Gunung Agung Alami Erupsi, Masyarakat Karangasem Waspada
pada tanggal
15 Februari 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, pada Kamis (14/2) pukul 04.34 WITA, terdeteksi mengalami erupsi namun tinggi kolom abu tidak teramati.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi lebih kurang 3 menit 40 detik, serta teramati sinar api dari CCTV di Bukit Asah,” bunyi siaran pers yang dirilis Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/2) pagi.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, saat ini aktivitas Gunung Agung berada pada Status Level III (SIAGA). Untuk itu, masyarakat diimbau PVMBG merekomendasikan agar tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Prakiraan Bahaya, yakni di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung.
“Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, maupun wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung,” kata Kepala PVMBG Kasbani.
Ia menegaskan, Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
Kasbani juga mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi bahaya berupa aliran lahar hujan.
“Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung,” ujar Kasbani. (KemenESDM/Setkab)
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi lebih kurang 3 menit 40 detik, serta teramati sinar api dari CCTV di Bukit Asah,” bunyi siaran pers yang dirilis Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (14/2) pagi.
Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, saat ini aktivitas Gunung Agung berada pada Status Level III (SIAGA). Untuk itu, masyarakat diimbau PVMBG merekomendasikan agar tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Prakiraan Bahaya, yakni di seluruh area di dalam radius 4 kilometer dari Kawah Puncak Gunung Agung.
“Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki, pengunjung, maupun wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian, dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung,” kata Kepala PVMBG Kasbani.
Ia menegaskan, Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual/terbaru.
Kasbani juga mengimbau masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi bahaya berupa aliran lahar hujan.
“Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung,” ujar Kasbani. (KemenESDM/Setkab)