan Putri Ubolratana Mahidol sebagai kandidat perdana menteri.
Pengajuan Ubolratana sebagai kandidat perdana menteri sebetulnya diajukan partai itu tanggal 8 Februari lalu. Beberapa jam kemudian saudara putri itu, RajaMaha Vajiralongkorn, menyatakan langkah itu tidak pantas dan tidak konstitusional.
Ubolratana yang berusia 67 tahun melepaskan gelarnya pada 1972 ketika menikahi seorang warga negara Amerika, yang kemudian dicerainya. Namun raja Thailand menganggap Ubolratana tetap sebagai anggota keluarga kerajaan,
Partai Thai Raksa Chart menyatakan patuh pada keputusan raja, namun para pesaing partai itu bersikeras mengajukan usulan pembubaran terkait gagasan yang tidak biasa tersebut.
Thai Raksa Chart, sebelumnya Rabu, menyatakan akan meminta Komisi Pemilu mendengarkan pembelaan mereka terlebih dahulu setelah terbetik kabar komisi itu akan segera mengajukan rekomendasi pembubaran partai itu ke Mahkamah Konstitusi. (VOA)