Implementasi SPAB di Sekolah Rawan Bencana, BNPB Gandeng Pramuka
pada tanggal
11 Februari 2019
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Semakin banyaknya bencana yang terjadi di Indonesia telah menimbulkan korban pada anak-anak dan kerusakan pada sekolah. Pada tahun 2018 gempa Lombok telah menyebabkan 1.171 sekolah rusak dan 218.224 siswa terdampak. Sementara itu, Gempa dan Tsunami Palu menyebabkan 1.299 sekolah rusak dan 262.579 siswa terdampak.
Berdasarkan kondisi tersebut Presiden RI, Joko Widodo, pada tanggal 2 Februari 2019 memberikan arahan untuk meningkatkan edukasi kebencanaan di daerah rawan bencana melalui guru, masyarakat, dan pemuka agama. Edukasi kebencanaan diperlukan sebagai bekal agar peserta siap dan memiliki kapasitas menghadapi bencana.
Menindaklajuti arahan tersebut, BNPB bersama Kemdikbud, Kwarnas Pramuka, dan perwakilan dari NGO melaksanakan rapat koordinasi untuk implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada tanggal 7-8 Februari 2019 di Hotel Milenium, Jakarta. Rapat ini bertujuan untuk mendiskusikan konsep implementasi SPAB melalui gerakan Pramuka ke seluruh sekolah di daerah rawan bencana.
Kemitraan dengan pramuka merupakan langkah yang sangat strategis untuk membuat kegiatan pendidikan kebencanaan ini menjadi masif dan cepat dilakukan. Kegiatan tersebut merupakan langkah konkrit dari penandatangan MoU antara BNPB dan Kwarnas Gerakan Pramuka yang diselenggarakan pada tanggal 25 Januari 2019 lalu di Sentul, Bogor.
Hasil dari pertemuan ini adalah: Draft 1 Buku Saku Pramuka Siaga Bencana untuk Kelompok Siaga, Penggalang, dan Penegak; Draft Modul Bimbingan Teknis Pembina Pramuka untuk implementasi SPAB; dan Model monitoring dan evaluasi sistem informasi implementasi SPAB
Di samping itu, ke depan diperlukan kerjasama dan perluasan jejaring dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan NGO/INGO sebagai upaya sinergitas dan percepatan jumlah implementasi SPAB di daerah bencana. (BNPB)
Berdasarkan kondisi tersebut Presiden RI, Joko Widodo, pada tanggal 2 Februari 2019 memberikan arahan untuk meningkatkan edukasi kebencanaan di daerah rawan bencana melalui guru, masyarakat, dan pemuka agama. Edukasi kebencanaan diperlukan sebagai bekal agar peserta siap dan memiliki kapasitas menghadapi bencana.
Menindaklajuti arahan tersebut, BNPB bersama Kemdikbud, Kwarnas Pramuka, dan perwakilan dari NGO melaksanakan rapat koordinasi untuk implementasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) pada tanggal 7-8 Februari 2019 di Hotel Milenium, Jakarta. Rapat ini bertujuan untuk mendiskusikan konsep implementasi SPAB melalui gerakan Pramuka ke seluruh sekolah di daerah rawan bencana.
Kemitraan dengan pramuka merupakan langkah yang sangat strategis untuk membuat kegiatan pendidikan kebencanaan ini menjadi masif dan cepat dilakukan. Kegiatan tersebut merupakan langkah konkrit dari penandatangan MoU antara BNPB dan Kwarnas Gerakan Pramuka yang diselenggarakan pada tanggal 25 Januari 2019 lalu di Sentul, Bogor.
Hasil dari pertemuan ini adalah: Draft 1 Buku Saku Pramuka Siaga Bencana untuk Kelompok Siaga, Penggalang, dan Penegak; Draft Modul Bimbingan Teknis Pembina Pramuka untuk implementasi SPAB; dan Model monitoring dan evaluasi sistem informasi implementasi SPAB
Di samping itu, ke depan diperlukan kerjasama dan perluasan jejaring dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan NGO/INGO sebagai upaya sinergitas dan percepatan jumlah implementasi SPAB di daerah bencana. (BNPB)